Mengapa ya setiap tindakan yang akan aku lakukan rasa-rasanya selalu mempertimbangkan perasaannya, menjaga perasaannya agar jangan sampai marah ataupun kecewa, padahal........ :(
Awal-awal tak menyadari dengan kebiasaan aneh ini, namun akhir-akhir ini baruku sadari keanehan ini. Apasih sebenarnya yang terjadi hingga membuatku mampu mengkesampingkan dan meredam ego demi kalimat "dia marah ga....., boleh gak ya....."
Bagai sudah memiliki rambu-rambu yang paten tentang apa yang boleh dan mana yang enggak. Selalu saja mempertimbangkan dan berpikir tentang menjaga satu perasaan bila aku melakukan suatu tindakan yang tak disukainya, tak menginginkan ada kesedihan yang tersembunyi dalam dirinya.
Menjaga perasaannya dan tau batas atau rambu-rambu mana yang sekiranya boleh dan mana yang enggak agar dia tak marah atau kecewa padaku. Anehnya lagi selalu berusaha menjaga perasaannya walaupun jika aku ngapa-ngapainpun dia tak akan tau, tapi mengapa selalu ada pikiran itu..... Menjaga "kepercayaan" seakan menjadi tembok dalam menjaga amanat yang tak tertulis dan terucap oleh lisan.
Apakah ini hal konyol atau hal yang memang sudah sepantasnya dilakukan......?! Entahlah
suara Edelweis
m.u
Tidak ada komentar:
Posting Komentar