04/05/12

Taman Sari

Pintu masuk 
Istana Taman sari adalah taman kerajaan atau pesanggrahan Sultan Yogya dan keluarganya. Tidak hanya sekedar taman tempat rekreasi keluarga kerajaan Taman sari juga mempunyai fungsi lain diantaranya sebagai tempat bersemedi Sultan dan keluarganya, sebagai pertahanan terhadap musuh, tempat membuat batik yang dilakukan oleh selir dan putri raja juga sebagai tempat berlatih kemiliteran bagi tentara kerajaan.
Menuju Kolam Pemandian
Sri Sultan merupakan seorang raja yang mencintai seni karena itulah kota Yogyakarta kental dengan seni yang sudah menjadi kebudayaan keseharian masyarakat, dan kebudayaan inilah yang menjadikan  ciri khas membuat berbeda dari kota-kota lain di Indonesia. Memasuki area Taman Sari kita langsung disuguhi dengan bangunan-bangunan kecil di sebelah kanan dan kiri yang dulunya digunakan untuk tempat penabuh gamelan atau dengan bahasa jawanya nayogo dan di tengah-tengah biasa didirikan panggung tempat para penari menunjukkan kepiawaian dan keluwesan mereka untuk menghibur Raja.

Kolam Pemandian Putri dan Selir Raja
Menuju gerbang masuk terlihat pemandangan  yang sungguh elok. Gemericik air langsung menyapa dari kolam pemandian yang dibingkai dengan tembok-tembok warna krem berhiaskan bunga teratai di tengah-tengah kolam yang menjadi sumber mata air untuk kolam pemandian itu dan bunga-bunga yang ditanam ditepian kolam pemandian. Kolam pemandian ini dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri raja), Umbul pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja). Diantara kolam ada sebuah menara yang terdiri dari tiga tinggat ada tangga dari kayu jati yang masih utuh hingga sekarang. Dari tingkat paling atas Sultam menikmati pemandangan Taman Sari yang masih lengkap dan melihat selir-selir Raja yang sedang berenang atau sedang membatik di samping-samping kolam.

Setelah menikmati pemandangan dari atas menara, lalu beranjak menuju gapura yang dominan dengan ornamen bunga dan sayap burung, pelataran yang agak besar menjadi pintu masuk bagi keluarga Sultan yang hendak memasuki Taman Sari dan sebagai tempat berlatih kemiliteran tentara keraton. Sebelah selatan Taman Sari terdapat sebuah ruangan yang terasa senyap dan hening digunakan Sutlan untuk bersemedi, memikirkan berbagai cara negosiasi dan strategi perang agar kedamaian keraton terjaga dari musuh. Area ini juga menjadi tempat penyimpanan senjata-senjata, baju perang, dan penyucian keris-keris jaman dahulu.
Ada juga ruangan yang diperuntukan sebagai dapur. Dapur ini memiliki desain bergaya eropa yang memiliki lubang cerobong asap.


Bangunan yang ada diatas adalah Pulau Kenanga yang merupakan bagian dari istana air. Dulunya Tamansari merupakan taman di tengah-tengah danau, namun sekarang danau itu sudah diratakan dengan tanah dan menjadi pemukiman penduduk. Sebagian Taman Sari yang sudah mengalami pemugaran karena telah mengalami pelapukan termakan usia dan rusak kena gempa Yogja tahun 2006.

Lorong Bawah Tanah
Tempat lain yang menarik untuk di singgahi adalah Sumur Gumuling. Untuk menuju tempat tersebut harus melewati lorong bawah tanah yang lebar dan masih kokoh hingga saat ini. Lorong ini menghubungkan Taman Sari dengan Keraton Yogyakarta. Lorong yang dibuat untuk pertahanan atau perlindungan bagi  keluarga sultan apa bila keraton dalam keadaan genting atau sebagai tempat berlindung dari serangan musuh. Ruang rahasia banyak terdapat di tempat ini. Bahkan ada legenda yang menyebutkan bahwa lorong ini tembus ke pantai laut selatan dan merupakan jalan bagi Sultan Yogyakarta untuk bertemu dengan Nyai Roro Kidol yang konon menjadi istri bagi raja-raja Kasultanan Yogyakarta namun sekarang lorong-lorong rahasia itu sudah ditutup mengingat kini Taman sari sudah dibuka untuk umum.

Bila meyusuri lorong bawah tanah anda akan sampai ke masjid bawah tanah yang merupakan surau atau tempat Sultan dan keluarga keraton melakukan ibadah sholat. Bangunan dua tingkat yang memiliki desain akustik yang apik dengan memiliki arti disetiap bagian-bagiannya. Tidak seperti masjid-masjid yang ada kebanyakan masjid bawah tanah ini berbentuk melingkar dengan Sumur Gemuling terletak persis di tengah sebagai tempat wudu yang diatasnya terdapat lima anak tangga yang melambangkan lima Rukun Islam dan persis di atas Sumur biasa digunakan untuk menyuarakan adzan atau pertanda sudah masuk jam untuk melakukan ibadah Sholat. Ketika menengadahkan kepala terlihat langit biru. Atap yang terbuka dilambangkan untuk berinteraksi langsung dengan Tuhan, ketika malam tiba memberikan suasana tenang, seakan saay beribadah beratapkan langit yang bertaburan bintang. Menuju tingkat dua ada jendela-jendela kecil yng memiliki jumlah 9 (sembilan) jendela, diartikan sebagai perlambangan 9 wali, selain untuk melihat keadaan sekitar. Ada juga ruang yang agak menjorok kedalam yang fungsinya sebagai Imam sholat atau pemimpin sholat. Kenapa bangunan itu di buat melingkar karena pada zaman dahulu belum diketahui secara pasti arah kiblat (arah yang dijadikan patokan umat islam untuk menjalankan ibadah). Masjid Bawah tabah sengaja dibuat dua lantai untuk lantai satu diperuntukkan untuk sholat buat kaum wanita dan tempat untuk sholat para pria berada di lantai dua.
Hingga saat ini bangunan Tamansari masih bediri kokoh dan sisa-sisa keindahannyapun masih terlihat jelas yang akan membuat pengunjung berdecak kagum akan keindahannya.

Silahkan berkunjung jangan lupa untuk mengabadikan keindahannya agar bisa bercerita saat kumpul sama sodara bahkan siapa tahu bisa buat cerita anak cucu kelak :D  (L)

Berlokasi di JL. Taman, Kraton, Yogyakarta 55133

Tidak ada komentar:

Posting Komentar