Bisa di bilang penting bisa enggak
Pentingnya apa dan bagaimana itu bisa gak penting ??
Penting: Pacaran itu digunakan sebagai proses pengenalan, mengenal pribadi pasangan dan menyamakan visi kedepan tentang sebuah komitmen
Gak penting: karena biasanya sering pada terlena dan menganggap pacaran itu sebagai kekangan
owh begitu toow ..
Jika disuruh memiLih mending paCaran duLu sebeLum nikah atau Langsung nikah baru paCaran ??
Kalau aku yakin sama orangnya bakalan milih langsung nikah, cz gak ada jaminan juga kan saat memilih pacaran dulu apa langsung nikah semuanya punya resiko.
Masalahnya ketika masa-masa pacaran kita tahunya cuma yang baik-baik saja yaa mentok paling kebiasaan sepele-sepele yang mudah dilihat bahkan oleh teman atau orang-orang disekitarnya asal mau merhatiin dan kebiasaan itu bisa ditolerir, sedangkan saat nikah baru deh segala macam sifat bakal kebongkar semua sampai belang-belangnya juga bakalan kelihatan.
Biasanya kan kalau pacaran pada jaim, berusaha berbuat yang terbaik dan hati-hati agar pasangan tak tersinggung apalagi kalau terlihat kejelekan yang tak lazim bakal malu juga sama pasangan semua demi menyenangkan pasangan.
Lama sebentarnya pacaran bukan menjamin langgengna sebuah hubungan
Banyak orang yang bilang jika cinta itu buta namun pernikahanlah yang akan membukakan mata dari segalanya.
Apakah gak beresiko ??
Bukankah semua ada resiko ,
Kalau gak mau beresiko yaa terus saja di zona aman yang akan membuatmu tak akan berkembang dan bergerak. Hanya flat, monoton, mengekor pada kebosanan.
Yaa memang semua beresiko tapi kan ada baiknya menghindari resiko yang berLebihan ..
KaLau langsung dan sudah terlanjur menikah gimana Coba ??
Kalau kedua belah pihak setuju, mantap dengan calon pendampingnya serta sudah ada restu orang tua kenapa takut melangkah coba.
Yaa tinggal menekan ego lah biar bisa berjalan beriringan. Saling menjaga, mengerti dan bersatu dalam visi.
Buktinya orang jaman dulu banyak kan yang di jodohin malah bisa di bilang ketemu cuma sesekali tanpa ada proses pacaran tapi langgeng-langgeng aja to,
Jaman sekarang pacaran bertahun-tahun setelah rumah tangga tak sedikit yang gagal bahkan ada yang sudah pacaran lama tapi gak nikah apa gak buang"-buang waktu aja tu
Semua tergantung niat say
Jaman sekarang beda say sama jaman duLu ..
Aku juga sering membayangkan tentang pernikahan aLa jaman duLu sama sekarang ..
Sama say yang membedakan cuma waktu dan cara pikir doank kok
Tetep beda say ..
Gak bisa disama-sama in ..
Dari kebutuhannya saja sudah beda ..
Kebutuhan sama ... cuma sifat konsumtif jaman sekarang lebih besar
Kalau kebutuhan dari dulu hingga saat ini sama cuma butuh sandang, pangan, papan, b udah yang besar kan kebutuhan konsumtifnya
Tetep beda say ..
Kalau menurut kamu beda yaa wajar say
Tapi kalau menurutku sama kok
Manusia sebenarna cuma butuh makan, pakaian sama tempat tinggal sudah yang lain cuma tambahan namun tambahan itulah yang sekarang menjadi virus (sifat konsumtif)
Nah itu ..
Jaman sekarang mengutamakan virus itu ..
Banyak pernikahan yang gagaL Cuma gara-gara masaLah seperti itu ..
Bukan gagal gara-gara virus itu say tapi karena ego dan virus cuma jadi alat istilah kerennya kambing hitam.
Sekarang kita analisa yaa,
~ sudah tahu suaminya pendapatan pas-pasan cuma cukup buat makan tapi istri suka melihat orang lain, pada orang-orang sekitarnya yang dari segi pendapatan berada diatasnya gak melihat kemampuan. Mengada adakan yang tidak ada dan mengutamakan yang gak penting apa itu bukan ego namanya
~ Para suami berambisi mencari doit sebanyak-banyaknya untuk menaikkan tingkat sosial kedalam golongan hidup bermasyarakat yang lebih tinggi.
~ Lalu mentang-mentang suaminya pinter cari doit dengan mudahna belanja sana sini tanpa melihat barang yang dia beli berguna apa enggak dan tanpa berpikir kalau suamina di kantor lagi puyeng banyak kerjan kena marah, dikejar target dan semacamnya. Udah gitu sampai rumah tidak disambut hangat istri agar capek suami hilang malah diceritain tetangga beli ini itu dan pengen juga dibelikan yaa tambah dah setresnya.
~ Punya doit banyak langsung menggelar toko emas berjalan (badan penuh perhiasan) shopping, makan-makan direstoran mahal, beli barang-barang tak mau kalah dengan orang yang dianggap saingan
Kita lihat orang jaman dulu
~ Sudah tau suaminya cuma buruh tani, bisa makan nasi cuma pas panen yang di lakukan istri bukan menuntut tapi menanami pekarangan dengan sayuran dan mengajak suaminya menanam umbi-umbian buat mereka makan sehari-hari.
~ Membantu suaminya berpanas-panasan disawah, jualan keliling kampung
~ Makan cuma sehari sekali atau bahkan gak makan.
Tak ada komplen antara satu dan yang lainnya, saling menyadari dengan keadaan yang ada.
~ Walau punya uang banyak tetep saja pakaian seadanya, rumah yaa begitu-begitu saja malah lebih pilih dibeliin sawah atau hewan beliharaan.
Lalu siapa yang salah coba kalau kaya gini, masihkah kita bisa menyalahkan keadaan.....?????!
Lihat lah nenek-nenek kita mereka juga masih hidup dijaman yang bilangnya serba canggih tapi keinginan mereka gak aneh-aneh to, itu karena mereka tau apa itu kesederhanaan dan tak begitu konsumtif, mempertimbangkan asas manfaat saat melihat sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar