Tanya: Apakah phthalate itu?
Jawab:
Phthalate adalah sekelompok zat yang banyak digunakan dalam produk
sehari-hari. Phthalate tidak berwarna, kekentalannya mirip minyak
goreng, sedikit atau tanpa bau serta tidak mudah menguap.
Tanya: Apa saja kegunaan phthalate?
Jawab:
Sekitar 12 jenis phthalate yang digunakan di seluruh dunia saat ini
terkandung dalam ribuan jenis produk. Aplikasi utama dari phthalate
adalah sebagai aditif yang berfungsi melunakkan PVC dan membuatnya
menjadi fleksibel, tanpa mengorbankan kekuatan bahan PVC. Phthalate
digunakan sebagai pelunak (plasticizer) dalam produk mainan anak-anak,
mobil dan banyak produk-produk lain yang terdapat di rumah-rumah maupun
di rumah sakit. Misalnya, phthalate merupakan aditif penting dalam
pembuatan peralatan medis dari bahan PVC yang banyak manfaatnya dalam
menyelamatkan jiwa manusia. Phthalate jenis yang lain banyak digunakan
dalam formulasi parfum dan berbagai produk-produk perawatan kecantikan
dengan fungsi untuk membuat keharumannya bertahan lebih lama. Phthalate
jenis yang lain lagi berfungsi untuk mencegah rusaknya berbagai jenis
lapisan coating pada berbagai jenis produk.
Tanya: Apa kah phthalate aman digunakan?
Jawab:
Badan-badan pembuat kebijakan produk industri dan juga badan-badan
independen telah menyimpulkan bahwa phthalate aman digunakan sebagai
plasticizer PVC dan dalam produk-produk perawatan kecantikan. Tidak
pernah ada bukti terpercaya yang menunjukkan bahwa phthalate pernah
membawa kerugian kepada manusia selama sejarah penggunaannya yang sudah
berjalan selama 50 tahun. Phthalate merupakan satu diantara beberapa
jenis zat kimia yang paling banyak dipelajari, sehingga sangat banyak
infomasi tentang zat ini yang tersedia bagi masyarakat umum berkenaan
dengan keamanan penggunaan zat ini dalm kehidupan sehari-hari.
Tanya: Siapa bilang phthalate aman digunakan?
Jawab:
Uni Eropa telah melakukan tinjauan extensif terhadap keamanan
penggunaan phthalate dari jenis yang paling banyak digunakan saat ini.
Mereka menemukan bahwa phthalate bukanlah zat yang patut dikhawatirkan
menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia dalam berbagai penggunaannya
sejauh ini. Tinjauan tersebut secara spesifik juga mencakup penggunaan
phthalate dalam mainan anak-anak dan dalam cat/pelapis kuku.
US Consumer Product Safety Commission juga menyimpulkan bahwa zat phthalat yang banyak digunakan dalam produk mainan anak-anak adalah tidak terbukti dapat menimbulkan resiko kesehatan pada anak-anak.
US Consumer Product Safety Commission juga menyimpulkan bahwa zat phthalat yang banyak digunakan dalam produk mainan anak-anak adalah tidak terbukti dapat menimbulkan resiko kesehatan pada anak-anak.
Tanya: Saya dengar phthalate menyebabkan masalah kesehatan ketika diuji pada hewan percobaan?
Jawab:
Beberapa jenis phthalate (tidak semua) memang diketahui mengganggu
sistem reproduksi tikus jantan ketika tikus tersebut mengkonsumsi
phthalate dalam jumlah besar. Dosis ini jauh lebih besar dibanding yang
mungkin masuk ke dalam tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Efek
negatif pada tikus ini tidak lah berarti hal tersebut juga akan terjadi
pada manusia, karena tikus dan manusia memiliki metabolisme yang sangat
berbeda. Ketika phthalate dipaparkan kepada hewan mamalia yang paling
kecil (marmoset), ternyata samasekali tidak ada gangguan kesehatan yang
ditemukan pada hewan tersebut, sedangkan metabolisme Marmoset lebih
menyerupai metabolisme tubuh manusia.
Tanya: Apa sebenarnya yang terjadi pada tikus yang mengkonsumsi phthalate tersebut?
Jawab:
Para peneliti meyakini bahwa pemaparan beberapa jenis phthalate dalam
dosis yang extrem tinggi kepada tikus menyebabkan tertekannya produksi
hormon testosterone yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem reproduksi
jantan.
Ada dua hal penting yang menyebabkan studi ini tidak relevan bagi manusia:
Ada dua hal penting yang menyebabkan studi ini tidak relevan bagi manusia:
- Besarnya dosis phthalate yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi pada tikus adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan tingkat paparan yang mungkin masuk ke tubuh manusia dari penggunaan produk sehari-hari.
- Terlebih lagi, hingga saat ini samasekali tidak ditemukan bukti-bukti bahwa mekanisme yang terjadi pada tikus juga terjadi pada manusia.
Tanya: Apakah hal yang terjadi pada tikus bisa terjadi juga pada manusia?
Jawab:
Tidak ada bukti bahwa itu bisa terjadi pada manusia. Ada beberapa bukti
bahwa hal itu tidak terjadi pada manusia. Sebuah studi dilakukan
terhadap anak-anak yang mengalami kondisi kritis ketika baru dilahirkan
sehingga harus menggunakan peralatan medis PVC yang mengandung phthalate
dan karenanya anak-anak tersebut terpapar oleh phthalate dalam jumlah
yang cukup besar. Studi tersebut mencatat bahwa kondisi anak-anak
tersebut yang kini sudah mencapai usia remaja sangat sehat dan normal.
Tanya: Apakah ada bukti-bukti bahwa phthalate tidak memberi efek buruk kepada manusia?
Jawab:
Test-test yang dilakukan terhadap marmoset, yang termasuk golongan
primate seperti manusia, menyimpulkan bahwa bahkan dengan dosis yang
sangat tinggi yang diberikan pada marmoset semenjak lahir hingga
mencapai usia yang matang secara seksual (usia dimana semua organ
reproduksinya sudah tumbuh sempurna) ternyata tidak menimbulkan efek
apapun terhadap perkembangan organ-organ reproduksinya.
Sebuah studi yang lain menyimpulkan bahwa manusia tidak dapat menyerap phthalate, sementara tikus-tikus sangat mudah menyerap phthalate. Manusia bias mencerna phthalate dan membuangnya segera melalui saluran pembuangan. Bukti-bukti ini menguatkan bahwa efek negative dari phthalate yang terjadi pada tikus tidak terjadi pada manusia,
Sebuah studi yang lain menyimpulkan bahwa manusia tidak dapat menyerap phthalate, sementara tikus-tikus sangat mudah menyerap phthalate. Manusia bias mencerna phthalate dan membuangnya segera melalui saluran pembuangan. Bukti-bukti ini menguatkan bahwa efek negative dari phthalate yang terjadi pada tikus tidak terjadi pada manusia,
Tanya: Bukankah studi mutakhir menunjukkan bahwa phthalate mempengaruhi fungsi perkembangan seksual manusia?
Jawab:
The National Institutes of Health melalui “Program Toksikologi
Nasional”-nya telah melakukan tinjauan terhadap semua studi yang
mengklaim adanya efek phthalate terhadap manusia, dan pada akhir 2006
mereka menyatakan bahwa semua studi tersebut tidak menunjukkan cukup
bukti untuk dapat disimpulkan secara benar.
Semua studi yang disebutkan diatas bersifat statistik, mereka mengklaim menemukan korelasi antara paparan phthalate dan dampak-dampak tertentu terhadap kesehatan manusia. Akan tetapi dalam studi tersebut banyak terjadi penyimpangan dan dalam kasus ini banyaknya penyimpangan membuat kesimpulan yang ditarik dari studi tersebut sangat diragukan kebenarannya. Juga, tak ada satupun dari studi yang disebutkan diatas mengklaim bahwa phthalate menyebabkan efek negatif pada kesehatan manusia. Mereka hanya mengatakan bahwa phthalate secara statistik memiliki korelasi terhadap efek-efek tersebut. Korelasi-korelasi semacam itu sangat mungkin merupakan fluktuasi statistic belaka.
Semua studi yang disebutkan diatas bersifat statistik, mereka mengklaim menemukan korelasi antara paparan phthalate dan dampak-dampak tertentu terhadap kesehatan manusia. Akan tetapi dalam studi tersebut banyak terjadi penyimpangan dan dalam kasus ini banyaknya penyimpangan membuat kesimpulan yang ditarik dari studi tersebut sangat diragukan kebenarannya. Juga, tak ada satupun dari studi yang disebutkan diatas mengklaim bahwa phthalate menyebabkan efek negatif pada kesehatan manusia. Mereka hanya mengatakan bahwa phthalate secara statistik memiliki korelasi terhadap efek-efek tersebut. Korelasi-korelasi semacam itu sangat mungkin merupakan fluktuasi statistic belaka.
Tanya: Apakah demikian juga dengan studi oleh Swan?
Jawab:
Yang pasti, banyak expert meragukan studi tersebut. Studi oleh Swan
mengklaim bahwa ada terjadi perubahan (bukan kerusakan) pada
perkembangan proses reproduksi bayi-bayi, yang diduga diakubatkan
terpaparnya para ibu bayi oleh campuran dari 4 jenis phthalate.
Dr.Rebecca Goldin, seorang Ph.D. bidang Matematika yang bekerja pada
Statistical Assessment Services (STATS), ketika ditanya komentarnya
tentang sudi Swan, malah balik bertanya, “berapa banyak data tersebut
harus di-otak-atik agar bisa ditemukan kesimpulannya?” Para ahli yang
lain mempertanyakan dan mengkritik studi tersebut dari segi
metodologinya, data klinisnya, dan bahkan keabsahan logikannya dari
sudut pandang ilmu Biologi.
Tanya: Bukankah phthalate bisa mengganggu fungsi endocrine/hormon?
Jawab:
Pada uji laboratorium terhadap tikus, phthalate tidak menghambat aksi
kerja hormon jantan maupun betina. Efek dari paparan phthalate terhadap
tikus juga terbukti tidak menyerupai efek kerja hormone-hormon tersebut.
Tanya: Bukankah phthalate menyebabkan kanker?
Jawab:
The
International Agency for Research on Cancer, yang merupakan anak
organisasi dari WHO, telah menyatakan pada tahun 2000 bahwa DEHP atau
yang popular disebut dengan nama DOP “tidak dapat digolongkan” sebagai
zat pemicu kanker pada manusia. Dasar dari kesimpulan tersebut adalah
adanya cukup bukti bahwa proses biologis yang memicu terjadinya kanker
pada tikus ternyata tidak terdapat pada tubuh manusia.
( Sumber ; kesekolah.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar