Sepertinya saat ini puncak dari sakit yang sudah hampir dua mingguan lebih yang tak dirasa. Badan berasa capek ditambah pikiran yang kagak bisa diem serta tidur yang bagai gak merasakan tidur meskipun bisa tidur lebih cepat dari biasanya. Bisa dibilang sudah lupa bagaimana rasanya tidur berkualitas dan bagai sudah berhari-hari tak tidur sangat ngantuk dan lelah. Kemaren berangkat kerja kagak pake jaket sehingga pulangnya kena angin malam selain itu juga gak memakai masker hingga di tengah perjalanan sempat berpicara dalam hati "wah ngalamat kena radang ni..." seiring dengan terciumnya bau-bau asap kendaraan yang saat itu jalanan ramai walau gak macet karena bertepatan dengan orang-orang yang pulang kerja. Walaupun pulangnya masih di bilang pergantian malam namun tetap saja sudah masuk jam malam, lagian saat ini juga masuk musim pancaroba atau musim peralihan yang biasanya banyak virus yang meraja lela mencari mangsa orang-orang yang sistem imunnya lemah sehingga mudah terserang flu, batuk dan demam oh ya radang juga. Minggu ini juga terpaksa mandi malam (baca: jam 7 malam) padahal jam segitu kan masa-masa transisi suhu air yang sebenarnya tidak baik untuk mandi, komplit sudah untuk membuat hidung meler tanpa henti.
Di kantor awalnya cuma agak pusing, lalu tanpa bisa di hindari menghirup asap rokok yang memang saat jam bubaran kantor ada beberapa marketing bersama BM yang pesta rokok di ruangan tanpa menutup pintu, jadilah terkena imbas asapnya padahal kan aku enggak minta bagian yaa :(
Meskipun sudah berusaha menutup hidung rapat-rapat dan memakai masker namun baunya masih bisa menerobis masuk hingga menggelitik hidung yang sensi dengan bau rokok sampai menyemprotkan pengharum ruangan banyak-banyak di sekelilingku agar bau rokoknya kalah, namun perkiraanku salah asap rokok terlalu kuat untuk di taklukkan. Huuuuft..... pasrah
Sebelum jaga sendirian menyempatkan diri untuk membeli makan, karena bila minta tolong OB bisa sampai jam 8 malam baru makan keburu cacing-cacingku demo malah repot. Sasaran beli fried chicken saja yang dekat (mencari praktis dan cepat). Namun setelah makan malah tenggorokan berasa enggak enak, mencoba menetralisir dengan minum yang banyak tetap saja terasa aneh, entah dari dampak makan ayam goreng atau menghirup asap rokok, kagak tau dah. Semakin lama dirasa malah badan berasa panas dingin, pusing dan tenggorokan berasa sedikit perih dan pangkal hidung agak sedikit sakit. Perkiraanku terkena radang dan amandel kambuh, hikh hikh hikh.... sakiiiiiiit banget, tenggorokan dehidrasi tingkat tinggi.
Wah ini mesti minum obat kalau enggak besok bisa benar-benar tepar padahal masih masuk 2 hari lagi sebelum weekend tiba dan sepertinya harus masuk malam tukeran sama mbak tami yang minggu ini dapat giliran jaga hingga malam, ini karena rumahnya jauh dan kasihan juga bila pulang malam tidak ada yang jemput lagian tidak bisa naik motor. Nanya mbak aris ternyata tidak bawa obat demikian juga dengan pak Kawit untung saja mbak aris baik hati berkenan membelikan obat ke supermarket yang ada di samping kantor (walaupun sebenarnya dia memang mau kesana untuk membeli susu buat anaknya) tapi kan jarang ada orang yang mengajukan diri untuk direpoti.
Walau obat yang aku minta tidak ada namun tak apalah yang penting ada paracetamol-nya. Berhubung aku gak bisa minum obat makanya perlu bantuan sendok untuk merendamnya agar obatnya hancur jadi mudah meminumnya, seperti anak kecil ya. Hehehehe....
Harap di maklumi karena sudah belajar minum obat dengan bantuan apa saja tetap gagal obat selalu terlinggal sedangkan media pendukung masuk dengan sukses ke perut. Waktu itu pernah minum obat dulc*l*x yang obatnya kecil agak sedikit bulat dan keras (bila tidak percaya boleh buktikan seberapa kecilnya), ketika itu menggunakan bantuan pisang untuk meminumnya walau gagal berkali-kali namun dengan metode analisa menggunakan pisang yang dikunyah kasar akhirnya tertelan juga hanya saja obatnya masuk sampe kerongkongan atau dengan kata lain kesangkut di tenggorokan hingga bila leher di raba terasa ada yang mengganjal. Sudah minum air banyak-banyak dan makan jajan namun tetap saja obatnya tidak mau bergerak hingga aku coba turunin pelan-pelan pake tangan dan sedikit-sedikit minum dengan harapan agar ikut hanyut bersama air. Untung saja bisa kalau enggak bisa nunggu sampai hancur di tenggorokan dan gak bisa bayangkan pahitnya seperti apa.
Saat melihat obat yang hancur di sendok pikiran teringat dengan almarkum pak Nardi yang dulu juga bekerja di sini sebagai scurity, beliau pula yang sering mengingatkan untuk minum obat ketika aku sakit namun tetap bekerja bahkan beliau pula yang dengan suka rela membantuku menghancurkan obat dari dokter yang aku bawa, seringnya maksa agar obatnya di minum padahal obatnya cuma aku bawa saja biar tidak kena marah bapak eeh malah di kantor juga tetap ada yang ngawasi. Banyak kenangan sama beliau suatu saat nanti akan aku ceritakan disini. Kangen sama almarhum, semoga beliau damai dan mendapat tempat yang indah disisi-Nya, aamiin.
Dari aku bilang kalau agak demam pak Kawit berkali-kali nengok ke tempatku dan sempat juga menawi untuk mengeroki namun aku menilaknya. Katanya mukaku kelihatan merah "mangar-mangar" istilah untuk terlalu panas. Sudah mendengar berulang-ulang yang menyuruhku nanti sampai rumah suruh di kerok biar sembuh. Tapi kok sampai di rumah badan semakin dingin ya, sepertinya aku benar-benar demam. Udahan dulu ya coretannnya dilanjut besok saja dan semoga enggak hilang apa yang ingin aku ceritain sekarang. Rehat dulu ya, biar besok bangun badan enakan tidak jadi sakit. tha thaaa....
numpang komentar boleh dak ? boleh yakk :)
BalasHapusmasalah susah minum obat berupa pil , kaplet atau sejenisnya menurutku sedikit banyak karena pikiran ataupun mindset yg sudah terbentuk sebelumnya bahwa hal tsb susah atau secara tidak sadar ada penolakan diri untuk dimasuki obat tersebut. aku berani bilang karena pernah ngalamin sendiri ,sama pake pisang ,pisangnya doank yg masuk, pake air putih ya air putihnya aja ampe bergelas2 ,pilnya mah tetep aja adem ayem ditempatnya. lalu suatu hari ada acara nelen gotri bersama2 (tau kan gotri ,bola besi kecil2) dan ternyata sukses besar, 3 gotri masuk dgn bantuan air putih . (3 itu ternyata jg paling sedikit karena yg lain ada yg 5 bahkan 9). Sejak saat itu kalo mo minum pil ,mbatin, masak gotri aja masuk pil segini dak masuk dan hasilnya karena sudah dipersilahkan, pilnya masuk tanpa sungkan2 walaupun masih perlu air putih. jadi kalo mo gampang tinggal nyari pemicu untuk dobrak halangan pikiran yg kebetulan waktu itu pemicuku adalah gotri (don't try at home without advice your master :) ). Semoga lekas sembuh, kurangi galau, slalu jaga tetep happy, (kata seorang master ,untuk sembuh kadang kita hanya perlu lupa rasanya sakit) . copasan dari master tsb (Masih ingatkah sama bodrex (obat sakit kepala) dan promag (obat sakit maag) ? Berapa kali sehari mengkonsumsi itu,sampai2 ber dos2 bungkusnya? Kemanapun dan dimanapun kedua jenis obat itu selalu standby menemanimu.Saat dokter sudah angkat tangan.Kamu bilang aku orang paling aneh.Ya ya,aku ingat aku berkata;
"Kamu itu tdk sakit.Hanya galau saja.Minum bodrexin jg sembuh.Kalo gak sembuh minum bodrex sun aja". Hahaha....
Sejak itu entah sudah berapa bnyk kita berkelakar setiap hari.Sampai-sampai kamu pun lupa bahwa kamu pernah mengalami sakit.Lupa rasa sakit yg sprt apa.Sakit kepala lenyap entah kemana,sakit maag,sakit gigi,sakit lengan yg terkilir dg tulang menyembul waktu jatuh dari tangga lantai dua,alergi durian,alergi minum es teh manis,mabok kendaraan dlsb.
Dokter pun berdecak terkagum-kagum. "Anda sudah sembuh sudah sehat".
*Untuk mempercepat kesembuhan,hanya perlu lupa rasa sakitnya.Hanya nuansa kegembiraanlah yg dpt melenyapkan kegalauan.Obat bius,antihistamin,analgesik antipiretik dll pd dasarnya bekerja untuk mengurangi dan melupakan rasa sakit.Jd sepanjang terus gembira maka lupa adanya sakit.Jika lupa sakit,ya sembuh.Pokokmen happy.)
makasih masukannya, mungkin benar perlu sugesti ketika mnm obat namun yg perlu di ingat aku ada gangguan pencernaan dan sampai segede ini saja masih suka"geloloden" kalau makan cepat n langsung telan ketika makanan masih belum hancur. waktu masih kecil sering coba belajar pake bodrexin tetap gagal.
Hapus