11/10/13

Embung Nglanggeran

Satu lagi tempat wisata yang baru saja dibuka untuk umum yaitu embung Nglanggeran. Ada yang tahu embung itu apa....? Embung adalah cekungan alamiah maupun buatan di daerah dataran tinggi atau pegunungan yang berfungsi untuk menampung masa air, baik air hujan maupun air yang berasal dari mata air dan sungai yang bermanfaat sebagai sarana untuk mengurangi ketimpangan air pada musim hujan dan musim kemarau. Seperti diskripsi tentang embung, Embing Nglanggeran menjadi obyek wisata buatan yang berupa penampung air raksasa yang dibangun di atas bukit  dengan memangkas bukit. Dengan ketinggian 500 meter diatas permukaan laut Embung Nglanggeran kemudian dijadikan telaga tadah hujan supaya bisa mengairi kebun buah rakyat seluas 20 ha yang ada di sekitarnya, selain menampung air hujan embung ini juga menampung air dari sumber Sumurup yang terletak di Gunung Nglanggeran.


Embung Nglanggeran terletak di dusun Nglanggeran Wetan, desa Nglanggeran, kecamatan Patuk, kabupaten Gunungkidul Yogyakarta  yang terletak sekitar 1.5 km arah tenggara pintu masuk kawasan wisata Gungung Api Purba atau bukit Nglanggeran. Untuk menuju kesana belum ada angkutan khusus lebih mudah bila menggunakan kendaraan pribadi cukup ikuti jalan Wonosari. Dari traffic light Piyungan, ambil jalan lurus dan menanjak menuju Bukit Bintang atau Hargo Dumilah. sekitar 500 meter dari Bukit Bintang akan mendapati bukit Patuk yang berupa perempatan diatas bukit lalu ambil arah ke kiri menuju desa Ngoro-oro. sekitar 5 km dari perempatan itu akan tiba di kawasan menara TV dan seluler yang juga disebut kota Menara. Jalan pelan, sekitar 300 meter akan ketemu kantor puskesmas Patuk II di kanan jalan. Tepat di depannya sebuah pertigaan jalan menanjak ambil arah kanan dan jalan terus sekitar 1 km maka akan menemukan kawasan parkir Gungung Api Purba. Dari area parkir jalan terus sekitar 500 meter tak lama akan menemukan pertigaan pada sebuah tikungan. Di sana ada sebuah plakat informasi menuju Embung Nglanggeran. Ambil arah kiri dan ikuti jalan cor blok sejauh kira-kira 1 km untuk menuju Embong Nglanggeran.


Sebelum Anda menikmati keindahan embong di jalan masuk Anda mesti membayar retribusi masuk sebesar Rp. 3.000,- / orang dan biaya parkir sebesar Rp. 2.000,- / motor untuk tiket mobil menyesuaikan saja ya hehehehe..... Setelah melewati pos retribusi silahkan melanjutkan perjalanan menuju ke embong namun mesti hati-hati ya karena jalan yang mendaki dan sempit dengan masih tanah yang berbatu. Saat kesana jalan masih dalam tahap pengerjaan, karena masih terbilang baru sehingga sarana masih minim belum ada tempat parkir yang permanen dan sarana-sarana yang memadai agar di biolang layak. Selain itu sepertinya juga sedang di bangun jalan tembusan dengan arah lain agar pengunjung bisa lebih leluasa memilih jalan terdekat sesuai keinginannya.



Untuk menuju ke atas embong terlebih dahulu mesti menaklukkan deretan anak tangga yang berbaris rapi di setiap stepnya. di deretan tangga pertama Anda akan menjumpai sebuah tugu peresmian dengan tumpukan batu dan reklame buah durian dan kelengkeng yang juga menjadi tanaman buah andalan yang di tanam. Bagi yang tidak sanggup menyusuri anak tangga juga disediakan sebuah gazebo untuk beristirahat sekedar penghilang lelah, dan tak lupa tempat sampah-tempat sampah yang  bentuknya sedikit unik juga telah tersebar dalam penempatannya sehingga tidak ada alasan lagi untuk membuang sampah sembarangan. Tangga yang sudah cor dengan besi di kanan kiri sehingga sangat membantu perjalanan menuju ke atas maupun ketika turun.



Ketika menginjakkan kaki di anak tangga teratas akan terlihat sebuah pagar besi yang mengitari embong. terlihat kolam besar yang menggunakan ban sebagai alas di sekelilingnya. Danau buatan yang berada di atas bukit dan dikelilingi perbukitan dengan bentuk yang unik. Dari embong Nglanggeran ini juga nampak jelas bukit Nglanggeran atau bunung api purba yang sudah tersohor itu.  Di sekitar embong tak nampak satu pun pepohonan yang tumbuh disana, hanya sebuah gazebo dan gubuk kecil yang sebagai tempat istirahat.


Embong ini dikelilingi oleh kebun buah, ada banyak buah yang ditanam di sekitar embong, mulai dari pohon durian, mangga, rambutan, dan pohon-pohon buah lainnya. Bayangkan saat berkunjung dan bertepatan dengan musim buah..., woooow nyami...., bisa menikmati dan memetik buah sendiri dari pohonnya bahkan mungkin saja bisa memanjat pohonnya juga untuk mendapatkan buahnya, sukaaa... sukaaa...sukaaaa....., tapi itu mungkin baru bisa terwujud dalam jangka waktu 4-5 tahun mendatang karena saat ini pohon-pohonnya baru ditaman. Sementara membayangkan dulu ya kalaupun nyidam ingin menikmati buah-buah beli saja di toko buah atau di pasar.

Oh iya ketika berada di area embong pengunjung diharapkan bisa ikut menjaga keindahan dan kebersihan embong dengan tidak membuang sampah atau melempar-lempar batu kedalam embong, tidak berenang atau pun masuk melewati pagar pembatas (bila ingin memastikan ikan yang ada di dalam kolam cukup memicingkan mata dari luar pagar saja ya), jangan duduk di atas pagar pembatas walau terlihat kiat namun bila sering di panjat ataupun di duduki lama-lama bisa rusak juga. Pengunjung bisa menikmati keindahan embong dengan berkeliling mengitari embong atau melihatnya dari atas gubug yang ada tak jauh dari embong yang kebetulan letaknya agak ke atas dibanding embong itu dendiri. Meskipun udara panas namun pohon-pohon yang tumbuh di sekeliling embong memberikan nuansa semilir yang membuat betah untuk berlama-lama di tempat ini, buat tidur siang sepertinya juga oke, suasana tenang dan adem. Sepertinya Em,bong Nlanggeran ini memang belum terbentuk sempurna masih dalam proses pembenahan dan poles sana-sini.

Bila kesini pada saat yang tepat sepertinya akan lebih asik, ketika langit tidak mendung dan saat pagi atau sore hari sehingga bakal mendapatkan sebuah pemandangan yang luar biasa indah. Melihat cakra besar menyemburatkan langit berwarna merah dan awan-awan seputih kapas seolah berjalan tertiup angin.
Kita lihat nanti 2-3 tahun mendatang perubahan seperti apa yang ada di Embong Nglanggeran ini dan tentunya akan lebih indah dan jalannyapun sudah teraspal rapi. (L)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar