27/03/13

Iri Hati

Ketimpangan sosial tak bisa dianggap remeh, jurang kesejahteraan antara sikaya dan simiskin bisa berkembang menjadi ketidak adilan sosial sehingga menimbulkan rasa iri dan dengki bagi kelompok tak punya. Tak ayal muncul pelampiasan rasa "tak" kesenjangan sosial dengan tindak kriminal dengan sasaran kepada kelompok si kaya. Kalau ketimpangan sosial ini makin meluas dan ketidak adilan sosial juga merajalela dimana-mana terus ada orang petentang-petenteng, itu juga tidak menunjukkan kepekaan sosialnya. Orang lain yang masih susah sedangkan dia hidup bermewah-mewahan, terus kalau diingatkan sedikit marah, ini membuat orang-orang yang ada di bawah geram dan berasa ingin membalas agar jera dan tahu kalau perbuatan mereka tidak pas.

Sejatinya tiap individu wajar memiliki rasa iri karena sudah menjadi sifat manusia yang sering merasa tidak puas pada dirinya, namun kadar perasaan iri setiap orang berbeda-beda, jika dibiarkan rasa iri bisa menjadi berkembang menjadi hal negatif. Dengan mengelolanya secara bijak, rasa iri jika disikapi dengan baik justru akan membuat kita lebih termotifasi untuk memperbaiki kualitas hidup.

Hal ini sebenarnya bisa dikelola dengan cara kita punya rem. Setiap orang punya yang namanya kontrol diri, bagaimana maintenance atau kontrol dirinya harus diaktifkan dalam arti jika dia merasa dirinya bertindak terlalu negatif, misalnya dia benci dengan orang lain, ingin merebut milik yang orang lain punya, itu sudah harus ada kontrol diri untuk rem bahwa ini gak benar.

Pengendalian emosi dan kedewasaan berpikir menjadi kata kunci setiap individu untuk selalu mengontrol diri. Ubahlah pola pikir dari sekarang, angkat perasaan iri yang berlebihan dengan cara mensyukuri apa yang telah dimiliki. (L)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar