29/08/13

Pahlawan Kebersihan

Pernah gak berpikir dan memperhatikan profesi yang satu ini.....
Mungkin sebagian besar hanya menganggapnya angin lalu dan lebih memilih menghindar sambil menutup hidungnya karena bau yang ditimbulkan.

Coba telaah dan berpikir andai tidak ada orang-orang seperti mereka, baik jalanan maupun lingkungan kita ini menjadi seperti apa coba sedangkan kita hanya bisa mengeluh dan mengumpat tanpa ada tindakan nyata. Yang pasti di sepanjang jalan yang kita lalui membuat ke tidak nyamanan karena bau dari sampah-sampah yang berserakan di pinggir-pinggir jalan. Boro-boro ikut gotong royong, saat jalan untuk teman perjalanan memakan perpen atau menenggak minuman dingin, tisu atau pun bungkus asal lempar saja tanpa ada keinginan untuk mencari tempat sampah terdekat, jika belum menemukan tempat sampah juga tidak ada inisiatif untuk mengantongi atau menggenggamnya hingga menemukan tempat sampah. Hanya orang-orang kalangan minoritas yang mengetahui apa itu kebersihan dan semoga Anda menjadi salah satu golongan minoritas tersebut.

Sampai sekarang saja aku belum pernah menemukan seorang pemuda yang tegap yang kuat memilih profesi seperti ini. Gengsi inilah yang terjadi, dianggapnya pekerjaan ini sebagai pekerjaan jorok dan lebih memilih nganggur daripada harus angkut-angkut sampah. Coba deh perhatikan para pahlawan kebersihan sebagian besar dilakukan oleh orang-orang tua, ini karena mereka lebih memikirkan bagaimana pulang membawa uang untuk anak, istri dan cucunya dirumah daripada mengedepankan gengsi tapi tidak untuk anak muda jaman sekarang. Ada juga seorang pensiunan, karena sudah terbiasa bekerja dan prihatin makanya saat pensiun tiba malah bingung karena tidak melakukan apa-apa dan mereka tidak betah jika hanya duduk-duduk saja dirumah makanya lebih memilih melakukan bekerja seadanya lumayan juga bisa menambah-nambah uang belanja.

Oh iya aku pernah nanya seorang mahasiswa jurusan hukum di sebuah pergururuan tinggi di Jakarta waktu ibu sedang melakukan aksi demo yang mengatasnamakan rakyat mendesak pemerintah untuk menurunkan harga sembako.
Aku     : "Rakyat mana yang kamu wakili aspirasinya... "
Dia      : "Aku hanya ikut-ikutan teman enggak tau mereka itu ngapain demo belum tentu mereka juga punya solusi mengatasinya, paling cuma seru-seruan ikut teman".
Aku     : "Apa rencana kamu kedepan..."
Dia   : "Nanti jika aku sudah menjadi pengacara aku tidak akan korupsi dan membela rakyat yang membutuhkan bantuan dengan sukarela tanpa menuntut bayaran".
Aku    : "Lalu hingga detik ini tindakan nyata apa yang sudah kamu lakukan untuk masyarakat,"
Dia     : "ya belum ada, nanti jika sudah lulus bakal mengabdi pada masyarakat".
Aku   : "Mengapa kamu gak melakukan tindakan nyata dengan terjun langsung ke masyarakat sekarang juga, bisa kan kamu melakukan bersih sungai dengan teman-teman atau apalah yang bisa menyehatkan dan membuka mata masyarakat tentang lingkungan. "
Dia    : "Aku harus bersihin sungai..., yang benar saja disungai kan kotor lagian nanti jika ada teman yang tau gimana..."
Aku   : "Kenapa kamu malu ya....?"
Dia    : "Bukannya malu tapi nanti jika ada yang kenal tau, gengsi lah tar malah diketawain dan jadi omongan banyak orang, enggak ah"

Nah inilah satu bukti walau hanya satu orang namun bisa menjadi gambaran bagaimana anakmuda jaman sekarang (termasuk aku). Kadang miris juga melihat sungai yang dialiri sampah dan orang-orang yang membuang sampah asal lempar namun apa yang bisa aku lakukan, untuk membersihkannya pun bingung dan percuma karena dibersihkan besoknya akan ada sampah baru. Belum adanya kesadaran sepenuhnya dari masyarakat inilah yang membuat kebersihan menjadi hal mahal di negeri ini.

Walau belum mampu untuk membersihkan lingkungan namun kesadaranku tentang sampah sudah lumayan kok, tiap pergi dari bungkus permen ataupun botol minuman selalu dengan bangganya bisa bertemu dengan tong sampah jika tidak ada ya nyalip di tas sampai di rumah atau di tempat peristirahatan sampai bisa bertemu tempat sampah, kadang sampai bungkus permen kosong abadi ada di tas dan baru ketahuan jika ada sampah saat bersih-bersih tas. hehehehhe...., seenggaknya aku masih bisa ikut donk menjadi golongan minoritas.

Aku tak mau menjadi golongan mayoritas ingin ikut golongan minoritas aja, yang menciptakan tran bukan sebagai poengekor yang sudah ada.(L)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar