21/05/14

Donor Darah..., Siapa Takut

Awal mula donor darah tepatnya 4 tahun yang lalu dalam acara yang sama perayaan ulang tahun perusahaan waktu itu aku masih di Jogja. Ketika ditawari mau ikut donor apa enggak tiba-tiba aku ingin mencoba dan melihat seberapa mengerikannya jarum suntik hingga tak sedikitpun orang yang berani mencoba.

Ada tantangan  tersendiri, walaupun hanya coba-coba karena selama ini tensiku selalu dibawah normal ketika tes sendiri di rumah jika pusing mulai melanda. Saat mengisi formulir ada sedikit kebohongan tapi hanya sedikit kok enggak banyak, aku bilang kalau tidur cukup padahal aku jaga malam dan tidur hanya sebentar dan bilang sudah sarapan padahal hanya makan biskuit saja waktu di kos pulang kerja, selebihnya enggak.

Seperti yang lain ada beberapa hal yang mesti dilewati sebelum pengambilan darah, dari isi formulir, tes golongan darah, penimbangan berat badan dan tensi semuanya lolos. Saatnya masuk ruangan eksekusi... Aku yang dari kecil tidak pernah di suntik, mungkin waktu bayi saja, imunissasi yang wajib untuk kekebalan tubuh tapi sepertinya juga hanya beberapa kali saja tidak seperti saat ini dimana bayi memiliki berderet jadwal untuk imunisasi. Oh ya waktu SD di sekolah juga ada suntikan, beberapa kali tapi aku selalu ngumpet, kadang kalau tau esok ada suntikan memilih untuk tidak berangkat dengan orang tua beralasan sakit. Katanya tidak sakit hanya kaya di gigit semut tapi tetap saja aku takut. Apalagi ada cerita ketika kelas enam sebelum kelulusan akan ada suntukan yang nantinya jarumnya besar sebelum di suntikkan akan dibakar terlebih dahulu, tambah ngeri dan bikin ciut nyali saja.

Dan waktu kelas 6 memang benar ada suntukan tapi ketika hari H-nya aku enggak masuk karena terkena penyakit gabak, itu lho penyakit bentol-bentol seluruh badan dan terasa panas. Namun sepertinya kali ini keberuntungan belum berpihak padaku karena waktu itu ada beberapa orang anak yang juga tidak masuk jadi pas hari berikutnya ada petugas puskesmas yang datang untuk memberikan suntikan kepada kami yang kemarin lolos. Entah apa nama suntikannya, karena daerah lenganku masih terdapat banyak bentol-bentol merah sisa gabak yang belum hilang untuk itu di ganti di paha dan hasilnya sesuatu banget, beberapa jam setelah disuntik kakiku yang di suntik terasa pegal dan lemas hingga untuk melangkahpun serasa lemas karena pegalnya teramat sangat apalagi baru hilang dalam hitungan beberapa hari setelahnya.

Lanjut ke bahasan semula...

Saat pengambilan darah, disampingku ada Esti kebetulan juga lolos. Aku yang pertama kali donor dan melihat jarumnya yang besar tak ada perasaan apa-apa tenang saja seh, namun sepertinya petugasnya kurang ahli mencari nadi hingga pencoblosan harus diulang karena belum pas. Aku gak berani lihat, miris melihat jarum masuk kulit. Darah yang kental membuat jalannya sedikit lambat hingga Esti sudah selesai dan berganti orang namun kantong darahku belum juga penuh. Pada saat kantongku sudah penuh, orang di sampingku tak berapa lama selesai juga. deeeeng.... aku lambat ternyata.

Setelah selesai, di luar sudah menanti susu, telor ayam kampung (merinding lihat telor ayam sebanyak itu) dan sebungkus plastik berisi makanan, namun aku gak mengambil, bagianku diambil Prima yang tak lolos ikut donor. Aku pun lalu pergi ke toilet bukan untuk pipis melainkan untuk ganti baju karena donor diwajibkan pakai kaos yang sudah dikasih dari kantor. Setelah ganti aku pun berlalu bukan untuk kembali ke kos tapi jalan-jalan sajam Malam tidur sebentar, belum sarapan habis donor dan lanjut jalan-jalan. Kalau di pikir-pikir gila juga ya tak merasakan lapar hanya haus dan haus yang tak tertahankan sampai beli minuman untuk bekal selama penyusuran jalan yang panas itu. Tak hanya sampai disitu, puas ngubek Malioboro berlanjut ke Morotabatik awalnya tak ada niat belanja namun tapi tanpa disadari kerangjang belanjaan sudah penuh jajan-jajan. Sedikit mulai terasa pusing, baru deh ketika perjalanan pulang mampir beli sarapan, jiaah sarapan padahal sampai kos sudah kisaran jam 2-an sore hehehehe...

Setelah hari itu setiap tahun kalau ada donor selalu ikut, namun tahun sesudahnya tidak lolos dari tensi meskipun HB nya selalu bagus terus. Dan tahun sesudahnya lagi tidak jadi donor karena pagi flu dan minum obat, kalau flu tidak minum obat masih di perbolehkan tapi kalau mengkonsumsi obat tidak di perbolehkan, mungkin ada pengaruhnya dengan zat-zat yang ada dalam obat kali ya makanya ga di perbolehkan. Tahun ini tahun ke dua donor darah. sebenarnya ingin setia donor tiap 6 bulan sekali tapi enggak ada temannya sedangkan aku takut kalau harus ke PMI sendirian, melihat gedungnya saja agak sedikit serem dalam bayanganku disana juga akan berbau obat dan anyir dari darah seperti rumah sakit. ga mau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar