Iming-iming harga murah, tekanan ekonomi dan meroketnya harga berbagai
kebutuhan pokok membuat konsumen kerap terlena dan tidak lagi jeli
memilih produk makanan yang akan dibelinya. Padahal ancaman kesehatan
mengintai saat kita mengkonsumsi makanan kadaluarsa.
Tekanan
ekonomi yang sedemikian tinggi membuat masyarakat miskin tak lagi punya
banyak pilihan. Asalkan bisa makan saja mereka sudah sangat bersyukur.
Sebuah fenomena unik namun mengenaskan, kadang ada pedagang yang menjual makanan yang sudah kadaluarsa. Dengan memasang harga separuh
hingga seperempat dari harga normal dagangan merekapun memiliki peminat
yang tak bisa dibilang sedikit. Ironisnya ini menjadi solusi terakhir
bagi keluarga miskin yang tak mampu membeli sembako normal yang kini
harganya selangit.
Karena tak memiliki banyak uang mereka lebih memilih untuk membeli makanan yang membandrol harga miring, dengan begitu keinginan untuk merasakan makanan yang di inginkannya pun bisa kesampaian. Walaupun mereka tahu jika makanan kadaluarsa tak layak konsumsi dan bisa mengganggu kesehatan namun mereka tak menghiraukan tentang akibatnya yang pasti mereka lebih memilih perut mereka terisi. Sebagian menganggap dengan membuang bagian-bagian yang ditumbuhi jamur atau mengukus makanan itu sudah membuat bakteri yang tumbuh mati dan makanan itu aman untuk dikonsumsi. Namun adakalanya ada juga produsen yang sengaja mengolah makanan kadaluarsa itu menjadi makanan lain atau makanan kering berupa cemilan sehingga layak untuk dijual kembali.
Tak banyak disadari konsumsi makanan
kadaluarsa mengandung bahaya bagi kesehatan. Meski jarang yang langsung
terdeteksi, efek tercepat yang kerap muncul adalah rasa mual, pusing,
muntah hingga diare. Dan biasanya terjadi 2-4 jam pasca konsumsi, tapi
tak jarang efek yang ditimbulkan lebih fatal. Kalau misalnya kondisi
sampai parah sekali, atau mungkin sampai kesadarannya bisa turun dan
mungkin otaknya gak dapat oksigen itu bisa saja kalau terjadi kerusakan
didalam otak bisa menyebabkan kecacatan.
Demi kesehatan keluarga, masyarakat harus jeli dan cerdas memilih bahan pangan yang akan
dikonsumsi. Perhatikan tanggal kadaluarsa pada kemasan, selain itu
hindari kemasan makanan yang cacat, penyok dan mengembung, karena hal
itu bisa menandakan bahwa makanan telah tercemar bakteri. Amati juga
labelnya, pastikan tertera nama produk, nama dan alamat produsen atau
importir, komposisi bahan, kandungan nutrisi, berat bersih, nomor
pendaftaran, sertifikasi halal serta tanggal produksi dan kadaluarsa.
Jangan hanya demi kebutuhan perut kesehatan menjadi jaminan, bukan apa-apa jika terjadi sesuatu setelah mengkonsumsi makanan tersebut diri sendirilah yang akan rugi. Bayangkan saja jika terjadi keracunan bukannya akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk perawatan di rumah sakit dan membeli obat-obatan, selain itu juga akan menyusahkan orang-orang yang ada di sekitar kita. Hayooo pilih yang mana... Jangan hanya untuk memuaskan keinginan sesaat malah berdampak buruk dan mengakibatkan tekor. (L)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar