Udara semakin dingin, mandi juga pakai air dingin karena air panas enggak nyala gara-gara gasnya habis. Ya dinikmati saja, toh juga enggak begitu dingin juga hanya kaya air dari kulkas saja kok bukan mandi pake es batu. Sudah rapi dan wangi, walaupun hanya mengenakan kaos dan celana pendek dan dirangkap jaket karena dingin. Berhubung jam makan belum juga tiba terpaksa perut diganjal dulu dengan biskuit. Sendirian di kamar, duduk di depan saja ah menikmati sore dengan segelas teh Tambi dan biskuit oreo, hanya mendapat air hangat dikit dari termos yang disediakan di depan kamar, mengais-ngais ke tetangga sebelah juga nasipnya sama termos sudah tak berisi. Terpaksa minum air putih di botol yang sudah seperti air es walau gak dimasukin di kulkas, cuek saja apa pun yang ada dinikmati saja.
Bosan di kamar mau main di tetangga sebelah.. sebelah dan sebelah lalu sebelahnya lagi enggak begitu kenal. Heran juga selama disana belum bisa menyatu dengan para cewek-cewek ini, bukan sombong dan gak mau kenal lho ya ini karena mereka seakan menutup akses, membatasi pergaulan karena sudah ada teman disamping makannya mereka lebih nyaman dengan orang yang mereka kenal ketimbang orang asing, haaah orang asing oh noooo....aku juga anggota dari mereka ya catat itu walaupun lebih mandiri dan tak terikat dengan siapa pun.
Akhirnya acara yang di tunggu-tungggu pun tiba, makaaaan..... asik asiiiik asiiiik. Iiiih girang bener kaya belum makan seminggu saja, hehehe... Aku sudah dari awal ada di sana tapi enggak langsung ngambil makanan hanya melihat menu makan malam dan lebih tertarik sama Mas Tanto, mendekati dan bertanya-tanya sedikit tapi aku malah mendapat penjelasan banyak, sepertinya mas Tanto lagi sibuk menyadari hal itu aku pun meninggalkannya dan beralih ke meja saji melihat ada pisang langsung ambil saja 2 biji, tadinya mau ambil lagi tapi enggak enak di liat bapaknya yang jaga, hehehehe.... celingak-celinguk mencari tempat duduk, nah menemukan meja kosong, aku taro pisang yang belum termakan disana dan kembali untuk mengantri makanan. Tidak selera dengan manu kali ini yang menyajikan gudeg dengan krecek plus ayam, hiiii ga doyan ayamnya di masak kuah tapi kudu makan biar enggak drop walau tanpa ayam. Piring sudah terisi penuh saatnya kembali ke meja, ooo...oooow...., pisangku hilang. Mau ambil lagi kasihan yang lain tar enggak kebagian ya sudahlah makan nasi saja. Oh ya piring yang terisi penuh itu bukan menu makan malamku ya tapi punya Parno yang kelaparan setelah jalan-jalan tadi sore. Itu belum seberapa biasanya bisa lebih banyak lagi.
Inilah bukti kemandirianku, hahahaha... Bukan mandiri tapi enggak punya teman makanya kemana-mana sendirian, terserahlah mau ngomong apa yang penting happy. Meja yang tadinya sepi kini menjadi penuh apalagi ada Dinda cs yang ada saja bahan omongan yang bisa bikin ketawa hanya melihat dan mendengar tanpa ada minat untuk ikut tertawa ataupun nimbrung dengan mereka. Di sampingku ada mas Tanto, sebenarnya ingin melanjutkan obrolan yang terpotong tadi tapi melihat dia makan keinginan itu pun aku urungkan.
Makan malam selesai, saatnya kembali ke kamar sambil menunggu acara hiburan jam 20.00 terlihat di lapangan depan pondokan sudah mulai persiapan, band yang akan mengisi acara sudah mulai sibuk mensetting alat-alat, melihat batre hp dan kamera masih separo-separo niatnya ingin ngechase biar besok tidak ketinggalan momen berharga tapi power bank di pinjam Otong jadi mesti nunggu Otong selesai dulu. Memang aku sengaja enggak bawa chase, pawer bank juga sudah cukup cuma 2 hari doank kan power bank ku kapasitasnya besar 12000mAh kalau cuma buat hp dan kamera cukup lah, mantep kan, lagian sekarang hpku sudah gak mudah drop. Daripada sendirian di kamar mending main saja ke kamar pak Kawit disana pastinya lebih rame. Kenapa mainnya di tempat pak Kawit bukan sama cewek-cewek yang lain?! Cewek enggak asik, lagian mereka juga sudah pada sibuk sendiri-sendiri mending main sama cowok deh.
Karena listriknya tidak kuat bila disambungkan ke alat-alat band makanya panitia menyuruh untuk mematikan semua lampu kamar yang enggak berguna, ya sudah matiin saja tapi sebelumnya aku ambil kupluk sama kaos kaki dulu untuk menghangatkan badan karena udara semakin terasa dingin. Kamar-kamar semua gelap, daya digunakan untuk keperluan band sedangkan penerangan digunakan lampu-lampu mobil dari dua penjuru hasilnya ya seperti ini remang-remang.
Acara di mulai, ini acara apa ya... intinya nyanyi dan senang-senang lah tidak perlu di bahas yang lain. Lagu pertama dibuka dengan selamat jalan (lagu jadul) weeh baru pembukaan sudah bilang selamat jalan. Ada selentingan yang aku yakin itu suaranya pak Bowo yang riques lagunya Ari Lasso-Hampa wah ini mulai deh enggak di kantor enggak di sini sama saja tak lepas dari lagu Ari Lasso. Sepertinya riquesnya enggak di tanggapi karena habis lagu selamat jalan dilanjutkan lagu ska, reggae, dangdut sampai dangdut koplo khas pantura juga ada hingga ada juga adegan sawer menyawer, Antok tu yang mulai
Yang lain pada nonton di pinggir, namun oleh panitia dan untuk benar-benar menikmati suara dari si penyanyi ya biar lebih asik lah maka yang berada di pinggir ini pun disuruh ke tengah dan kursi-kursi yang ada di depan kamar pun di ambil semua untuk duduk. Aku enggak ikut dalam rombongan ini, lebih memilih di pinggir dan berdiri di samping Shella yang menghangatkan diri bersandar di depan mobil dengan lampu mobil yang menyala sebagai penerangan, hmmmm... lumayan juga enggak begitu terasa dingin, sampai-sampai pak Daniel pun ikut-ikut nimbrung tapi yang di senderi persis di lampu yang menyala makanya dia malah tersengat lampu yang panas.
Semuanya pada ketengah, hanya aku yang masih bertahan disana, lalu mbak Widya menggeser kursi di pojok samping mobil yang jauh dari keramaian ya aku ikut-ikut saja disana pegel juga berdiri disana, mbak Widya pergi berganti Otong duduk di sebelahku. Power bank sudah kembali sambil mengechase hp dan kamera karena memang power bank-ku ada 2 colokan sekaligus jadi lebih mudah. Melihat keramaian dari jarak jauh, beberapa kali disuruh maju tapi tetep kekeh duduk disana, anggap saja udah PW (posisi wuenak) lagian enggak begitu suka juga dengan hura-hura macam itu, ehmmm...., iya iyaaa...anggap aja udah insaf sekarang.
Aku kira riques pak Bowo tentang lagu Ari Lasso-Hampa tidak di tanggapi ternyata.... Terdengar juga lagu yang satu ini, megapa juga harus lagu hampa untuk saat ini gak sukaaaaaaaa.... hikh hikh hikh, kenapa seh mesti lagu ini. Mendengar ketidak sukaanku dengan lagu ini Otong mulai mengolok-olokku udah gitu pak Aji juga ikut-ikutan pula. Puas deh ketawain ampe habis-habisan, terus saja ledek :(
Untuk menghindari hal yang gak di inginkan aku mengalihkan pandangan ke langit mencoba mencari bintang diantara gelapnya malam, ada pikiran konyol melintas "hai tuan sedang apa dirimu didana.... bintangnya keluar gak ya disana...., apakah kamu juga lagi melihat bintang...., apa kah bintang yang kita lihat adalah bintang yang sama...., bintangnya indah ya tapi sayang keluarnya cuma dikit..." Benar-benar konyol, mana mungkin dia tau apa yang kamu mau dan kamu bilang saat ini. Ya kan berharap boleh, gak bayar ini kan. Dan lagu itu pun selesai berganti lagu-lagu lainnya, syukurlah pak Bowo hanya riques satu lagu saja coba kalau satu album bisa bener-bener nyesek dah.
Satu persatu makanan pun keluar, eeh jajan. Pertama sate (sate ayam, sate kambing) keluar dulu masih kenyang jadi hanya lewat ditawari pun hanya bilang makasih, lanjut jagung bakar, wedang jahe kalau yang ini mau. Selain jajan di antara keramaian minuman juga keluar, hayo minuman apa coba..., minuman berarkohol tentunya. Kebiasaan yang tak pernah terlewatkan dalam setiap acara dan kali ini semua cowok yang ikut tak ada yang terlewat meneguk minuman ini termasuk EO yang hadir dalam acara ini disodori gelas berisi minuman oleh pak Budi (BM) langsung. Ini juga yang menjadi alasan Otong memilih untuk berada di barisan pojok menemaniku agar tak mendapat gelas.
Malam semakin larut dan udara terasa semakin dingin hingga kakiku yang hanya memakai celana pendek dan kaos kaki pun kena imbasnya sedikit merinding. Segelas wedang jahe yang disediakan sedikit banyak membantu menghalau dingin yang menerobos masuk melalui pori-pori. Terlalu pedas dan sedikit manis buatku yang enggak terlalu menyukai manis, tapi enak buktinya aku sampai nambah. Nambah bukan maruk ya tapi perut sudah merasa kedinginan dan wedang jahe yang di cangkir juga sudah mulai dingin makanya ditambah lagi biar jadi hangat lagi. Salah sendiri menyendiri di pojok dalam remang-remang.
Selain wedang jahe sempat juga mengambil jagung bakar eh diambilkan Otong deng, tadinya mau diambilin Pak Budi juwono tapi aku tolak ga enak lah masa orang yang lebih tua mengambilkan yang muda, kalau Otong lain cerita dia ngambil sekalian 2 jadi tidak nyuruh kan. Tapi karena bakar jagungnya tidak terlalu matang (menurut versiku) makanya hanya aku makan sedikit, mencari yang agak sedikit gosong dan sisanya terbuang di tempat sampah. Maaf ya pak yang bakar jangung bukannya tidak menghargai tapi kematangannya kurang walaupun itu jagung manis, sebenarnya ada niatan untuk meminta di bakar ulang tapi ketika melihat pembakaran banyak orang yang enggak aku kenal makanya lebih memilih untuk dibuang saja, sungkan. Lepas jagung bakar keluar tempe kemul, bingung ya tempe kemul itu apa-an ternyata bentuknya seperti mendohan kalau masih gak paham sebut saja gorengan beres kan.
Waktunya api unggun, diantara iringan musik api unggunpun dinyalakan. Minuman dan musik dangdut koplo membuat tubuh bergoyang, hanya melihat dari kejauhan. Ada juga beberapa teman yang menyumbangkan suara, suaranya bagus seh tapi lebih bagus kalau enggak bernyanyi deh sepertinya (untuk beberapa orang) namun cuek saja lagu tetap mengalun, lirik tidak selaras dengan nada juga gak ada masalah yang penting happy. Namun karena merasa dingin Otong pun mendekat ke api unggun dan dia pun kena imbasnya di sodori gelas, hahahaa rasain lu. Hanya sebentar seh dan balik lagi pas aku tanya katanya memang dia minum namun langsung dimuntahin, ya anggap saja minum untuk menghalau dingin yang semakin menusuk kulit.
Euforia, aku pun menikmati walaupun dari jauh. Sebelum api unggun mati mereka sempat berkeliling membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu kamesraan milik iwan fals. Romantis banget melihatnya, sedikit terharu dan trenyuh dengan apa yang aku lihat. Tapi setelah itu ya mulai lagi deh lagu koplo sesuai riques. Karena dingin semakin menjadi-jadi aku pun memutuskan untuk kembali ke kamar enggak menunggu acara sampai selesai, mungkin kisaran jam 10 lebih lah aku balik bareng mbak widya yang juga kembali ke kamarnya. Menghimpun tenaga buat besok pagi, walaupun di kamar juga enggak bisa tidur, masih terdengar nyanyian di luar.
Aduuuuh dingin pake buanget ya, lalu aku doble celana pendekku dengan celana panjang bodo amat ah tapi tetap masih terasa dingin selimut aku tutupin di area kaki saja karena dalam otakku terlintas prasangka aneh-aneh seh teringat perkataan pak Sony tadi sore sebelum aku pundah ke kamar ini. Setel mp3 lumayan keras, jaket, celana panjang kaos kaki dan sarung tangan semuanya aku pake, sebenarnya mau pake kupluk tapi kalau pas tidur pastinya susah donk. Bantal juga tidak dipakai sesuai fungsinya di kepala, tapi malah di pake di kaki, ini untuk sedikit menghilangkan rasa pegal di kaki akibat jalan tadi sore kali ya (efek lama tidak bolang mudah capek).
Sepertinya jam sudah menunjukkan jam 11 karena di luar sudah tak terdengar band dan sang biduan bernyanyi, yang terdengar malah musik dugem nah kan. Gak tau deh sampai jam berapa, lagi mau tidur terdengar suara Arum mengetuk pintu minta di bukain kencang banget, sampai kaget dengernya. Malas bangun sudah setengah fly, aku biarin saja arum ketuk-ketuk dan manggil-manggil biarin dia tidur sama suaminya sono anggap saja bulan madu. Enggak aku buka akhirnya dia menyerah dan ganti mengetuk pintu kamar tetangga yang di huni ocha dan Nimas. Ya maklum lah Arum kan deket sama Ocha dan Ocha sohib-an sama Nimas.
Tidur. Mengumpulkan tenaga untuk acara besok pagi, mengejar sanres di puncak Sikunir. Suasana tenang, sudah tak terdengar apa-apa di luar sana dan aku pun mulai terbang menjelajah dunia antah berantah. Tak lupa setting alarm biar bangun gak telat 02.30 menunggu pagi untuk mengukir cerita yang lebih seru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar