11/02/12

Bukan Untuk Marah

Ada seorang tuan menyukai bunga anggrek.
Pada saat ketika hendak pergi berkelana, dia berpesan kepada bawahannya, harus hati-hati merawat bunga anggreknya.

Selama kepergiannya, bawahannya dengan teliti memelihara bunga-bunga anggrek tersebut.
Namun, pada suatu hari ketika sedang menyiram bunga anggrek tersebut, tanpa sengaja menyenggol rak-rak pohon sehingga semua pohon anggrek berjatuhan & pot anggrek itu pecah berantakan & pohon anggrek berserakan.
Para bawahannya ketakutan, menunggu tuannya pulang & meminta maaf sambil menunggu hukuman yang akan mereka terima.

Setelah sang tuan pulang mendengar kabar itu, lalu memanggil para bawahannya.
Diluar Dugaan....
Ternyata Sang Tuan tidak marah sama sekali,, bahkan berkata, "Saya menanam bunga anggrek, alasan pertama adalah untuk dipersembahkan kepada orang yang suka melihatnya,
dan yang kedua adalah untuk memperindah lingkungan di daerah ini, bukan demi untuk marah saya menanam pohon anggrek ini."

Perkataan tuan ini sungguh benar, "Bukan demi untuk marah kita menanam pohon anggrek."
Dia bisa demikian toleran,  walaupun menyukai bunga anggrek, tetapi di hatinya tidak ada rasa keterikatan akan bunga anggrek
Oleh sebab itu ketika dia kehilangan bunga-bunga anggrek tersebut, hal itu tidak menimbulkan kemarahan dalam hatinya.

Ketika kita terlalu peduli pada kehilangan..
Hal itu akan menyebabkan keadaan emosi kita tidak stabil. Dan Kita merasa tidak bahagia.

Maka seandainya kita sedang marah, kita bisa berpikir sejenak:
•» "Bukan demi marah menjadi sahabat."
•» "Bukan demi marah menjadi suami istri."
•» "Bukan demi marah melahirkan & mendidik anak."

Maka berusahalah mencairkan rasa marah & kesusahan yang ada dalam hati & merubahnya menjadi rasa damai. Semoga Kita Mampu menjadi pribadi yg bersabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar