29/07/14

Datang Terlalu Cepat

Lebaran ke-2 mendapat giliran masuk pagi, enak ga enak seh sebenarnya. Karena tau yang jaga pagi mas Dani jadi bisa santai sedikit paling-paling juga aku yang datang pertama di kantor. Namun berhubung sudah ga ada yang dikerjain dan meskipun jalan lambat tetap saja sampai lebih dulu, malah bisa dibilang perjalanan cepat mungkin karena jalanan sepi tak seperti biasanya yang mulai ramai dengan orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah, berangkat kerja seperti aku, para pedagang dan keramaian pasar yang mulai diserbu pembeli.

Melirik jam di pas satpam masih jam 5.35 nah kan terlalu cepat, ini mah rekornya Pak Kawit jika jaga pagi. Meskipun tau lampu belum nyala namun tetep saja "oglek-oglek" pintu, hehehehee... Masih terkunci. Sendirian duduk di anak tangga, udara masih sedikit dingin. Judulnya menunggu, tapi gak pake bengong dan kesal ya karena dari awal sudah tau bakal seperti ini.

Dari pada ngelamun pagi-pagi yang katanya bisa bikin mati ayam emak, sedikit mengingat sepertinya ayam memang sudah mati dari kemaren dibunuh dengan sadisnya dan berenang di panci berkuah kuning. Ngelihatin kendaraan yang lewat tapi kurang asik hanya dikit yang lewat dihitungpun juga kagak bikin puyeng.
Coba kalau tadi bawa segelas sebotol teh hangat kan lumayan daripada gak jelas gini, tapi tenang saja aku sudah bawa amunisi. Tereeeeeet.... kue nastar dari jaman batu yang kagak habis-habis sampai tergusur kue-kue lebaran, hmmm... kasihan nasipmu nak. Dan biar lebih asik sumpal saja telinga sekalian mengolah ragakan otak walaupun dengan lagu melow :D
Apakah ini cinta-Judika, Hampa-Ari Lasso, Ku tak Mampu-Judika, Cinta tak pernah salah-Ressa, Rapuh-Agnes, Peri Cinta-Marcel, My memory, Terjebak nostalgia-Raisa, Dirimu tak terganti-Jion ft Angga, Matahariku-Agnes, Maaf dari surga (new version), Rahasia hati-Element, Sekali ini saja-Glenn, Ku harus-Enam sembilan, Kutak bisa-Slank, Jujur ku tak sanggup-Pasto, Perbedaan-Ari Lasso, Menyesal-Ressa, Kau tak ada disini-Ada band, Senandung lagu rindu-Ada Band, Aku pasti kembali-Pasto, Aku yang tersakiti-Judika ft kotak, Cinta sesaat-Nadia vega, Cinta buta-Duo, Kau buatku menangis-Dudy, Laksana Surga-Dudy, Lewat semesta-Rendy Pangalilla, Lagu rindu-Kerispatih, Harus terpisah-Cakra Khan, Tak ingin berpisah-maggna.
Lama amir kuncinya datang, jelas aja lama amir lagi mudik jenguk bebeknya yang mau beranak, aiiiiis sejak kapan bebek beranak ^?*/&":! Gak jelas bener yaaah

Hmmmm...., sebenarnya aku hanya mau bilang siapa bilang menunggu itu pekerjaan yang menyebalkan buktinya ada banyak hal kan yang bisa dilakukan. Coretan ini juga lahirnya juga dari menunggu, jadi gimana masih kekeh dengan anggapan lama... Jangan terbolak balik ya antara menunggu dengan menanti karena menunggu itu sesuatu yang pasti ada seperti berwujud dan ada batas waktunya beda dengan menanti yang menurutku tak ada kejelasan bisa sampai lebaran monyet pun juga belum tentu jelas keberadaannya.

Jika ditanya siapkah menunggu..., itu sudah sering aku lakukan terkadang untuk menemukan momen cantik mesti sabar menunggu, tapi kalau menanti biasanya kasih limit kalau sudah melewati level dan belum done ya mau gimana lagi berarti mesti di ament atau di cancel. Coba lihat resistance & support sampai di level berapa, lihat juga grafiknya dan lihat trend bullish apa bearish baru buat keputusan mau diambil apa dilewatkan. Nah kan mikir pasti deh dengan hal yang terakhir ini, hahahahhaaa.... Jangan di masukkan hati cukup di baca namanya juga analisa. Bingung kaaaan lagi ngoceh masalah apa dan mungkin ada beberapa yang asing dengan kata-katanya. Jelas saja lah ini mah kata-kata di bursa valas :P
Yang mau berburu mete di antara kacang bawang silahkan:


Pareng, buat laporan dulu yeee....

28/07/14

Menangkap Sekelebat Bayangan


Rasanya ingin kembali ke masa anak-anak lagi agar tau bagaimana rasa lebaran yang sesungguhnya. Hari ini hari lebaran dimana menjadi hari yang sangat dinanti semua umat muslim di dunia yang katanya menjadi hari kemenangan entah kemenangan yang seperti apa aku belum mengerti secara pasti "menang" yang dimaksud.

Lebaran yang disambut suka cita dengan kemeriahan suara mercon, gema takbir yang tak henti-henti berkumandang dimana-mana, sajian istimewa di setiap rumah, dan berbagai macam tradisi yang ada di dalamnya tapi bagaimana dengan aku....? Pertanyaan yang mengherankan jika aku bertanya seperti itu, lantas kalau tidak boleh bertanya mengapa aku mesti berceloteh juga di sini, mungkin ocehanku kali ini tidak ada arti dan memang sama sekali tidak penting karena memang tidak ada yang bisa aku ceritakan. Lebaran ya sekilas buatku hanya sebuah perayaan tak lebih.

Aku tak merasakan apa pun, tak ada yang spesial buatku ini ya hari senin yang membosankan seperti minggu-minggu sebelumnya yang waktunya terasa lama berjalan hanya saja hari ini banyak tetangga yang menyempatkan diri datang ke rumah untuk berbagi senyum dan keceriaan. Kehangatan yang hadir tapi mengapa tidak sampai ke dalam hatiku...? Apakah ada yang salah denganku ? Mungkin jiwaku sudah mati rasa hingga tak bisa melihat dan berbaur dengan yang lain.

Hampa, sunyi dan kosong. Dan tadi sebelum sholat ied ada perasaan aneh yang mencoba keluar namun seakan tercekik di tenggorokan bikin nyesek, itu tandanya mesti menghela nafas panjang dan berat. Itu pun sudah aku lakukan bahkan beberapa kali. Lalu bagaimana ketika air mata keluar dengan sendirinya....? Aku gak menginginkannya dan aku juga tak memikirkan apa pun hanya sekilas mataku menangkap sekelebat bayangnya.

Apakah harus seperti ini....??? Oh ya semalam sempat terpikir andai lebaran ini ada di pantai yang sunyi, yang lain pada sibuk merayakan hari kemenangan ini malah ingin mengasingkan diri. Bermalam di pantai yang sepi mendengarkan suara ombak dan duduk di atas karang sambil menghitung bintang, tiba-tiba tak menyukai keramaian. Mati kutu rasanya ketika bayangan tentangnya datang menyapaku sedangkan sedetik pun bayangan itu tak pernah melepaskanku. Yaaaah begitulah kira-kira.


coretan  amburadul
error

27/07/14

Selamat Hari Lebaran

Dan hari kemenangan itu pun tiba. Setelah berpuasa selama 1 bulan lamanya semoga mendapat hikmah yang sangat luar biasa dari pembelajaran tentang arti dan manfaat puasa. Puasa yang diartikan sebagai bulan penuh hikmah dimana umat muslim belajar merasakan arti kesederhanaan. Bukan hanya ajang untuk menahan lapar dengan tidak makan dari terbit matahari sampai tenggelamnya sang surna namun dimana dengan berpuasa itu mengajarkan tentang arti kesabaran dan berbagi. Kita tentu tau jika orang yang lapar akan cepat marah dan disitulah seninya agar kita bisa menahan emosi meredam segala amarah, ego, pelit, dan segala macam penyakit hati merubahnya untuk saling berbagi kepada sesama. Selain itu di bulan yang suci itu menjadikan manusia agar bisa semakin lebih dekat kepada Tuhan.

Lebaran bukan sebuah kebebasan setelah berpuasa selama 1 bulan lamanya namun mari kita instruspeksi diri apakah kita benar-benar menang....???! Sejatinya seorang pemenang sejati adalah dia yang bisa mempertahankan segala yang telah dipelajari dibulan ramadan bahkan harus lebih baik. Jangan hanya saat ramadan saja kita berbuat baik dan bisa slow menahan segala macam kegalauan didalam hati tapi di bulan-bulan lainpun harus bisa sama seperti bulan penuh berkah ini (ramadan).

Ada tradisi-tradisi unik disetiap lebaran tiba, hmmmm.... Apa lagi kalau bukan tradisi masak ketupat lebaran, mudik kekampung halaman untuk berkumpul bersama sanak keluarga yang sehari-harinya berpencar di berbagai kota bahkan di negara orang. Tradiri sungkeman ini sebagai simbul untuk kita meminta maaf baik kepada keluarga maupun orang-orang yang kita kenal atas segala kesalahan yang kita perbuat selama ini baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja. Namun jangan mentang-mentang hari ini sudah minta maaf lalu hari berikutnya kita berpikir "berarti boleh dengan sengaja melakukan kesalahan hingga membuat orang lain sakit hati toh saat lebaran juga akan bermaaf-maafan lagi dan tentunya orang yang dimintai maaf juga senang hati akan memaafkan" bukan itu tujuannya namun bagaimana kita tetap mempertahankan agar tidak membuat sakit hari dan marah orang lain itulah pemenang sejati walaupun sebagai manusia tak ada kesempurnaan yang luput berbuat dosa namun bagaimana kita meminimalis menyakiti perasaan orang lain. Apakah ada jaminan bila kita akan bertemu bulan ramadan berikutnya....?!

Acara berkumpul dengan handai tolan yang sudah lama tak bersua bukan untuk ajang pamer dengan segala keberhasilan yang didapat selama setahun belakangan ini namun jadikan ajang berkumpul ini sebagai wadah mempersatukan dan mempererat tali persaudaraan dimana generasi muda agar bisa mengetahui urutan silsilah keluarga dan lebih kenal dengan sodara-sorara yang masih ada hubungan darah dengannya.

Selain itu jangan jadikan hari lebaran ini untuk balas dendam setelah mengontrol makanan selam satu bulan penuh, jangan mentang-mentang di rumah banyak tersaji makanan maupun kue-kue lezat yang menggugah selera lantas menjadikan kita kalap. Jangan sia-siakan pelajaran mengendalian diri yang sudah dipelajari selama satu bulan penuh, harusnya ketika lebaran tiba itulah start dimulainya aturan baru.

Kemenangan sesugguhnya bukan ketika lebaran tiba tapi ketika setelah lebaran kita masih bisa mempertahankan apa yang kita lakukan seperti di hari ramadan bahkan kalau bisa lebih baik.

Rumah Baru dan Tetangga

Blog : aku sekarang berubah
Aku : berubah bagaimana, menjadi sailarmoon atau power rager...
Blog : jangan becanda, ini serius
Aku : iya maaf..., memangnya berubah gimana. Blog ngambekan ni sekarang
Blog : aku sudah jarang main ke rumah (blog), enggak kaya dulu yang demen banget berlama-lama menghabiskan waktu di tempatku
Aku : ooow itu kirain apa an...
Blog : aku marah ya...
Aku : enggak, marah kenapa coba....
Blog : sudah bosan atau jatuh hati sama yang lain makanya lupa padaku mungkin
Aku : jangan curigaan gitu ah gak baik...
Blog : lalu mengapa sekarang jarang bertandang dan menghabiskan waktu di tempatku...?!
Aku : lagi ngirit :D
Blog : alasan klise yang gak masuk akal. Dengar-dengat aku suka menyambangi komplek sebelah benarkah itu...
Aku : hmmmmm..., dapat kabar dari rumput yang bergoyang atau angin yang berbisik...

ok, aku mau jelasin semuanya biar enggak ada praduga dan salah sangka. Aku akui memang akhir-akhir ini aku jarang bertandang ke rumah (blog) itu bukan karena aku bosan dengan blog, hanya saja aku kehabisan kata. Tak bisa menterjemahkan secara tuntas setiap pikiran liar yang muncul kedalam coretan seperti biasanya. Memang aku sering main ke komplek sebelah sedikit bercanda disana, namun itu juga tidak sering seperti apa yang blog katakan, akhir-akhir ini aku hanya suka mencari lukisan dan singgah ke rumah yang lain untuk menimba ilmu sekalian refresing lah. Banyak rumah yang aku singgahi dan semuanya bagus-bagus,  tulisan yang mencerminkan karakter dari si pemiliknya konsisten dan apa adanya. Aku ingin seperti mereka namun dengan gaya tulisan aku.

Blog : trus, bukannya aku punya rumah juga di komplek sebelah...
Aku : iya, namun hanya sesekali saja kesana. Tapi kalau aku merenovasi rumah yang sudah lama dibeli dan terbengkalai itu benar, namun bukan aku ingin pindah kesana ya rumah itu sebagai gudang.
Blog : kok sebagai gudang, apa gak sayang sudah bagus tapi di jadiin gudang.
Aku : gak apa-apa rumah itu aku jadiin galeri untuk menyuarakan yang tak bisa di terjemahkan dan melukiskan yang tak bisa terdengar.
Blog : begitu ya. Maaf ya sudah berprasangka buruk.
Aku : wajar, bagaimanapun blog tetap rumah yang nyaman untuk aku. Namun harap dimaklumi ya bila aku tak bisa sering-sering datang ke rumah walau begitu selalu ada coretan yang tersimpan di ponsel.
Blog : iya gpp, bagaimanapun tulisan aku teruslah menulis nanti lama-lama akan menemukan karakternya sendiri. Silahkan menjelajah namun jangan sampai terpengaruh sana sini ya buat karya sendiri itu jauh lebih baik.
Aku : makasih. oh ya di rumah baru aku buat jalan pintas ke rumah ini lho :)


dini hari, 26.07.2014

Menjelang Lebaran


Hari ini hari terakhir puasa dan juga menjadi hari tersibuk untuk sebagian ibu-ibu yang mempersiapkan hidangan lebaran serta hari terkompak senusantara karena hampir di setiap rumah menu masakannya sama opor ayam dan sambal goreng tak ketinggalan kupat atau lontong.

Pagi-pagi ibu sudah ribut untuk diantar ke pasar berbelanja ketupat, memang seh sudah menjadi perjanjian semalam untuk ke pasar pagi ini untuk menghindari ramai dan agar bahan-bahan segera bisa di olah biar cepat selesai dan secepatnya juga bisa dinikmati, tentunya setelah berbuka puasa.

Benar saja jam 6 pagi, pasar sudah dibanjiri ibu-ibu jalan menuju pasar sudah di tutup dijadikan searah guna menghindari kemacetan karena jalan yang hanya pas untuk berpapasan mobil. Di pinggir jalan, tepatnya di emper-emper kios sudah berderet-deret pedagang musiman yang menjual ketupat. Berbekal janur (daun kelapa) satu persatu mereka rangkai menjadi selongsong ketupat, gesit tanpa melihat pun selongsong ketupar sudah teranyam dengan rapi. Tak hanya ketupat mereka juga menjual kelapa, pisang dan ada juga yang menjual ayam. Beberapa minggu terakhir harga ayam melonjak tinggi, mungkin karena kurangnya pasokan sedangkan permintaan berlebih (hukum ekonomi). 

Nungguin ibu ngubek pasar, iseng memperhatikan penjual ketupat yang lagi asik menunggu pelanggan sambil menganyam ketupat, sepertinya mudah cuma blesek.., blesek.., blesek sudah jadi. Kali ini nunggu kagak sampai ngelumut, ibu hanya beli beberapa bahan saja karena yang lain sudah nitip penjual sayur yang biasa lewat di depan rumah. Dan sekarang waktunya bercengkrama dengan panci dan penggorengan. Dua orang lebih baik dari pada sendirian, kerjasama membagi pekerjaan memasak menu andalan lebaran. Enggak sampai sore sayur sudah matang demikian juga dengan ketupat.

Waktu buka pun tiba, berbuka hari terakhir di bulan ramadan. Menu buka yang berbeda dari hari-hari kemaren karena tak ada gorengan, di meja hanya ada kue-kue kering. Hanya segelas teh hangat cukup mengenyangkan juga.

Suara petasan mulai bersahut-sahutan, seperti tahun baru dimana-mana menyalakan kembang api. Bagus seh dilihatnya kembang api warna-warni diantara lampu-lampu kota. Tapi seperti ada yang hilang, ini bukan karena ramadan yang sudah berlalu tapi karena ingat .... Aneh selalu saja di otak keluar kata "andai", sudahlah ga usah di bahas yang satu ini :)

Sementara di mushola tak kalah meriahnya gema takbir mulai berkumandang dan terlihat beberapa orang datang ke mushola untuk menyerahkan zakat sedangkan anak-anak kecil sudah mulai sibuk lebih kearah ribut dengan takbir kelilingnya. Berebut obor yang digunakan sebagai penerangan dan beberapa acecoris komplit dengan lampion-lampion yang akan diusung selama perjalanan berkeliling.

Tetangga belakang rumah, menyalakan kembang api entah berapa doit yang sudah dihabiskan untuk belanja kembang api. Sekali-kali tak mengapa lah sekedar ikut andil merayakan yang katanya menjadi hari kemenangan ini.


Selamat Merayakan 
HARI RAYA IDUL FITRI
Mohon Maaf Lahir dan Batin buat semuanya.


* Awas koletrol dan diabet, jangan kalap dengan hidangan-hidangan yang enak-enak di hari lebaran.

Aku Berbicara Pada Benakku

Aku berbicara pada benakku sendiri

Aku     : Beranikah kamu mengatakan cinta pada dia?
Benak  : Berani... eh tidak..., eeh ga tau, berani ga ya...
Aku     : Ga meyakinkan, plin-plan
Benak  : Bingung, sebenarnya ingin tapi nanti kalau malah diketawain gimana
Aku    : Lalu apa kamu akan menunggu dia yang nembak duluan gitu, iya kalau buru-buru nembak kalau enggak gimana... Mau nunggu sampai kapan...
Benak  : Masa perempuan yang nembak duluan,
Aku     : Memang kenapa kalau perempuan nembak duluan, katanya jaman emansipasi. Buktikan donk
Benak  : Ga siap, nanti kalau dia menjauh dan ga mau kenal aku lagi gimana...
Aku     : Ya resiko..., seenggaknya dengan begitu kan bisa tau bagaimana perasaan dia ke kamu
Benak  : Apakah aku siap bila tiba-tiba dia menghilang dan tak mau kenal aku lagi....
Aku     : hanya terdiam
Benak  : aku, biarkan ini berjalan apa adanya ya, suatu saat perasaan dia akan terjawab, aku jangan bimbang
Aku      : Bukan bimbang hanya aku kasihan dengan benak yang hanya bisa memendam sendiri
Benak  : ini sudah resiko yang ditanggung karena mencintai diam-diam. Aku enggak kenapa-kenapa biarkan sementara begini
Aku     : Baiklah bila itu sudah menjadi keputusan benak. Penantian tak berujung
Benak  : Aku mau bantu untuk memberikan sinyal-sinyal kecil untuknya, bahwa ada yang menginginkan hatinya.
Aku     : Tenang saja, aku akan bantu.

Kadang seorang wanita lebih suka memendam perasaannya sendiri dari pada untuk memilih mengutarakan kepada orang yang disukainya. Hanya menunggu sambil memberikan sinyal-sinyal perhatian yang lebih dari biasanya namun sayangnya terkadang sinyal yang datang dianggap hanya wujut perhatian yang biasa oleh lawan jenisnya dan ketika semuanya sudah terlanjur dalam artian orang yang di taksir memilih wanita lain sebagai tambatan hatinya wanita masih kekeh memendam rasa kecewa yang dikemas apik dalam sebuah senyum palsu. Entah wujud dari sebuah pengorbanan atau hanya kebodohan sesaat.

Meskipun sekarang jaman emansipasi namun sebagai bangsa yang menganut adat ketimuran inilah yang terkadang menjerat wanita sulit untuk mengatakan perasaannya terlebih dahulu.

ide setelah makan sahur

26/07/14

Lebaran 1 Hari lagi

Daar der dooor...
Suara kembang api mulai terdengar di segala arah, apakah ini sebagai tanda perayaan kemenangan setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa atau hanya penggembira pemecah keheningan malam semata... Keindahan sesaat dari letupan kembang api di langitku yang tak berbintang. Langitku dalam sekejab berubah menjadi warna-warni, indah tapi semu, sekejab kemudian bungkam kembali seperti semula.

Apa kriteria kemenangan yang sebenarnya...? Lalu kemenangan dari apa.., apakah karena berpuasa selama sebulan penuh dengan tidak makan dan minum dari matahari terbit hingga tenggelam, apakah seperti itu atau ada poin-poin lain yang bisa dimasukkan dalam kriteria kemenangan...

Bolehkah jika aku bilang puasa yang sudah di lalui ini hanya latihan. Sekedar permulaan, poin pertama dari pengendalian diri. Bulan penuh berkah, di pilih untuk memberikan kisi-kisi sebelum ujian sebenarnya di mulai. Bukan hanya karena kita sanggup berpuasa satu bulan penuh lalu dikatakan menang.

Tanyakan pada diri sendiri selama puasa satu bulan itu apa yang sudah dilakukan, benarkah sudah benar-benar memahami makna puasa dan mengamalkan untuk diri sendiri serta untuk orang lain. Puasa tidak hanya sekedar menahan lapar tapi yang lebih penting bagaimana cara kita mengamalkan dan belajar dari rasa lapar itu sendiri. Hikmah apa yang dipetik juga cara mengamalkan itulah yang utama.

Ujian datang ketika selepas puasa, apakah kita masih bisa mengingat segala hal yang sudah dipelajari saat bulan ramadan dan tetap konsisten mengamalkan dari ilmu yang didapat atau malah sebaliknya menganggap ramadan hanya bulan penuh rahmat yang datang satu tahun sekali yang menuntut untuk berbuat baik.

Kemenangan sejati ada ketika batin kita bisa menyuarakan adanya perubahan dalam diri kita ke arah yang lebih baik, tanpa embel-embel takut dosa atau ingin mendapat pahala tapi semuanya semata-mata hanya untuk Allah. (L)

Awal Perjalanan panjang

Hai kamu..., iya kamu selamat ya karena kau telah berhasil memenangkan hati dari wanita yang sudah lama menjadi bagian dari mimpi-mimpimu... wanita yang selalu kau harapkan  bisa menghabiskan waktu bersamamu selamanya...

Aku adalah laki-laki yang sangat beruntung.. Alasanya sederhana aku percaya dia tidak akan pernah membuatku bosan. Dia selalu punya banyak cara untuk membuatku tertawa dan jatuh cinta setiap hari... Itu yang selalu kau katakan tentang rasa ketika bersamanya. Perjuanganmu selama ini untuk mendapatkanya tak sia-sia karena wanita itu menjatuhkan pilihannya padamu bahkan sebelum kau sendiri menyadarinya.

Sebagai teman aku hanya ingin kamu menjaganya baik-baik, rawat dan semaikan apa yang sudah tertanam. Jangan menyia-nyiakan dia karena aku tau secara pasti cintanya kepadamu melebihi cintanya kepada dirinya sendiri. Dia itu wanita yang mengagumkan, jangan sampai bertindak bodoh dengan menyakitinya ataupun membiarkannya pergi.

Buat wanita terindah selamat karena kini telah menemukan pelindung dan tempat bersandar yang nyaman sedangkan untukmu pria beruntung jagalah selalu mutiaramu karna kemilaunya akan selalu memanjakan matamu dan memberikan keteduhan untuk mengiringi meraih kesuksesanmu.

Buat dua sejoli yang berbahagia, kebetulan teman-temanku juga, selamat buat kalian. Perjalanan kalian baru saja di mulai ingatlah untuk selalu mengedepankan ego pasangan bukan ego masing-masing di pundak kalian sudah tersemat kejujuran dan kesetiaan junjunglah itu dan kerjakan tugas kalian masing-masing sebaik-baiknya.

Selamat buat kalian berdua, perjalanan cinta yang penuh liku akhirnya menemukan rumah persinggahan yang nyaman. Aku ikut berbahagia untuk kalian berdua. Selamat ;)

Seandainya Kita Punya Sayap


Seandainya kita punya sayap, beranikah kita terbang? Seberapa tinggi?

Jika punya sayap aq akan tebang, dan sangat berani untuk terbang
Tapi kalau ditanya seberapa tinggi, aq tidak tau seberapa tinggi terbangku namun aq akan tetap kepakkan sayap ini.

Kemana arah yg kau tuju

Dimana saat harapan dan impian tergantungkan

Bukankah impian yang tergantung begitu banyak dan bertebaran dimana-mana

Ya memang begitu banyak. Terkadang impian semu bisa mengalihkan impian utama.
Bahkan disana juga ada impian orang yang juga ikut bergantungan dan bertebaran yang bisa menyamarkan awal impian qt.
Dimulai dengan menggapai yang dekat dengan jangkauan.

Yang disebelah mana

Kenapa kau masih mempertanyakan 'di sebelah mana' ??
Bukan kah kamu sendiri yang menggantungkan meletakkan impian itu.


Sebelah sayapku luka, kesakitan ini hingga membuatku sibuk hingga lupa dimana impian-impian itu aku letakkan dan setinggi apa aku menggantungkannya.
Saran apa yang kau buat untukku apakah aku mesti menyembuhkan luka dan mengabaikan semuanya, melanjutkan terbang mencari dimana impian-impian itu aku letakkan meski sesekali harus menukik tajam karena sayapku yang tak kuat lama menopang tubuhku, atau aku harus membuat impian-impian baru dan melupakan impian yang sudah lama tergantung....

- Tolong jawab

Menunggu...


Menunggu...
Siapa manusia di dunia ini yang suka menunggu..., bila ditanya seperti itu dijamin jawabannya pada kompakan bilang gak mau. Menunggu suatu kegiatan menjemukan selain membuang waktu tentunya, tapi lain halnya bila dalam menunggu kamu juga melakukan hal yang lain, tentu waktu yang berjalan tak akan terlihat lama.

Menunggu...
Ketika menunggu sampai waktunya tiba bisa saja terjadi hal-hal yang tak diinginkan misalnya ketika sudah siap berangkat tiba-tiba hari hujan, atau acara batal tak elak hal-hal tak terduga inilah yang membuat menunggu terlihat sia-sia.

Menunggu...
Segala yang sudah direncanakan terkadang tak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Disaat waktu dijanjikan tiba, tetapi apa yang ditunggu selama ini malah batal padahal kita sudah mengimpi-impikan sampai membuat rencana kecil bila waktu pertemuan itu tiba agar hari H yang sudah di tunggu semakin terkesan dan berjalan lancar kejadian seperti ini tentunya membuat kecewa yang mendalam.

Karena menunggu sesungguhnya adalah pekerjaan manusia berjiwa kuat. Karena menunggu menguras kesabaran. Karena menunggu hanya untuk orang yang siap melawan kecewa.

Berlindung di Bawah Pancuran

Aku suka berlama-lama dibawah pancuran. Air yang membasahi rambutku seakan bisa masuk menyejukkan isi kepala yang mulai panas dan membersihkan otakku. Di bawah pancuran ini otakku mengadu bercerita tentang segala hal yang terjadi yang tak bisa aku ceritakan kepada tembok kamar sekalipun.

Bagai adonan roti yang lengket, air pancuran ini menyihirnya hingga menjadi adonan dari lengket dan menggumpal hingga bisa dibentuk menjadi kue berkarakter. Tak ada solusi yang aku dapat namun setidaknya aku bisa berbagi dengannya tanpa perlu hawatir akan berbicara kepada yang lain ataupun menyerang karena seringnya aku mengadu padanya. Aku hanya butuh di dengar bukan mendapatkan ceramah panjang lebar ataupun penghakiman, aku bisa menemukan solusiku sendiri ketika segala unek-unek yang berjejal bisa keluar. Seperti halnya mulut yang penuh makanan yang terkadang membuatku tersedak, aku tak butuh air untuk mendorong makanan itu masuk hanya memuntahkan agar semua isinya keluar dan legalah sudah.

Air pancuran ini pula lah yang selama ini memberikan pelukan untukku, meskipun dingin tapi hanya dia yang sudi merengkuhku disaat kubutuh. Aku bisa berlindung, bahkan tak jarang air dari sudut mata ini pun ikut menyatu bersama tetesan air yang keluar dari pancuran, semuanya terselubung hinggaku bisa berkilah ketika sisi lain diriku bertanya.

Suara itu Menakutiku

Suara keras itu terdengar lagi, baru saja dan itu sangat menyakitkan. Aku tak menyukai tabiat kasarnya baik itu kemaren, hari ini ataupun lusa terasa meyakitkan dan seperti tak berperasaan. Setiap mendengar teriakan itu ingin rasanya berbalik berteriak tapi aku tak bisa, jangankan berteriak untuk sekedar mengingatkan saja tak berani. Aku tau diri posisiku disini, apa hakku, bukankah dia seharusnya lebih tau bila itu salah. Pastinya dia lebih mengerti itu :(

Suara keras itu mengarah kepadaku, iya kepadaku akibat kebodohanku yang tak punya otak untuk itu tak bisa berpikir seperti dia. Aku tak ubahnya seperti binatang yang hidup di jalanan, kumal dekil dan hanya mendapat tendangan serta pengusiran kasar ketika mengiba berharap ada sedikit makanan sisa yang diberikannya.

Suara keras itu sungguh menyeramkan bagai halilintar yang sangat memekakan telinga dan seketika itu juga membuat jantungku berdetak semakin kencang dari biasanya. Tak sanggup aku mendengarnya.

Suara keras itu meruntuhkan kembali pondasi yang perlahan-lahan mulai menampakkan wujud sebagai bangunan utuh. Apakah aku sebegitu tak berharganya dimatamu, tolong jelaskan siapa aku dan apa peranku disini.

Aku tak ingin mendengar suara keras itu baik kepadaku ataupun yang lain, aku tak ingin mendengar kata-kata kasar itu keluar dari mulutmu yang seharusnya hanya menyuarakan petuah bijak dan teguran tanpa menyakiti perasaan.

Apakah dia masih layak untuk di hormati dengan tulus atau dihormati dengan ketakutan.... Aku tak menyukai suara keras itu, karena itu membuatku takut yang teramat sangat.

25/07/14

Iri Kenapa...

A ; Sebenarnya aku sering merasa iri dengan kamu
B ; iri...., iri kenapa.....
A ; iri dengan hirup kamu
B ; memangnya ada apa dengan hidup aku, sama saja seperti kamu juga apanya yang bikin kamu iri
A ; aku melihat kamu tu sepertinya senang terus, bisa ketawa-ketawa, belum ada tanggungan jadi enggak perlu mikir ini itu uang hasil kerja bisa kamu belanjain apa saja, bebas kemana-mana, mudah akrab sama siapa saja sepertinya semua orang suka sama kamu.
B ; kamu berlebihan menilaiku
A ; aku bicara apa adanya kok
B ; alhamdulillah, aku amin'i semuanya :)
  ; kamu ga perlu iri dengan hidup siapa pun, kamu hanya menilai dari luarnya saja. Sebenarnya kita semua sama kok
A ; samanya di sebelah mana. Hmmmm... Andai kamu jadi aku...
B ; kamu hanya menilai dari luar, Tuhan itu adil menciptakan manusia, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ga ada manusia yang gak punya masalah, asal kamu tau bayi baru lahir saja sudah punya masalah lho cuma memang kadar permasalahannya yang berbeda-beda semuanya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan setiap masalah sudah ada jawabannya hanya kamu perlu sedikit berpikir dan bersabar untuk menemukan jawabannya karena tak tau jawaban itu di letakkan Tuhan disebelah mana. Misalnya kamu ada masalah yang rumit, kamu akan memandang masalah itu berat tapi buat orang lain bisa saja hanya menganggap masalah kecil begitu juga sebalinya.
A ; tapi tetap saja aku iri denganmu aku memandang kamu sempurnya cantik, sudah kerja dan kehidupan yang bahagia seperti tak ada masalah.
B ; makasih buat pujiannya.

Tiap orang memiliki permasalahan masing-masing yang sudah di ukur dari segi kemampuan setiap individu dan setiap orang juga sudah dibekali dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri juga jadi gak perlu iri ataupun menganggap seseorang itu sempurna. Semuanya sama yang membedakan hanya cara pandang dan cara menyikapi setiap yang terjadi di dirinya sendiri.

Coba kenali dirimu. Jangan merendahkan diri sendiri karena sesungguhnya dirimu adalah pribadi yang luar biasa ;)

Ulat ~ Darimana Datangnya.....

Bangun tidur, mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya tersadar. Seperti beradaptasi dengan lingkungan baru, mungkin ini efek dari dunia imajinasi ketika terlelap mengistirahatkan tubuh semalam kali ya.

Bisa di bilang hari sudah tidak pagi lagi ketika mata tanpa sengaja beradu pandang dengan jarum jam yang setia bertengger di dinding seperti sedia kala. Jarum jam yang panjang menunjuk angka 12 sedangkan yang pendek mengarah pada angka 7, kata ibu guru itu artinya menandakan sekarang sudah jam 7, yeees ternyata aku masih ingat pelajaran waktu SD.

Inilah kehebatanku kalau lagi libur bangun pagi, kadang lebih cepat dari kokok ayam milik ibu tapi sebaliknya jika masuk kerja susah bener bangunnya. Matahari sudah dandan rapi mulai memanaskan bumi terkadang juga belum bangun.

Dengan ogah-ogahan aku langkahkan kaki sementara mata masih setengah sadar menuju ke kamar mandi untuk sebentar bercengkrama dengan air yang sudah menungguku sedari kemaren, bukan aku yang jam karet tapi airnya yang datangnya terlalu cepat menepati janji, hehehehee....

Segaaaaaar..., meskipun hanya cuci muka dan sikat gigi namun ini membuat mata sepenuhnya pulih dari sisa-sisa ngantuk. Kembali aku langkahkan kaki ke kamar untuk membereskan barang-barang yang masih berserakan dari insiden coret-coret semalam.

Ketika melihat ke tempat tidur, niatnya seh ingin merapikan seprai yang sedikit berantakan disana-sini namun tiba-tiba saja pandangan mata indah ini ( cieeee mata indah, mata belo iya) menangkap sesuatu yang tergeletak di atas tempat tidur. Makhluk hijau dengan ukuran yang sangat kecil, melihatnya bikin geli sebenarnya paling malas melihat sosoknya. Apa kah itu ??! Ulat. Di tempat tidurku ada ulat kecil, kenapa bisa disini..., jangan-jangan semalam ulat ini menempel di tubuhku... Pikiran parno mulai bergerilya mungkin hal seperti inilah yang sering membuat nyali semakin ciut. Aaah... ga mungkin kalau menempel tentunya ulat sudah mati kegencet secara kalau tidur sudah kaya kipas angin muter, mencoba membantah sekaligus menguatkan dari serangan rasa takut.

Bagaimana bisa ulat malang ini bisa sampai disini mengingat ulat semacam ini bukan jenis ulat yang biasa tumbuh di pohon-pohon hijau, kalaupun ada lalu bagaimana bisa sampai kesini secara pohon yang terdekat dengan kamar pun beberapa meter jaraknya dan sepertinya enggak mungkin. Apakah si ulat terbawa angin masuk ke kamarku, tapi darimana angin berasal mengingat jendela tertutup rapat kalau lewat balkon mana bisa secara sudah beda arah, kalau lewat atap bagaimana..., hmmmmm, memangnya hidup tu ulat dimana, di atap ya....

Semakin di pikir semakin banyak kemungkinan dan semakin banyak pula sanggahan yang datang apa lagi jika ulatnya di lihat bukan tambah imut malah bikin merinding. Libas ulat pake kertas ga kepake lalu masukkan ke dalam kantong plastik bersama sisa sampah semalam dan buang ke tempat sampah.

Masa dengan ulat sekecil itu takut, malu tu ama badan.... Bukan takut cuma geli. Sama saja podo bae sami mawon lah. Takut Vs geli jelas beda, lihatlah dari segi pemahaman dan arti. Terserah lah yang penting ulatnya sudah kagak ada dan cukupkan obrolan sampai disini.

Tapi darimana datangnya tu ulat ya.... Masih penasaran ????? *thinking*


Cerita Menjelang Buka Puasa

M : Pagi tadi ngimpi lucu..
A  : Ngimpi apa
M : Ngimpi mba el maen kerumah... n ngajak maen..Maen ke pantai tapi tiba-tiba di bukit..
     : Ga jelas gtu lah..
A  : Hahahahaaa....
     : Nah ya mulai ketularan pantai ni. Ayo habis lebaran bolang Yogj, mencari daerah jajahan baru
M : Diketawain malah lho..
A  : Ngimpinya lucu
M : Habis lebaran sibuk nggarung..Pantai suka.. tpi ga terlalu..
     : 17an aja ayo k prau.. Heheh
A  : Katanya medan berat ke prau tmnku udah ksana kagak kuat
M : Ya lumayan.. Hehehehheee
     : Tau gitu ga cerita ngimpi tadi.. 3-|
A  : Ga cerita malah tar kepikiran terus lho ;)
M : Ga lah.. >:/
A  : Iya lah
M : Ga... *SILLY*
A  : Iya
M : Iya deh... X_X
A  : Menurut mas'e antara pantai ama bukit enk mana
M : Punya kelebihan masing-masing..Tapi menurutq ya gunung po bukit..
A  : Apa yg bikin suka gunung
M : Alasane apa y.. suka aj..
A  : Emangnya perasaan mas'e gimana seh klo udah sampe puncak
M : Sebenere bukan masalah gunung po pantai.. tp cenderung campingnya..
     : Klo q ga harus mpe puncak..
A  : Ooow, Emang ada apa ama camping
M : Orang ga punya rumah sendiri. Jadi berasa membangun rumah sendiri
A  : Hahaa..
M : Ga nyambung ya..
A  : Masuk akal juga alasannya
     : Brati mas'e muncak cuma kangen camping aja gitu ya ga pernah target sampe puncak
M : Puncak c iya.. tp bukan keharusan.. liat kondisi.Tp ya tetep diusahain lah..
A  : Kenapa mas'e suka ke prau. Padahal prau sekarang kan udah komersil
M : Bagus c.. tp bukan karena praunya... Camping sama temen juga kan. Ya liat badget jg c..

Kadang sesuatu yang kita inginkan hanya bisa kita raih atau didapat ketika kita tidur. Dunia dari sisi lain kehidupan kita yang sesungguhnya.



Cinta yang Hambar

Sorry mba tadi ketiduran
>> Ya udah dilanjut lagi tidurnya
Udah bangun dari tadi gara-gara telpon mas pacar
Jangan aah nanti bosan
>> Masa sama pacar bosan
Lah wes nek tiap hari telp kan kehabisan bahan obrolan
>> Cerita keseharian tadi di kantor ngapain aja, kegiatan dari bangun tidur ceritain semua
Udah mba sampai bosan aku

Mungkin kadang merasa seperti itu, bosan dengan pasangan sendiri. Sudah gak ada gereged, hambar dan terlihat flat. Aku pun juga pernah merasakan hal yang sama. Tapi setelah aku coba menganalisa lebih tepatnya mereview mungkin kadar bosan ada karena cinta yang hanya sekedar cinta, cinta karena embel-embel. Namun ketika yang dirasa benar-benar cinta dengan kata lain cinta yang tumbuh dari dalam hati, murni tanpa embel-embel maka tak akan ada kata bosan sesering apa pun kalian berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan pasangan, malah akan selalu kekurangan waktu untuk berdua.

Aku pernah merasakan keduanya. Mungkin inilah salah satu bentuk dari "hati tak bisa berbohong".


22/07/14

Awan Punya Cerita

Che : Nyender aah
Aku : Sini siniiiiiiii
        : Puuk puuuuk puuuuk
Che :
Eeh aq mau nyanyi boleh dong ?

Tempat q melihat di balik awan, aq melihat di balik hujan.
Tempa q terdiam tempat bertahan aq terdiam di balik hujan

Pegang tanganku ini, dan rasakan yg q derita
Genggam tanganku ini, genggam perihnya kehidupan.

Uuwoooooooo
Che : Gi menyibukan diri.. :D
       : Awan nya lucu, dy bercerita. Sepertinya aq jatuh cinta ama awan
Aku : Jiaaaah (¬_¬˚) ikut"an
Che : Siapa yg ikut" an ?
Aku : Kmu lah
        : Aku punya banyak awan
        : Ada awan yg gambar mickey ga
Che : Klo menyerupai tokoh ato kartun mah udah biasa,
       : Tp ini berbeda.
       : Aq suka dan aq terhibur
Aku : Mana awanya
Che : Kamu pernah menjumpai matahari bercanda dngan awan ?
       : Saat matahari ngumpet ditebalnya hitam kelam awan lalu tiba" nongol perlahan dngan sinarnya sedikit          : lalu cerah tajam sangat terang. Dan warnanya susah buat dijelaskan.
       ; Lalu ngumpet lagi
Aku : Kemaren pas ke Dieng pas di candi keren bgt awanya putih tebal langit biru kaya laut
Che : Ora ngajak 3-|

Ternyata melihat di saat hati sumpek menjadi salah satu solusi. Awan-awan menggemaskan memiliki cara sendiri untuk mengembalikan suasana hati yang lagi kacau dan uring-uringan gak jelas. Awan-awan menemani ketika gundah dan ingin sendiri. Gak percaya coba deh, asik kok disana akan menemukan banyak imasinasi asal bisa membebaskan pikiran untuk menyatu terbang bersama awan-awan itu.




Lunturnya Greged Tradisi Lebaran

..........
Che : Aq salah baca, duuuuuh
Aku : Gak konsen. Wooooo *siram aer*
       : Gi galau yaaaaa 
Che : Galau mulu yg km pertanyakan,:(
Aku : Habisnya udah nyender masih aja kemana-mana
Che : Dengan sangat amat terpaksa aq mengakuinya,
       : Tp bukan masalah pacaran loh ya. Tidaaaaaaak !!
Aku : Hahahahhaaaa
       : Yeeeee ge er sapa juga yg nebak masalah pacaran
       : Huuuuuuuu
Che : Kalee aja nyudutnya kesono
       : Lagi ngopo sak iki ?
       : Wis balik kerjo po durung ?
Aku : Kan blm nebak
       : Udah pulang jam 6
Che : Biasanya kan otak jalan nya cepet wuuus wuus wuuus, jadi mungkin saja terlintas berfikir seperti itu
       : Enak yo jam kerjane (agak sedikit) normal
Aku : Kan biasanya
        : Enk ga enak seh, kerja 8 jam tapi kalender ga ada tgl merahnya
Che : Tp pernah kan berfikir seperti itu duluan
Aku : Kali ini enggak
       : Sama sekali ga ada terbesit sedikitpun pikiran tentang ntu
Che : Jiiiaaah, kerja ko' masih membawa logat nya anak sekolahan.
Aku : Bayangin aja klo lebaran, natal pada ngumpul+makan-makan dirumah lha ini malah kerja
Che : Hmzz
       : Tp dulu pernah kan. Hayooooooooooo
Aku : Kan masalahnya laen
       : Emang galau identik ama pacar apa
       : Huuuuu
Che : Gak usah membayakan, aq udah tau.
       : Krena aq sering mengalaminya.
       : Malah ampe 3 tahunan gak ngumpul ama keluarga. (ˆ́▿ˆ̀")>
Aku : Nah tu tau
Che : Cita² tertinggi km apa ?
Aku ; Udah gtu di ktr sepi buanget
Che : Intinya kan km hampir tiap hari ngumpul ama keluarga. Masalah moment aq rasa gak terlalu penting.            : Masa iya apa² harus nunggu hari besar.
       : Bkn ngumpulnya tp ada tradisi kecil yang hanya tiap pas lebaran aja adanya
Aku : Udah ga usah terlalu di pikir, jalani n nikmati prosesnya
Che : Hmzz
       : Menurut q sih ntu tradisi yg udah basi.
Aku : Mungkin tp bayangin melihat sodara berkumpul n pergi bareng itu satu keunikan tersendiri apa lg lihat polah mereka
Che : Menurut q malah gk unik, karena udah bukan hal yg aneh ketika hari besar mereka kumpul.
Aku : Trus apa
Che : Kl aq sih gak harus nunggu hari besar ato dlm moment apa gt,
       : Selama aq bisa ya itu aq gunakan buat kumpul
Aku : Kagak bakal bisa kumpul bareng cz keluarga bu dheku jadwal kerjanya kagak menentu
Che : Banyak orang yg bisa kumpul di hari besar, tapi inti pokok nya gak kena.
       : Mereka hanya sekedar ikut-ikutan merayakan tanpa tau makna berkumpul yg mendasar.
       : Ibarat orang ikut aksi demo, grudak gruduk tp gak jelas tujuanya
Aku : Mungkin
Che : Hmzz.
       : Tp disepetin harusnya bs dong 
Aku : Tp yang jelas momen kumpul itu yang sulitpakeɐ buanget dicari
Che : Ya harusnya jangan dicari tp di tentukan direncanakan

Ada benarnya juga omongan che, sepertinya sekarang momen lebaran sudah mulai gak ada gregetnya dan semakin kesini terasa hambar. Bahkan bila boleh jujur kenangan lebaran yang masih melekat adalah ketika masih kecil dimana bapak dan eyang ti mendandaniku dengan pakaian baru, model terbaru lengkap dengan acecoris itu juga hanya aku pake hanya hitungan jam setelahnya akan ganti celana dan kaos oblong karena enggak merasa nyaman. Lalu tradisi halal bihalal mendatangi tetangga dari satu rumah ke rumah satunya sungkem untuk meminta maaf dan tak jarang ada yang memberi uang dan jajan. Ada juga tradisi mudik, dimana biasanya mudik menggunakan jasa bus, tau sendiri bagaimana suasana mudik bus yang penuh sesak jalanan yang macet belum lagi bawaan yang sudah kaya orang pindahan. kanan gandeng anak kiri membawa barang bawaan, udah gitu eret-eretan biar ga ketinggalan. Sebenarnya paling malas kalau kaya gini, udah pergi paling lama cuma 3 hari tapi yang paling menyebalkan adalah perjalanan naik bus dengan penuh sesaknya bonus bau solarnya. Sampai saat ini pun aku belum bisa menikmati perjalanan menggunakan bus, mendengar kata naik bus saja seakan perut sudah mulai mual. Itulah lebaran yang aku ingat hingga sekarang.

20/07/14

Bukan Cowok Lagi

.....
tapi kan cowok biasanya gitu...
untung aku bukan cowok lagi, sekarang aku tanya apakah kamu cewek....??
bukan donk
.........

Cuplikan dari satu obrolan yang terjadi di suatu waktu yang entah kapan karena aku ingatnya hanya penggalan kalimat seperti di atas. Bingung ya dengan kalimat yang menyebutkan "untung aku bukan cowok lagi" padahal yang mengatakan ini jelas-jelas berjenis kelamin laki-laki, nah itu dia kuncinya di kalimat terakhir yang barusan terucap laki-laki. Sekarang dia bukan cowok lagi tapi sudah naik tingkat menjadi lelaki, hmmm...agak diragukan juga tapi jika melihat dari cara bicara dan sikapnya sudah banyak perubahan dengan pembawaan yang semakin tenang. Jadi oke lah.

Hai kamu aku selamat ya sudah naik tingkat ini kan yang kamu impikan sejak lama, dan semoga secepatnya bisa maju ke tingkat selanjutnya. Eeeh tapi tunggu dulu mending habiskan dulu masa-masa ini jangan terburu-buru ya, berproses lah secara alami jangan karbitan ;)


19/07/14

Kota Mati

Bagai kota mati gersang dan menyeramkan.
Perasaan apakah ini yang tak pernah membebasanku.
Kaku berikan sedikit ruang saja untuk meregangkan tubuhku.
Tiada bekas tapi kurasakan perih yang teramat sangat



18/07/14

Gorengan Campur Plastik

Beberapa hari yang lalu bapak menyuruh adik lelakiku untuk membeli usus goreng. Tumben ada angin apa ni tiba-tiba bapak kepingin usus goreng dan usut punya usut katanya gara-gara tadi siang ngelihat orang makan usus goreng di warung kelihatan enak, makanya ketika sampai di rumah suruhan adik untuk beli. Mengingat di rumah tidak ada yang begitu suka dengan jerohan, usus goreng tepung satu plastik pun hanya nganggur begitu saja kalaupun makan paling cuma satu dua buah doank.

Aku sempat icip, ketika mengambil melihat bentuknya sedikit aneh warnanya hitam pikirku mungkin efek tepung yang di goreng kering selain tepungnya dikit, ketika di gigit keras ini bukan efek gigiku yang lagi bermasalah karena keseringan minum panas-panas ya tapi memang beneran keras.

Puncaknya kemaren, ketika berbuka puasa bapak mengingatkan kalau masih ada usus goreng di toples ya maksudnya biar buat cemilan sambil nonton tv. Adik perempuanku yang sudah menyiapkan cawan untuk tempat saos plus usus goreng, ini agar rempah-rempahnya tidak jatuh kemana-mana yang bakal menjadi incaran semut-semut menggemaskan. Namun ketika mengambil usus di toples beberapa kali di liat dan di terawang, lumayan lama juga melototi tu usus.

"hiiii....ada plastiknya" itulah kata yang diucapkan adikku masih dengan usus di tangan.
Bapak yang lagi melihat tv dan ada di dekat sana tentu saja mendengar aku pun  juga mendengar, berhubung masih asik dengan kelapa muda menjadikanku tak bergeming meresponnya.
"Apa wok" bapak menanyakan ulang apa gerangan yang dilihat adik.
"Ininya ada plastiknya" sambil masih menerawang dan beberapa kali mengorek-ngorek usus yang ada di tangan
"Mana..." bapak pun bangkit dari kursi mendekat, tak lama pergi mencari senter agar bisa melihat dengan jelas. Maklum penglihatan bapak sudah tidak begitu tajam pengaruh usia yang tak muda lagi.

Usus goreng pun beralih dari tangan adik ke tangan bapak. Adik mecoba memperlihatkan bercak yang dia yakini itu plastik. Sempat bapak menyuruhku untuk melihat mencari pembenaran apakah yang terlihat benar plastik atau bukan namun lagi-lagi masih asik dengan kelapa muda tak beranjak hanya beralasan biar adik saja yang melihat lagian aku juga mana tau yang begituan, lebih baik tanyakan pada yang bersangkutan. Adiku yang satu ini begitu jeli kadang makanan yang ada telur lalatnya pun tau lho, kebetulan kedua adiku ini memang anak farmasi jadi jangan heran sama lah-hal beginian ya.

Bapak dan adik perempuanku masih meneliti dan diskusi dengan usus seplastik, kadang di terawang di korek-koreng tidak hanya melakukan satu sample tapi beberapa usus di plastik juga ikut menjadi bahan penerawangan mereka. Karena meyakini kalau yang dilihat itu benar plastik makanya bapak melarang untuk memakan dan menyuruh untuk membuang usus yang masih banyak itu.

***
Isu pedagang nakal yang mencampur plastik dalam minyak goreng sudah lama terdengar namun mungkin karena kita sebagai konsumen kurang jeli atau memang sulitnya untuk membedakan hanya dengan melihat menjadikan enggan membahas dan mengabaikan adanya bahaya yang mengancam. Minyak yang digunakan sudah berkali-kali hingga warna minyak yang sudah agak hitam saja bisa mengganggu kesehatan apalagi dicampur plastik. Bahan-bahan pembuat plastik yang sebenarnya tidak boleh masuk ke dalam tubuh karena bisa mengganggu kesehatan inilah yang menjadi permasalahan obrolan kali ini.

Oknum pedagang gorengan sengaja mencampurkan plastik ke dalam minyak goreng yang akan dipakai untuk menggoreng ini bertujuan agar hasil gorengan menjadi renyah dan tidak mudah lembek ketika sudah lama. Jujur kita sebagai konsumen lebih suka gorengan yang renyah ketimbang yang melambai-lambai, bukan begitu.... Aku pernah melihat dengan kepala sendiri pedagang yang memasukkan minyak goreng yang masih terbungkus plastik sekaligus ke dalam penggorengan hingga meleleh dan bercampur dengan minyak. Pernah juga melihat liputan di televisi bahan yang di campur bukan hanya plastik pembungkus namun bisa juga sedotan bahkan botol minuman.

Untuk membedakan gorengan yang bercampur plastik atau enggak bila hanya dengan melihat susah sekilas tidak ada bedanya bila ingin pembuktian mesti dengan menggunakan uji laboratorium, namun ada sedikit tips untuk menghindari ulah pedagang nakal:
Biasanya gorengan yang bercampur plastik akan ada bercak putih, mungkin sisa dari plastik yang belum sepenuhnya hancur, di makanan akan terlihat sedikit berlikat bila kena cahaya (bagi yang jeli).
Meskipun sudah lama gorengan akan tetap crispy berbeda dengan gorengan yang tidak ada campuran yang akan lembek seperti orang kelaparan bila dibiarkan lama. Minyak yang dicampur plastik akan terlihat sedikit mengkilap. 

Selain itu sebaiknya diperhatikan juga minyak yang digunakan untuk menggoreng, bila minyaknya sudah keruh dan berwarna agak hitam mending batalkan untuk membeli karena minyak yang sudah dipakai berulang-ulang dengan suhu tinggi dalam waktu lama juga berbahaya untuk tubuh dan merusak rasa makanan. Memang dampaknya tidak langsung terlihat namun bila ini dilakukan berulang-ulang maka akan menimpulkan pengendapan yang menyumbat pembuluh darah. 

Mulai dari sekarang pilah dan pilih karena apa yang kita makan sekarang ini menjadi investasi di masa tua. Bila sekarang kita sudah asal-asalan dan berpikir "selama ini makan juga baik-baik saja tuh enggak menarasakan hal yang aneh-aneh" iya sekarang memang sehat karena efeknya tidak akan langsung terlihat, karena biarpun dampaknya sedikit kalau dilakukan berulang bukannya akan menjadikan penumpukan. Seperti selokan bila kita membuang sampah disana bukannya lama-lama akan menyumbat dan ujung-ujungnya kita sendiri yang kena dampaknya, iya kan. Makanya ayo mulai berusaha hidup sehat boleh makan tapi jangan berlebihan, imbangi dengan minum air putih yang banyak.

17/07/14

Coklat Lagi

Malam-malam lapar itu bikin dilema, ingin makan tapi ujung-ujungnya bikin perut begah enggak makan bakal kagak bisa tidur. Kalau di gelonggong air putih kembung donk bisa bikin kebiasaan baru yaitu bangun malam karena kebelet pipis. Pokoknya enggak mau semuanya, pilihan lain ya cuma ke meja makan mencari sesuatu yang bisa ganjal perut (kaya mobil saja perlu di ganjal) cari-cari mencari nemu roti sobek cieee nemu di dalam rumah sendiri nemu itu mah ngembat namanya, hahahhaha.....Tapi, roti sobek apa seh...?? Udah deh jangan mulai usilnya, itu lho roti yang dalamnya isi selai kenapa dinamai sobek tanya saja sama pabrik rotinya ya.

Roti yang tadi sore aku beli ketika mengantar Putra jajan di minimarket, tuh kan itu rotiku berarti enggak ngembat atau pun nemu ya lumayan masih 2 ruas dari 4 sisir dalam satu bungkus. Roti sobek rasa blueberry coklat berhubung yang strowberry coklat habis karena gak mungkin aku beli yang ori coklat, sebelum mengambil mengintip dulu isinya tapi ternyata yang tersisa isi coklat. Mengingat perut lapar hajar saja lah bukannya sudah berdamai dengan yang namanya coklat.

Aku kira coklat sudah menjadi temanku ternyata belum. Walaupun sudah berhasil minum millo dan beberapa merk biskuit yang tertera coklat sebagai bahan pembuatnya namun tidak untuk kali ini, roti tawar ini masih belum mengubah pandanganku bila coklat itu pahit. Fakta satu lagi minum millo dan beberapa biskuit coklat sepertinya hanya sebuah pembuktian kecil saja bukan untuk menjadi kebiasaan atau bisa disisipkan dalam daftar makanan favoritku. Tapi rotinya dimakan kan kan kaaan.... Iya rotinya aku makan habisnya lapar tapi coklatnya enggak memilih nyerah tanpa syarat deh daripada harus makan coklat. Kalau mau ambil aja coklatnya buat kamu ;)

Bingkai Lukisan Alam

Pagi menjelma, matahari yang menerobos masuk melalui jendela kecil dari sudut kamar. Di balik tirai ini sering ku habiskan waktu melihat anak-anak kecil yang sedang bermain-main di jalan ataupun hanya sekedar rebahan memandang ke luar menyaksikan awan-awan yang lagi jalan-jalan. Lihatlah pucuk-pucuk daun kelengkeng milik tetangga itu, disana ada sarang burung, awalnya sempat bingung dan mencari-cari sember suara cicicuit burung yang agak lirih walaupun begitu masih tetep terdengar dari kamar. Ketika melihat keluar ada beberapa burung kecil yang terbang sesekali hinggap di atas atap rumah, mungkin mereka sedang mencari makan atau mencari jerami untuk memperindah sarang untuk bakal generasi mereka yang akan lahir.

Teduh mendengar suara-suara burung kecil yang ternyata masih bisa aku dengar. Alamku sekarang sudah jauh berbeda dibanding ketika masa kecilku, dulu sekeliling rumah ditumbuhi pohon-pohon liar sehingga mendengar kicauan burung sudah biasa. Kini, pohon-pohon itu sudah berubah menjadi rumah-rumah tak bersekat hingga tak ada celah sedikitpun untuk sebatang pohon tumbuh. Sehingga mendengar dan melihat burung-burung kecil terbang bebas sekarang menjadi bonus buatku.

Selain di jendela kamar aku juga suka menghabiskan waktu berlama-lama di sini (nunjuk gambar di atas) ini seperti balkon kecil yang sengaja di buat untuk ngadem. Melihat pemandangan malam kota Semarang dengan sedikit sentuhan mobil-mobil yang melintasi di jalan tol dan kalau lagi beruntung langitku lagi cerah terlihat bintang-bintang kerlap-kerlip, juga bisa menyaksikan senja ya lumayan lah kagak kalah cantik seperti di pantai atau bukit.

Di balkon ini pula aku sering memandang jauh seolah-olah ingin menembus gedung-gedung yang menghalangi pandangan mata mencari sesuatu yang tak terlihat. Sepertinya tempat ini menjadi favorit semua orang yang datang ke rumah. Terkadang aku habiskan secangkir teh hangat sambil mendengarkan lagu dari ponselku melalui handset dan membebaskan pikiran ini pergi kemana dia suka walaupun ujung-ujungnya ke situ-situ juga. Aaah sudahlah sudahi saja coretan ini sebelum mulai terperangkap dalam pikiranku sendiri. 


NB: Kalau ada yang mau ikut ngadem silahkan datang tapi bawa bekal sendiri ya

15/07/14

Masa Lalu apa Masa Depan

Ketika berselancar di TB ada pertanyaan dalam Ask me anything yang di share @jalansaja sebagai tuan rumah yang lagi menjamu tamunya. Menurutku sangat bobot dan ini mungkin bisa membantu menjawab buat teman ngerumpi yang suatu hari (tepatnya lupa sepertinya dalam hitungan minggu) lagi ngedumel malam-malam, maaf bila waktu itu tak bisa memberikan solusi apapun tapi mudah-mudahan ini bisa buat pertimbangan. Monggo disimak :

kujagabulanbersinaruntukmu said:
hai tuan @jalansaja, saya rasa anda ahli dalam pemberi solusi,, ^^
boleh mnta pndpatny, mna yg lbih anda plih, msalalu yg ingin kmbali mnjdi mlikmu, atau msa dpan yg blm tntu kau mliki, atau plihan lain, sklian alasannya,, hehe
jalansaja answered:
Kalau saya pribadi tidak terlalu masalah dia masa lalu, atau dia orang baru. 
Yang terpenting adalah seperti apa dia ketika saya sudah siap. Mau masa lalu kah, atau orang baru kah, yang terpenting adalah kesiapan diri saya sendiri dulu. 


Saya tipikal yang percaya wanita itu tergantung siapa yang membimbingnya. Ketika dia sudah mempunyai sifat-sifat dasar kebaikan, tinggal kaum lelakinya saja mau membawanya ke arah seperti apa. 

Jadi nggak begitu ngaruh dia masa lalu, atau dia orang baru, yang penting siapa dia saat kita sudah siap berkomitmen.


Yang terpenting lagi dimana hati kita sreg, kalau udah sreg, ya libas saja.

Pilih yang sreg, pilih yang kalau kita lihat dia tuh hati kita berujar, “She is mine.”

Tahap belajar dari teman-teman pecinta blogger bagaimana bersuara dengan lantang hingga bisa didengar dan menyeret orang-orang yang singgah seakan menjadi pemeran utama hingga bisa merasakan setiap alur bahkan hingga terhanyut dari apa yang dimainkan. Tapi sepertinya mulai tergoda dengan DA yang memukau dengan sketsa-sketsanya, pertanyaannya apakah aku bisa menggambar.....????! jleeeep