29/03/13

PHTHALATE

Tanya: Apakah phthalate itu?
Jawab:
Phthalate adalah sekelompok zat yang banyak digunakan dalam produk sehari-hari. Phthalate tidak berwarna, kekentalannya mirip minyak goreng, sedikit atau tanpa bau serta tidak mudah menguap.

Tanya: Apa saja kegunaan phthalate? 
Jawab:  
Sekitar 12 jenis phthalate yang digunakan di seluruh dunia saat ini terkandung dalam ribuan jenis produk. Aplikasi utama dari phthalate adalah sebagai aditif yang berfungsi melunakkan PVC dan membuatnya menjadi fleksibel, tanpa mengorbankan kekuatan bahan PVC. Phthalate digunakan sebagai pelunak (plasticizer) dalam produk mainan anak-anak, mobil dan banyak produk-produk lain yang terdapat di rumah-rumah maupun di rumah sakit. Misalnya, phthalate merupakan aditif penting dalam pembuatan peralatan medis dari bahan PVC yang banyak manfaatnya dalam menyelamatkan jiwa manusia. Phthalate jenis yang lain banyak digunakan dalam formulasi parfum dan berbagai produk-produk perawatan kecantikan dengan fungsi untuk membuat keharumannya bertahan lebih lama. Phthalate jenis yang lain lagi berfungsi untuk mencegah rusaknya berbagai jenis lapisan coating pada berbagai jenis produk.

Tanya: Apa kah phthalate aman digunakan?
Jawab:  
Badan-badan pembuat kebijakan produk industri dan juga badan-badan independen telah menyimpulkan bahwa phthalate aman digunakan sebagai plasticizer PVC dan dalam produk-produk perawatan kecantikan. Tidak pernah ada bukti terpercaya yang menunjukkan bahwa phthalate pernah  membawa kerugian kepada manusia selama sejarah penggunaannya yang sudah berjalan selama 50 tahun. Phthalate merupakan satu diantara beberapa jenis zat kimia yang paling banyak dipelajari, sehingga sangat banyak infomasi tentang zat ini yang tersedia bagi masyarakat umum berkenaan dengan keamanan penggunaan zat ini dalm kehidupan sehari-hari.

Tanya: Siapa bilang phthalate aman digunakan?
Jawab:  
Uni Eropa telah melakukan tinjauan extensif terhadap keamanan penggunaan phthalate dari jenis yang paling banyak digunakan saat ini. Mereka menemukan bahwa phthalate bukanlah zat yang patut dikhawatirkan menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia dalam berbagai penggunaannya sejauh ini. Tinjauan tersebut secara spesifik juga mencakup penggunaan phthalate dalam mainan anak-anak dan dalam cat/pelapis kuku.
US Consumer Product Safety Commission juga menyimpulkan bahwa zat phthalat yang banyak digunakan dalam produk mainan anak-anak adalah tidak terbukti dapat menimbulkan resiko kesehatan pada anak-anak.

Tanya: Saya dengar phthalate menyebabkan masalah kesehatan ketika diuji pada hewan percobaan?
Jawab:  
Beberapa jenis phthalate (tidak semua) memang diketahui mengganggu sistem reproduksi tikus jantan ketika tikus tersebut mengkonsumsi phthalate dalam jumlah besar. Dosis ini jauh lebih besar dibanding yang mungkin masuk ke dalam tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Efek negatif pada tikus ini tidak lah berarti hal tersebut juga akan terjadi pada manusia, karena tikus dan manusia memiliki metabolisme yang sangat berbeda. Ketika phthalate dipaparkan kepada hewan mamalia yang paling kecil (marmoset), ternyata samasekali tidak ada gangguan kesehatan yang ditemukan pada hewan tersebut, sedangkan metabolisme Marmoset lebih menyerupai metabolisme tubuh manusia.

Tanya: Apa sebenarnya yang terjadi pada tikus yang mengkonsumsi phthalate tersebut?
Jawab: 
 Para peneliti meyakini bahwa pemaparan beberapa jenis phthalate dalam dosis yang extrem tinggi kepada tikus menyebabkan tertekannya produksi hormon testosterone yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem reproduksi jantan.
Ada dua hal penting yang menyebabkan studi ini tidak relevan bagi manusia:
  1. Besarnya dosis phthalate yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi pada tikus adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan tingkat paparan yang mungkin masuk ke tubuh manusia dari penggunaan produk sehari-hari.
  2. Terlebih lagi, hingga saat ini samasekali tidak ditemukan bukti-bukti bahwa mekanisme yang terjadi pada tikus juga terjadi pada manusia.
Tanya: Apakah hal yang terjadi pada tikus bisa terjadi juga pada manusia?
Jawab:  
Tidak ada bukti bahwa itu bisa terjadi pada manusia. Ada beberapa bukti bahwa hal itu tidak terjadi pada manusia. Sebuah studi dilakukan terhadap anak-anak yang mengalami kondisi kritis ketika baru dilahirkan sehingga harus menggunakan peralatan medis PVC yang mengandung phthalate dan karenanya anak-anak tersebut terpapar oleh phthalate dalam jumlah yang cukup besar. Studi tersebut mencatat bahwa kondisi anak-anak tersebut yang kini sudah mencapai usia remaja sangat sehat dan normal.

Tanya: Apakah ada bukti-bukti bahwa phthalate tidak memberi efek buruk kepada manusia?
Jawab:  
Test-test yang dilakukan terhadap marmoset, yang termasuk golongan primate seperti manusia, menyimpulkan bahwa bahkan dengan dosis yang sangat tinggi yang diberikan pada marmoset semenjak lahir hingga mencapai usia yang matang secara seksual (usia dimana semua organ reproduksinya sudah tumbuh sempurna) ternyata tidak menimbulkan efek apapun terhadap perkembangan organ-organ reproduksinya.
Sebuah studi yang lain menyimpulkan bahwa manusia tidak dapat menyerap phthalate, sementara tikus-tikus sangat mudah menyerap phthalate. Manusia bias mencerna phthalate dan membuangnya segera melalui saluran pembuangan. Bukti-bukti ini menguatkan bahwa efek negative dari phthalate yang terjadi pada tikus tidak terjadi pada manusia,

Tanya: Bukankah studi mutakhir menunjukkan bahwa phthalate mempengaruhi fungsi perkembangan seksual manusia?
Jawab:  
The National Institutes of Health melalui “Program Toksikologi Nasional”-nya telah melakukan tinjauan terhadap semua studi yang mengklaim adanya efek phthalate terhadap manusia, dan pada akhir 2006 mereka menyatakan bahwa semua studi tersebut tidak menunjukkan cukup bukti untuk dapat disimpulkan secara benar.
Semua studi yang disebutkan diatas bersifat statistik, mereka mengklaim menemukan korelasi antara paparan phthalate dan dampak-dampak tertentu terhadap kesehatan manusia. Akan tetapi dalam studi tersebut banyak terjadi penyimpangan dan dalam kasus ini banyaknya penyimpangan membuat kesimpulan yang ditarik dari  studi tersebut sangat diragukan kebenarannya. Juga, tak ada satupun dari studi yang disebutkan diatas mengklaim bahwa phthalate menyebabkan efek negatif pada kesehatan manusia. Mereka hanya mengatakan bahwa phthalate secara statistik memiliki korelasi terhadap efek-efek tersebut. Korelasi-korelasi semacam itu sangat mungkin merupakan fluktuasi statistic belaka.

Tanya: Apakah demikian juga dengan studi oleh Swan?
Jawab:  
Yang pasti, banyak expert meragukan studi tersebut. Studi oleh Swan mengklaim bahwa ada terjadi perubahan (bukan kerusakan) pada perkembangan proses reproduksi bayi-bayi, yang diduga diakubatkan terpaparnya para ibu bayi oleh campuran dari 4 jenis phthalate. Dr.Rebecca Goldin, seorang Ph.D. bidang Matematika yang bekerja pada Statistical Assessment Services (STATS), ketika ditanya komentarnya tentang sudi Swan, malah balik bertanya, “berapa banyak data tersebut harus di-otak-atik agar bisa ditemukan kesimpulannya?” Para ahli yang lain mempertanyakan dan mengkritik studi tersebut dari segi metodologinya, data klinisnya, dan bahkan keabsahan logikannya dari sudut pandang ilmu Biologi. 

Tanya: Bukankah phthalate bisa mengganggu fungsi endocrine/hormon?
Jawab: 
Pada uji laboratorium terhadap tikus, phthalate tidak menghambat aksi kerja hormon jantan maupun betina. Efek dari paparan phthalate terhadap tikus juga terbukti tidak menyerupai efek kerja hormone-hormon tersebut.

Tanya: Bukankah phthalate menyebabkan kanker?
Jawab: 
The International Agency for Research on Cancer, yang merupakan anak organisasi dari WHO, telah menyatakan pada tahun 2000 bahwa DEHP atau yang popular disebut dengan nama DOP “tidak dapat digolongkan” sebagai zat pemicu kanker pada manusia. Dasar dari kesimpulan tersebut adalah adanya cukup bukti bahwa proses biologis yang memicu terjadinya kanker pada tikus  ternyata tidak terdapat pada tubuh manusia.

( Sumber ; kesekolah.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar