Daar der dooor...
Suara kembang api mulai terdengar di segala
arah, apakah ini sebagai tanda perayaan kemenangan setelah sebulan penuh
menunaikan ibadah puasa atau hanya penggembira pemecah keheningan malam
semata... Keindahan sesaat dari letupan kembang api di langitku yang
tak berbintang. Langitku dalam sekejab berubah menjadi warna-warni,
indah tapi semu, sekejab kemudian bungkam kembali seperti semula.
Apa
kriteria kemenangan yang sebenarnya...? Lalu kemenangan dari apa..,
apakah karena berpuasa selama sebulan penuh dengan tidak makan dan minum
dari matahari terbit hingga tenggelam, apakah seperti itu atau ada
poin-poin lain yang bisa dimasukkan dalam kriteria kemenangan...
Bolehkah
jika aku bilang puasa yang sudah di lalui ini hanya latihan. Sekedar
permulaan, poin pertama dari pengendalian diri. Bulan penuh berkah, di
pilih untuk memberikan kisi-kisi sebelum ujian sebenarnya di mulai.
Bukan hanya karena kita sanggup berpuasa satu bulan penuh lalu dikatakan
menang.
Tanyakan pada diri sendiri selama puasa satu
bulan itu apa yang sudah dilakukan, benarkah sudah benar-benar memahami
makna puasa dan mengamalkan untuk diri sendiri serta untuk orang lain.
Puasa tidak hanya sekedar menahan lapar tapi yang lebih penting
bagaimana cara kita mengamalkan dan belajar dari rasa lapar itu sendiri.
Hikmah apa yang dipetik juga cara mengamalkan itulah yang utama.
Ujian
datang ketika selepas puasa, apakah kita masih bisa mengingat segala
hal yang sudah dipelajari saat bulan ramadan dan tetap konsisten
mengamalkan dari ilmu yang didapat atau malah sebaliknya menganggap
ramadan hanya bulan penuh rahmat yang datang satu tahun sekali yang
menuntut untuk berbuat baik.
Kemenangan sejati ada
ketika batin kita bisa menyuarakan adanya perubahan dalam diri kita ke
arah yang lebih baik, tanpa embel-embel takut dosa atau ingin mendapat
pahala tapi semuanya semata-mata hanya untuk Allah. (L)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar