29/08/13

Pahlawan Kebersihan

Pernah gak berpikir dan memperhatikan profesi yang satu ini.....
Mungkin sebagian besar hanya menganggapnya angin lalu dan lebih memilih menghindar sambil menutup hidungnya karena bau yang ditimbulkan.

Coba telaah dan berpikir andai tidak ada orang-orang seperti mereka, baik jalanan maupun lingkungan kita ini menjadi seperti apa coba sedangkan kita hanya bisa mengeluh dan mengumpat tanpa ada tindakan nyata. Yang pasti di sepanjang jalan yang kita lalui membuat ke tidak nyamanan karena bau dari sampah-sampah yang berserakan di pinggir-pinggir jalan. Boro-boro ikut gotong royong, saat jalan untuk teman perjalanan memakan perpen atau menenggak minuman dingin, tisu atau pun bungkus asal lempar saja tanpa ada keinginan untuk mencari tempat sampah terdekat, jika belum menemukan tempat sampah juga tidak ada inisiatif untuk mengantongi atau menggenggamnya hingga menemukan tempat sampah. Hanya orang-orang kalangan minoritas yang mengetahui apa itu kebersihan dan semoga Anda menjadi salah satu golongan minoritas tersebut.

Sampai sekarang saja aku belum pernah menemukan seorang pemuda yang tegap yang kuat memilih profesi seperti ini. Gengsi inilah yang terjadi, dianggapnya pekerjaan ini sebagai pekerjaan jorok dan lebih memilih nganggur daripada harus angkut-angkut sampah. Coba deh perhatikan para pahlawan kebersihan sebagian besar dilakukan oleh orang-orang tua, ini karena mereka lebih memikirkan bagaimana pulang membawa uang untuk anak, istri dan cucunya dirumah daripada mengedepankan gengsi tapi tidak untuk anak muda jaman sekarang. Ada juga seorang pensiunan, karena sudah terbiasa bekerja dan prihatin makanya saat pensiun tiba malah bingung karena tidak melakukan apa-apa dan mereka tidak betah jika hanya duduk-duduk saja dirumah makanya lebih memilih melakukan bekerja seadanya lumayan juga bisa menambah-nambah uang belanja.

Oh iya aku pernah nanya seorang mahasiswa jurusan hukum di sebuah pergururuan tinggi di Jakarta waktu ibu sedang melakukan aksi demo yang mengatasnamakan rakyat mendesak pemerintah untuk menurunkan harga sembako.
Aku     : "Rakyat mana yang kamu wakili aspirasinya... "
Dia      : "Aku hanya ikut-ikutan teman enggak tau mereka itu ngapain demo belum tentu mereka juga punya solusi mengatasinya, paling cuma seru-seruan ikut teman".
Aku     : "Apa rencana kamu kedepan..."
Dia   : "Nanti jika aku sudah menjadi pengacara aku tidak akan korupsi dan membela rakyat yang membutuhkan bantuan dengan sukarela tanpa menuntut bayaran".
Aku    : "Lalu hingga detik ini tindakan nyata apa yang sudah kamu lakukan untuk masyarakat,"
Dia     : "ya belum ada, nanti jika sudah lulus bakal mengabdi pada masyarakat".
Aku   : "Mengapa kamu gak melakukan tindakan nyata dengan terjun langsung ke masyarakat sekarang juga, bisa kan kamu melakukan bersih sungai dengan teman-teman atau apalah yang bisa menyehatkan dan membuka mata masyarakat tentang lingkungan. "
Dia    : "Aku harus bersihin sungai..., yang benar saja disungai kan kotor lagian nanti jika ada teman yang tau gimana..."
Aku   : "Kenapa kamu malu ya....?"
Dia    : "Bukannya malu tapi nanti jika ada yang kenal tau, gengsi lah tar malah diketawain dan jadi omongan banyak orang, enggak ah"

Nah inilah satu bukti walau hanya satu orang namun bisa menjadi gambaran bagaimana anakmuda jaman sekarang (termasuk aku). Kadang miris juga melihat sungai yang dialiri sampah dan orang-orang yang membuang sampah asal lempar namun apa yang bisa aku lakukan, untuk membersihkannya pun bingung dan percuma karena dibersihkan besoknya akan ada sampah baru. Belum adanya kesadaran sepenuhnya dari masyarakat inilah yang membuat kebersihan menjadi hal mahal di negeri ini.

Walau belum mampu untuk membersihkan lingkungan namun kesadaranku tentang sampah sudah lumayan kok, tiap pergi dari bungkus permen ataupun botol minuman selalu dengan bangganya bisa bertemu dengan tong sampah jika tidak ada ya nyalip di tas sampai di rumah atau di tempat peristirahatan sampai bisa bertemu tempat sampah, kadang sampai bungkus permen kosong abadi ada di tas dan baru ketahuan jika ada sampah saat bersih-bersih tas. hehehehhe...., seenggaknya aku masih bisa ikut donk menjadi golongan minoritas.

Aku tak mau menjadi golongan mayoritas ingin ikut golongan minoritas aja, yang menciptakan tran bukan sebagai poengekor yang sudah ada.(L)


Dari Hatiku

Tuhan aku tak minta banyak hanya saja semoga engkau selalu menyertaiku dimanapun aku berada dan membimbingku agar aku selalu berada di jalanmu,
tempalah aku agar aku tak hanya kuat namun juga menjadi indah / elok / cantik dan berguna bagi orang lain


Tuhan kasihMU adalah abadi tak pernah menuntut, tak bersyarat, tak pendendam, pemaaf, tak lekang oleh waktu. 


Engkaulah teman sejati dalam hidup ini, selalu ada saat aku butuhkan, tak pernah bosan mendengarkan segala keluh kesah bahkan Engkau memberikan lebih dan lebih dari yang seharusnya aku dapatkan.


28/08/13

Segarnya Rujak Es Krim


Rujak es krim, mungkin untuk sebagian orang kedengaran aneh namun coba kesegaran dan kenikmatan rasanya yang menyegarkan di siang hari. Rekomendasi untuk di coba deh. Walau hanya makanan pinggir jalan dengan harga murah meriah namun soal rasa boleh diadu, meskipun soal kebersihan dan rasa terhantung masing-masing penjual namun warung yang satu ini tidak perlu diragukan untuk masalah kebersihan percaya deh denganku karena aku juga orang yang sensitif soal kebersihan makanan, tenggorokanku tak bisa di bohongi.

Seperti rujak kebanyakan yang menggunakan bahan beraneka macam buah segar, hanya saja yang satu ini penyajiannya diserut dan diletakkan di wadah gelas yang terbuat dari plastik jadi tidak merepotkan jika mau dibawa pulang namun bila dimakan di tempat tentu saja ditaruh di piring kecil. Bumbu yang digunakan juga seperti rujak kebanyakan gak ada bedanya tinggal riques maupedes, sedang atau enggak pedas sama sekali akan disesuaikan oleh penjualnya. 

Rujak yang di atasnya di taruh es krim, saat es mulai lumer akan menyatu dengan bumbunya bisa juga saat mau memakannya antara rujak dan es krim di aduk hingga menyatu, Kalau masalah bagaimana memakan itu terserah bagaimana enaknya menikmati sajalah. Perpaduan bumbu rujak yang manis dan pedas akan berkolaborasi dengan rasa asam dari buah dan dinginnya es krim menjadikan suasana panas namun dingin di tenggorokan. Nyam... nyam..., nyaaaam..... wuenak.

Walau hanya berjualan dengan menggunakan gerobak yang mangkal di tepi jalan namun pembeli antrinya antri, dari bapaknya datang hingga sore selalu saja tak pernah sepi pembeli. Selain enak rujak yang dijual juga diramu saat pembeli datang jadi permintaan pembeli yang berbeda-beda dapat dilayani dengan tepat. Kadang saat beli sebel juga denger permintaan pembeli yang lain yang aneh-aneh, bayangin saja jika 1 orang beli lima bungkus tapi beda-beda ada yang ga pake timun, es krim dipisah, enggak pedas, pedar buanget haaah ampun deh ribet banget ya. Namun si bapak penjual juga santai dan melayani tiap reques pembeli dengan baik tanpa ada keluhan.

Bagi yang berdomisili Semarang atau sedang berkunjung ke kota Lompia ini dan mau mencoba kuliner yang satu ini silahkan mengarahkan tujuan ke RS elizabeth Semarang, si bapak penjual es krim ini mangkal dikawasan sana tepatnya di dekat parkir roda dua, sebelahan dengan penjual siomai dan cilok. Ingat ya yang pake gerobak beratap karena sederet juga ada yang jual rujak kupas tanpa es krim. (L)


25/08/13

Kebersamaan Saat Lebaran

Lebaran tiba ada tradisi unik saatlebaran tiba iyalah mudik, segala masyarakat dari berbagai kalangan yang awalnya meninggalkan kampung halaman untuk merantau atau menetap di kota lain akan meninggalkan segala aktifitasnya untuk mudik ke kampung halaman. Mudik menjadi ajang berkumpul bersama keluarga besar, mungkin karena libur di hari raya ini lumayan panjang sehingga mereka tidak kecapean di jalan namun juga harus mengalami pusingnya kemacetan dan berdesak-desakan saat mudik. Setelah kakek ku meninggal tradisi mudik hanya dilakukan oleh bapak kadang dengan adek atau denganku dan itu juga untuk nyekar ke makam orangtua bapak yang keduanya sudah meninggal. Bapak mudik satu hari setelah lebaran karena biasanya pas di hari lebaran banyak tetangga yang datang ke rumah jadi tidak mungkin untuk ditinggal pergi (pastinya orang-orang yang datang akan mengabsen siapa anggota keluarga yang gak ada, bisa capek jawab donk). Walaupun di desa masih ada sodara-sodara kandung bapak namun mereka tidak merayakan lebaran karena seluruh sodara bapak beragama Katolik, jadi tradisi dari keluarga bapak saat lebaran dan natal. Meski tidak merayakan, berada di rumah bu dhe capek juga salaman karena tetangga yang datang untuk halal bihalal datang silih berganti tak putus-putus. Ya karena keluarga bu dhe juga salah satu orang yang disegani jadi hampir satu desa hilir mudik bergantian datang ke rumah. Tradisi yang masih terjaga meskipun jaman sudah berubah, dan satu ciri orang-orang desa yaitu antar tetangga rukun dan saling mengenal bahkan orang-orang di kampung sebelahpun masih pada kenal nah inilah yang tidak dijumpai di kota apalagi di perumahan-perumahan elit.

Seperti tradisi lebaran di tahun sebelumnya setelah menjamu tetangga dan sodara yang datang ke rumah untuk halal-bihalal, aku, ade dan ibu pergi ke rumah bu dhe kakak kandung ibu (kebetulan ibu hanya dua bersodara) yang tinggal tidak begitu jauh dari rumah. Di rumah bu dhe sungguh meriah karena budhe anak dan cucunya banyak, bahkan bu dhe sudah punya cicit dari cucunya yang pertama (biasa nikah muda). Rameee... apalagi keluarga bu dhe pada cerewet semua aaah jadi pusing dah dengernya pada ngoceh semua sampe bingung mau dengerin yang mana.

Ini dia yang unik setiap lebaran keluarga bu dhe selalu merencanakan piknik pergi jalan-jalan, entah ke laut, mancing, makan atau apa sajalah yang jelas pergi bareng-bareng. Tak kecuali lebaran kali ini, karena jumlah keluarga yang banyak jika menggunakan mobil tidak cukup makanya biasanya menyewa angkutan umum agar muat banyak dan ngirit biaya juga. Jangan tanya kalau jalan-jalan aku pastinya tak pernah absen tentunya ibu juga ikut, namun kali ini adeku yang cewek dan putra juga ikut, yaa tujuan awal adeku cuma ingin ngajak muter-muter putra seh sebenarnya. Ibu ikut rombongan bu dhe naik mobil sewaan sedangkan aku adeku dan putra boncengan naik motor, ada juga yang menggunakan motor karena mobilnya tidak cukup terlalu banyak anak kecil. Kali ini tujuannya ke Goa Kreo, jalan tidak sepadat tahun kemaren dan ternyata sebelum singgah ke tujuan awal kita pergi ke tempat pemancingan Sikopek yang terletak di Gunung Pati Semarang.

Kolam Renang
Jalan yang naik turun dan sempit, melewati hutan-hutan dan desa yang masih asli, akhirnya sampe juga ke tempat pemancingan Barokah Sikopek. Wooow pengunjungnya bejubel bahkan tempat yang buat mancing pun seakan tak ada sela penuh sesak apalagi tempat untuk memesan makanan antri panjang buanget. Hadah mau makan ikan saja kaya antri sembako, karena tujuan kita kesini bukan untuk makan makanya tak perlu antri cukub beli tiket masuk ke wahana permainan unuknya disini beli tiketnya tak sesuai jumlah yang ikut, nah kan bingung....???!! inilah uniknya tiket langsung di kasihkan penjaga dan kita semua bisa masuk tangan mendapatkan cap tanda masuk tanpa halangan. Di wahana permainan sama saja penuh sesak seperti di area pemancingan langsung saja cari tempat yang teduh dan tikarpun di gelar. Anak-anak langsung berkeliaran menuju wahana yang mereka suka sedangkan yang lain duduk-duduk berbincang-bincang sambil makan bekal yang dibawa.  


Wah sungguh menggelikan dan pastinya kalian gak akan mengira bekal apasaja yang dibawa. Kalau tahun lalu bekal yang dibawa nasi opor dan jajan lebaran, kali ini kita membawa satu karton pop mie, lalu masaknya bagaimana......??? tenang saja karena 3 termos air panas tak ketinggalan. Hahahaha...., itu bukan seberapa karena masih ada beberapa macam roti, air sirup dalam galon kecil, es batu wah pokoknya komplit dan di jamin kagak bakalan kelaparan deh pergi sama mereka. Kalian bingung ya bawanya bagaimana....??! tenang saja karena semuanya ditaru dalam tas belanja kepasar punya ibu-ibu. Coba deh bayangin bagaimana rempongnya membawa makanan dengan pasukan yang sebegitu banyaknya apalagi anak-anaknya sudah diatur pula. Malah saat acara makan tiba air panasnya kurang sehingga mesti beli dulu deh, dan satu demi satu mie dibuat kalau ngumpul begini makan apasaja berasa enak. Mie satu dos pun habis tak tersisa bahkan ada yang gak kebagian.

Disinilah keseruan itu muncul, kebersamaan yang sangat jarang bisa dijumpai. Melupakan segala aktifitas untuk bercanda bersama keluarga dan kerabat menjadi hal yang sangat berharga. Walaupun rumahku dan bu dhe tidak begitu jauh tapi aku juga jarang maen kesana dan mereka juga jarang main kerumah aku. Hanya ibu saja yang sering main kesana, itu juga mampir saat belanja kalo ga ya pak dhe yang main ke rumah dan ngobrol-ngobrol dengan bapak. Bu dhe juga sudah sakit-sakitan dan kepayahan untuk jalan jauh.

Kebersamaan membuat cerita tersendiri dan menjadikan semuanya berarti. Kebahagiaan itu sederhana dan juga kita sendiri yang buat, jadi buatlah memori kebahagiaan sepanjang hidup kita jangan hidup hanya diisi dengan galau ya. Bersyukur dengan apa yang ada walau itu tak mudah namun jika belajar membiasakan semuanya akan mengalir dengan sendirinya, dan aku sudah buktikan itu walau masih belajar tapi dampaknya sangat luar biasa. Hidup adalah belajar jadi jangan pernah berhenti ya. (L)


Maaf lahir batin yaa.... salam 


24/08/13

Tisu dan Angka

Hari ini patner kerjaku ada keperluan jadi dia tukeran jam dengan yang shift pagi, agak canggung juga seh karena dia cowok dan memang aku tidak begitu dekat dengan dia. mau ngajak ngobrol tapi bingung cari bahan obrolan yaah paling cuma ngobrol sebentar-sebentar dan daripada bengong saat ada teman lain yang mulai beraksi membuka lapak bermain sulap aku ikut nimbrung mau tau bagaimana mendapatkan nomor-nomor itu dengan menggunakan media tisu. Ssssssttt...., jangan berisik dan perlu diperhatikan bagi teman-teman yang singgah disini DILARANG MENIRU karena memang bukan ajaran yang baik tar dimarahi ibu guru. Bingung ya..., sabar donk, orang sabar tambah cakep.

Sambil melihat prosesi, ada banyak pertanyaan yang aku tanyakan untuk menjawab semua rasa penasaranku selama ini, aku beri ringkasan ceritanya saja ya... 

Tisu yang baru saja diambil dari sebuah ruangan yang sepi dan jarang dimasuki orang itu satu demi satu dibuka. Dengan santai penuh kesabaran tisu yang berbentuk seperti kue semprong ini dibuka dari lipatan.


Di dalam lipatan tisu yang sudah diisi kertas kecil dan ditulisi angka-angka ditaruh di dalam sedotan (seperti kocokan ibu-ibu arisan) dilihat apakah kertasnya keluar atau enggak. Kalau seperti gambar diatas ini sedotannya tidak keluar, tidak ada hasil jadi langsung saja tisu digulung lagi seperti semula.

Ada 40 tisu yang digunakan dan semuanya sudah ditulisi angka berdasarkan urutan tapi seperti apa tulisan-tulisan yang ada di dalam itu menjadi rahasia aja ya daripada nanti malah jadi heboh, tapi kalau ada yang ingin tau mendingan tidak usah saja ya hahahaha..... *biarin dibilang pelit, weeeeek...

Nah ini dia kertas yang ditunggu-tunggu. Awalnya juga heran dan sedikit bingung kirain kertas yang keluar itu maksudnya kertas yang lepas dari dalam sedotan ternyata bukan. Kertas yang ada di dalam sedotan yang ditaruh ditengah lipatan tisu dan digulung ini saat dibuka ternyata sedotan berada di luar lipatan yang berbentuk segitiga dari tisu.

Lihat denga teliti contoh gambar nomor 2 sedotannya ada di dalam lipatan tisu bukan...., lalu lihat gambar ini sedotan ada di luar tisu... ini bukan rekayasa dan dibuat-buat. Nah disitulah kebengonganku dimulai. "kok bisa berubah, sedotan yang awalnya ada di dalam menjadi ada di luar, aneh bin ajaib..." Masih mengamati tiap lembar tisu yang di buka karena rasa gak percaya dan bengong jangan-jangan ini hanya akal-akalan saja tapi saat satu persatu tisu dibuka benar saja yang keluar tulisannya beda-beda. Ada beberapa kertas yang keluar (bukan di posisi awal).

Hahahaha..., karena lubang sedotan kecil sedangkan jari yang membuka gede-gede makanya membutuhkan alat untuk membantu agar kertas di dalam sedotan mau keluar. *Berhasil berhasil berhasil... horeeee

Ini dia nomor yang keluar...., sama kan seperti kocokan arisan cuma bedanya pada di tulisannya saja. Kalau masalah tulisan tergantung kebutuhan dan acara juga lah, masa iya seh kocokan arisan ada yang salah acara bisa diketawain kucing donk aah.

Gulungan tisu yang sudah dibuka untuk dilihat ada kertas yang keluar apa enggak lalu dirapikan kembali untuk dilihat hari berikutnya.

Ini dia rekap angka-angka yang di dapat, katanya tinggal mengolah tapi diolah seperti apa kagak ngerti dah. Kalau ngolah ayam aku tau mau di goreng apa di bumbu apa saja enak, asal tau bumbu dan bisa masaknya nyamiiiii....

Agar tidak berantakan dan hilang gulungan tisu yang di dalamnya ada kertasnya ini diikat menjadi satu dan ditaruh lagi ke tempat sepi. Tapi saat aku tanya apa ada jampe-jampenya jawabnya, "kasih tau ga yaaa....???!!" wkakaka.... kalau yang ini hanya yang punya saja yang tau dan media hanya digunakan hanya 2-3 kali setelah itu buat yang baru lagi.
Tapi beneran sampai saat ini aku masih bingung, kok bisa ya kertasnya keluar sendiri......?????


NB:
Ingat dilarang keras meniru adegan diatas, coretan ini aku buat hanya sekedar menuangkan rasa penasaran yang belum terjawab. Anggap ini sebuah sulap dan hanya penemunya saja yang bisa menggunakannya dan dilarang keras mengutip apalagi mengikuti, cukup membaca dan menyimak sebagai bahan bacaan semata tidak lebih.


23/08/13

Belajar dari Si kecil

Sejak ayahnya meninggal Putra tidak mau makan, dipaksa seperti apa pun selalu saja bilang nanti dan enggak mau. Memang Putra masih kecil (6 tahun) namun pemikirannya sudah melebihi usianya sendiri, dia tidak menangis hanya saja memendam segalanya dalam hati. Dia tau  jika ayahnya sudah meninggal namun yang ada dalam pikirannya sebuah ketakutan, nanti mau bagaimana..., aku gimana...., blablabla.... walau tak sepenuhnya paham namun aku mengerti kehawatirannya. Dia seorang anak yang pintar berpikirnya bukan untuk hari ini saja namun juga hari esok dan semuanya akan dia pikirkan hingga hal tersulit dan belum tentu terjadi sekalipun namun dia juga punya rasa trauma dan rasa takut yang tinggi. Dengan kejadian ini seakan ada perang batin yang bergejolak dalam dirinya, dia takut kedepannya bagaimana namun dia juga harus menjalani lalu bagaimana...., inilah yang membuat putra enggan makan karena segala masalah yang ada membuatnya kenyang.

Tumben-tumbenan hingga siang putra belum mandi padahal hari-hari biasanya dia paling rajin mandi kadang belum waktunya mandi saja sudah ribut ingin mandi, ternyata memang putra tidak mau dimandikan ibu ataupun neneknya yang sampai saat ini masih menemani ibunya hingga 40 hari nanti. Saat ditanya kenapa belum mandi dengan polosnya putra menjawab " gak mau, di kamar mandi ada bapak...." yaaah perlu di maklumi karena putra memang belum akil balik kemungkinan masih bisa melihat sosok ayahnya disana. Bahkan putra sendiri juga bilang kalau sering melihat ayahnya di rumah sedang duduk ataupun seliweran. Menurut orang Jawa seseorang yang meninggal selama 7 hari arwahnya masih berada di rumah, 40 hari berada di teras dan baru 100 hari bersiap-siap menuju ke langit namun masih sering mendatangi rumahnya. Dan anehnya pemikiran jiga arwah ayahnya masih di rumah pun putra juga tau karena sudah kasih tau neneknya.

Putra  : "li tadi pas di kamar aku merasakan sepertinya ada bayangan yang mirip ayah mondar mandir, trus pas buka lemari es aku juga lihat ayah sedang duduk di kursi..."
Aku   : "iya bapak masih di rumah sampai 7 hari nanti kalau sudah 40 hari bapak ada di luar rumah baru nanti ayah pergi ke langit..."
Putra  : "sudah tau...,   nanti sebelum ke langit ayah di depan pintu dulu".
Aku   : "iya di depan pintu buat pamitan. makanya Putra sering-sering doa in ayah ya biar ayah senang di surga"

Satu hari setelah ayahnya Putra di kebumikan tepatnya (16/08/2013) kira-kira jam 13.00 bapak tiba-tiba pulang dan belum lepas jaket sudah menanyakan Putra
Bapak  : "Putra mana benk "
Aku      : "di rumahnya, dari tadi pagi belum kesini lagi".
Bapak   : "panggil suruh kesini, sana panggil sama ibu"
Aku      : " lha ada apa to...."
Bapak  : "ya pengen lihat putra saja. biarin saja ada mobil datang perasaanku enggak tenang pengen pulang, enggak bisa ditunda harus segera pulang"
Lalu bergegas aku bilang sama ibu agar dipanggilkan putra. Aku gak ikut sambil menyaksikan siaran televisi, melihat bapak ke kamar yang gelap karena lampu tidak dinyalakan dan duduk di pinggir kasur. Samar-samar aku mendengar seperti isakan tangis, tapi entah benar atau cuma pendengaranku saja yang salah, karena penasaran aku kecilkan volume televisi dan benar aku seperti mendengar ada isakan tangis. Apakah bapak menangis.....??!! aku tidak yakin tapi juga tidak berani mendekat dan melihatpun sepertinya tidak mungkin karena gelap.
Ibu yang memanggil putra juga lama banget ya, lalu aku menyusul ibu dan ternyata ibu enggak langsung membawa putra malah berbincang-bincang sama ibunya dulu, huuuuft maklumlah ibu-ibu.
Aku :" Ta dicari pak dhe (ayahku) tu..."
Putra :"dicari kenapa.....?!"
Ibu    :"gak tau mau diajak pergi kemana..."
Sambil membawa putra ke rumah dan baru masuk rumah bapak keluar dari kamar sambil matanya basah oleh air mata yang langsung mendekap Putra dan menciuminya. Mungkin Putra juga bingung tapi ibu bilang "enggak apa-apa pak dhe cuma kangen sama putra, enggak apa-apa...." masih sambil terisak-isak bapak membawa putra ke kamar entah bapak ngomong apa sama Putra karena dari luar terdengar tidak begitu jelas apalagi beradu dengan isakan tangis. Tak lama mereka berdua keluar dan bapak memberikan mainan yang beliau beli pulang kerja tadi. Sungguh mengharukan sampai-sampai ikut terharu melihat kejadian ini dan air matakupun mengalir tanpa dikomando.

Bapak membelikan mainan hewan-hewan, buku 1 pax, dan juga pensil lucu.entah mengapa aku melihatnya Putra tidak begitu antusias seperti sebelum-sebelumnya bila dibelikan sesuatu, ini hanya membuka dan menata binatang-binatang itu lalu tak lama ayak pergi mau servis motor. Putra hari itu sungguh susah bicara hanya diam walau ibu dan aku sudah mengajaknya ngobrol-ngobrol. Bahkan saat aku ajak ngantar motor lain yang mau di servis bapak di jalan sengaja aku ajak ngobrol juga nihil hanya diam tanpa sahutan sedikitpun. Sore hari selepas mandi Putra baru mau maem walau cuma mie cup, untuk sementara boleh lah makan mie cup nanti kalau sudah agak tenangan baru pola makan diatur lagi. Lumayanlah walau cuma mie cup ada yang masuk karena susu juga ogah-ogahan, untuk menghibur aku ajak main binatang-binatang yang baru dibelikan bapak aku ngoceh cerita walau alakadarnya lumayanlah putra betah mainan dan lama-lama kepancing juga dan mau ikutan nimbrung ceritaku. Ternyata ceritaku masih manjur juga ya, tidak sia-sia aku sering dongengin putra saat malam menjelang tidur putra pun suka dengan ceritaku.

Hari itu bertepatan dengan malam 17 agustus sebuah tradisi di kampung-kampung mengadakan tirakatan. jam 9 malam putra sudah tidur karena tidak tidur siang, aku tiduran di sampingnya sambil nonton televisi namun aku melihat putra masih sering kaget-kaget, sedih lihatnya. Aku cerita sama adeku yang cewek tentang kejadian hari ini karena memang aku seharian di rumah lagi cuti kerja, adeku bilang ya kalau bapak nanya masalah putra bilang saja yang bagus-bagus biar bapak tidak banyak pikiran, boleh cerita tapi dipilah-pilah jangan semuanya di ceritakan ke bapak. Dan masalah putra sebisa mungkin di hibur memberikan waktu lebih lama buat dia, mungkin itu hal yang tepat dan telah kita semua sepakati.

Ketika bapak pulang putra dan adeku sudah pada tidur. Bapak bertanya apa putra sudah maem belum, karena dari pagi dia tidak mau maem. Inilah yang ternyata membuat bapak pulang lebih awal katanya sejak di kerjaan perasaannya sudah tidak karuan dan menyuruhnya pulang tidak dapat di cegah bapak tidak dapat menjabarkan kenapa dan ada apa. Memang setiap ada kejadian atau ada sesuatu dengan keluarganya bapak selalu merasakan mungkjin itu kali ya yang dinamakan firasat, sampai-sampai ada mobil datang pun di suruh kembali nanti hari senin, bapak bilang saat orang tuaku meninggal aku masih bisa nanti-nanti tapi ini enggak bisa harus segera pulang sampai di kerjaan juga "ngregel" (kesedihan yang mendalam) terpikirkan putra terus. Ternyata putra tidak makan dari tadi pagi, katanya saat putra dimarahi ibunya pun bapak tau dan merasakan. Walau bukan anak sendiri namun bapak sudah menganggap putra seperti anaknya sendiri. Bapak juga bercerita tentang andil almarhum untuk kemajuan kampung dan tentang kelanjutan join antara bapak dengan pak Daman itu kini sudah menemukan solusi (tak perlu aku jelaskan ya biar tangan kanan saja yang tau dan menjadi berkah buat semua. Aamiin ya robbal allamin ya Allah)

Dan tugas kita masih berlanjut hingga Putra bisa tersenyum seperti dulu dan tidak ada kehawatiran dalam dirinya lagi. Kalau bisa sejak dini harus mulai diajarkan kemandirian dan keberanian, diajarkan cara mengungkapkan perasaan, membunuh ketakutan dan harus bagaimana bersikap yang sebenarnya. Menjadikan anak yang mandiri, bertanggung jawab dan mengabarkan bahwa dia tidak sendiri masih banyak orang-orang di sekelilingnya yang menyayanginya, selalu ada tangan penuh cinta meraihmu dan dekapan hangat untukmu sayang, kami semua menyayangimu. Perlu waktu dan harus dimulai dari sekarang dan bertahap.

Dari kejadian ini kita semua dapat belajar bahwa usia manusia tak ada yang tau, sebagai anak sudah menjadi kewajiban untuk selalu memanjatkan doa untuk orang tua kita agar selalus ehat dan diberi umur panjang supaya bisa menyaksikan cucu dan cicitnya tumbuh dewasa. Jangan menganggap diri kita yang terhebat berbagilah kepada orang-orang di sekitar kita terutama yang membutuhkan walau itu hanya sebuah uluran tangan maupun cuma sekedar mendengarkan, tak boleh banyak mengeluh justru mensyukuri segalanya karena skenario Tuhan pastilah yang terbaik buat kita. Tuhan selalu punya rencana indah dan itu akan datang bila saatnya tiba.

Dari cerita bapak dan kejadian ini aku belajar banyak hal. Allahuakbar, makasih ya Allah


22/08/13

Semua akan Kembali KepadaNYA

Tepat seminggu yang lalu sekitar jam 14.00 baru nyampe kantor aku mendapat kabar dari ade kalau ayah putra meninggal. Padahal waktu siap-siap berangkat kerja seorang tetangga datang kerumah dan bilang sama ibu kalau ayah Putra keadaannya sudah parah dan pas ibu menengok dan memegang tangan dan kaki sudah dingin cuma badan masih agak hangat, oleh beberapa tetangga laki-laki langsung dibawa kerumah sakit agar mendapat penanganan yang lebih dari dokter, namun setelah sampai di rumah sakit dokter bilang bahwa ayah Putra sudah meninggal sejak berada di rumah. Memang ayah Putra sakit sudah lumayan lama namun yang kita tau beliau sakit bronkitis namun sebelum lebaran tiba katanya sudah sembuh, namun masih obat jalan dan setiap hari banyak obat yang dikonsumsi, lebaran kemaren orangtua Putra juga silaturahmi kerumahku dan memang keadaannya masih lemah waktu salaman juga tangannya masih dingin. Keluarga aku sama keluarga Putra memang sudah dekat karena Putra juga sejak kecil suka main bahkan tidur dirumah sudah dianggap seperti anak sendiri, kebetulan juga rumahnyan hanya berada di depan rumah.

Selama berobat jalan banyak obat yang dikonsumsi dan kata istrinya kalau konsumsi obat badannya jadi bengkak namun jika tidak diminum akan sesak napas. Oleh ibu adeku disuruh melihat obat apa saja yang diberikan dokter takunya salah obat atau tidak cocok obatnya sehingga membuat badannya bengkak, adeku terkejut karena obat yang selama ini dikonsumsi merupakan obat yang digunakan untuk penderita penyakit jantung. Terang saja pada kaget karena almarhum orangnya sangat tenang, saat kecelakaan mobilnya menabrak motor saja ditanya bapak enggak ada rasa deg degan atau pun gemetar maupun panik seperti kebanyakan orang setelah mengalami kecelakaan masak iya punya penyakit jantung. Jika penyakit jantung otomatis makanan yang dikonsumsi harus lebih berhati-hati lagi gak boleh sembarangan apalagi makan asal-asalan di pinggir jalan. Kata bapak memang awalnya almarhum sakit jantung dan paru-paru namun paru-parunya sudah sembuh tinggal penyakit jantung saja.

Saat mendengar berita duka itu yang ada di dalam otakku langsung terpikir Putra... Putra... dan Putra....., entah bagaimana keadaannya, membayangkan semua yang terjadi membuat air mata ini tak dapat dibendung apalagi saat sms sama adeku untuk mengetahui keadaan dirumah duka benar-benar tak dapat kibayangkan. Putra hanya diam membisu dan melihat terpaku melihat kakak, ibu dan sodara-sodaranya yang menangis karena sedih ditinggalkan ayahnya. Entah anak itu mengerti apa enggak kalau dia sudah tidak punya ayah lagi.

Saat pulang kerja jam 22.30an depan rumah sudah ada karangan bunga dan masih dipadati banyak teman-teman almarhum yang kemungkinan dari dosen dan mahasiswa dimana ayah Putra mengajar. Aku melihat Putra yang saat itu tidur di rumah dengan wajah sayu penuh kesedihan disana. Walau masih usia 6 tahun namun Putra sepertinya sudah tau tentang apa yang terjadi, aku akui dia anak yang tegar tak ada air mata hanya memendam kesedihannya dalam hati. Malam itu Putra tidur tidak tenang, sering kaget dan bangun-bangun langsung duduk melihat sekeliling seperti orang bingung lalu kembali tidur lagi. Biar tidak merasa sendiri Putra tidur diapit oleh ibu dan adeku, ini agar dia merasa tenang tidak sepi dan tidak merasa sendirian.

Pagi-pagi bangun tidur pun Putra masih bisa cerita keadaan ayahnya sebelum meninggal, " ayah waktu belum meninggal tubuhnya berubah-berubah tadinya kuning jadi biru lalu sebelum meninggal seperti orang cegukan". Mungkin itu saat dimana rohnya keluar dari raga. Bahkan putra sempat bertanya padaku :
Putra  : " Li kamu nanti dak ikut, ayah mau dimakamin di desa rumah nenek" dengan wajah lelah sambil melihat film kartun di televisi.
Aku     : "ya ikut lah....."
Putra  : " tapi rumahnya jauh buanget lurus... terus... teru... belok kanan teruuuuuuuus.... jauh buanget. Jalannya jelek jembatannya belum jadi"
Aku    : "ya gapapa, aku pengen liat rumah mbah putra...."
Putra  : " nanti capek lho Li....."
Aku    : "kalau capek nanti malam pijitin ya, nanti gantian putra aku pijitin. Kesananya kan bareng-bareng pake mobil pak dhe (ayah aku)"
Putra  : " Li pulang ya...." setelah melihat beberapa karangan bunga yang ada di depan rumahnya
Adeku : " kok pulang ayo mandi dulu...., pulang nanti kesini lagi ya mandi "
Benar saja karena penasaran dengan rangkaian karangan bunga yang ada di depan rumah, Putra pun mendekati dan membaca tulisan yang ada di sana.

Dari sejak ayahnya meninggal Putra sebentar-sebentar menengok jenasah bahkan saat jenazah diberangkatkan ke desa Putra tidak mau ikut di mobil keluarga aku malah memilih ikut ambulan jenazah yang tentunya tidak nyaman dan desak-desakan. Berjalanan yang butuh perjuangan karena desanya memang jauh dan jalannya juga masih tanah bebatuan yang gersang walau banyak tanaman jati di kanan namun masih tetap panas, aspal yang hanya ada beberapa meter itu juga sudah rusak. Wah seperti petualangan, jalan yang naik turun bahkan karena jembatan masih diperbaiki sehingga harus berjalan memutar melewati jembatan kecil dan menyeberang sungai yang saat itu sedang kering, sampai-sampai bus yang ikut rombongan harus menurunkan penumpangnya terlebih dahulu karena tidak dapat berbelok akibat jalan sempit yang di kanan kirinya ada pohon jari dan pohon kelapa.

Selama prosesi Putra selalu ada di dekat jenazah bahkan saat jenasah di semayamkan di peraduan terakhir pun putra penasaran dan melongo-longok apa saja yang dilakukan di dalamnya. Banyak pelayat yang tanya padaku apakah Putra mengerti jika ayahnya sudah meninggal (aku yang saat itu menjaga putra), dengan bangga aku jawab iya dia tau, "apakah dia menangis....???" tidak, hanya memendam kesedihan untuk dirinya saja.

Selamat jalan Bapak Dr. Daman M S.Pd, tenanglah disana dan semoga amal dan kebaikanmu menjadi jembatan menuju surgaNYA. Keharuman namamu untuk memajukan kampung ini menjadi bukti bahwa beliau adalah seorang yang istimewa. Titel S3 yang beliau sandang tak membuat beliau tinggi hati dan sok berkuasa, seorang yang sederhana dan baik hati. Selamat jalan doa kami disini menyertaimu. Aamiin ya Robbal Allamin