Mengobrol dengan teman yang sudah lama ga ketemu memang menyenangkan.
Mengenang kisah lama baik suka duka walaupun lebih banyak petualangan
seru yang bikin orang-orang hingga menggeleng-ngelengkan kepala sambil
bilang "dasar kurang kerjaan..." Ya itulah kami, perkenalan dari awal
masuk kuliah dan hampir semua jadwal kuliah mendapat kelas yang sama
menjadikan kami semakin dekat, hingga yang lain selalu bertanya bila
diantara kami tidak ada sudah kaya lem dan perangko kemana-mana berdua.
Rasanya
lucu juga mengingat dari sifat, kebiasaan dan pembawaan yang berbeda
namun mungkin itulah yang menjadilan kita bisa lebih dekat dan bisa
saling mengimbangi satu dengan yang satunya.
Pertemuan
yang sudah lama di idam-idamkan baru kali ini bisa kesampean ngumpul,
walau cuma berdua tapi ini sudah sangat menyenangkan. Seharian
berboncengan menghabiskan waktu berputar-putar napak tilas ke segala
sudut kota ini yang pernah kita lewati bersama. Masih seperti dulu, aku
yang jadi sopir dan Ina yang menentukaan arah kemana tujuan karena
memang aku susah untuk menghafal jalan walaupun itu di kota tempatku
lahir tentunya dengan jagoan kecilnya.
Sedangkan ketika malam tiba tak henti-hentinya
cerita bergulir mengenang tentang segala hal yang pernah kita lalui
bersama. Hingga jam di dinding sudah menunjukkan pergantian hari namun
obrolan sepertinya belum ada tanda-tanda untuk disudahi. Namun ketika
Ina di tengah obrolan tiba-tiba berkata "ell kalau tiba-tiba dia ada di
hadapanmu dengan beraninya datang ke rumah trus bilang mau ketemu ortumu gimana...???!"" Stop..... Ga ada tanggapan ataupun sanggahan, hanya diam karena pertanyaan ini bagai martil yang mengenai kepalaku. Puyeng.
Obrolan yang tadinya seputar kampus dan segala isinya tiba-tiba berbelok ke arah lain. Tak bisa ku menjawab apa yang Ina tanya, untuk membayangkan saja aku tak berani apalagi bermimpi. Tak nyaman dengan tema obrolan yang satu ini, tolong janagn ungkit ini lagi sementara waktu hingga aku bisa menguasai diriku. Aku mohon :(
Obrolan yang tadinya seputar kampus dan segala isinya tiba-tiba berbelok ke arah lain. Tak bisa ku menjawab apa yang Ina tanya, untuk membayangkan saja aku tak berani apalagi bermimpi. Tak nyaman dengan tema obrolan yang satu ini, tolong janagn ungkit ini lagi sementara waktu hingga aku bisa menguasai diriku. Aku mohon :(
Dari
mana datangnya ide itu, pertanyaan tentang "dia" masih saja ada dari
tadi siang. Kalau masalah yang satu ini maaf, biar menjadi rahasia hati
karna percuma juga gak akan bisa cerita meskipun dicecar seperti apa pun gak bakalan mempan. Tak akan ada ucap hanya saja semakin lama aku merasa seperti ada sebuah tekanan dalam hatiku, segala perasaan yang bercampur menjadi satu serasa ingin meledak saat itu juga. Meredam emosi yang mulai datang tak terkendali, aku tak suka dipaksa dan kau tau itu, biarkan aku cerita
atas kemauanku sendiri, suatu hari nanti entah kapan namun yang pasti
tidak sekarang.
Makasih Na sudah ingetin tentang dunia
hayalan yang aku buat dan sering menjadi nyata, tapi aku tak bisa
melihat satu gambarpun akhir-akhir ini. Aku sudah mematikan
mimpi-mimpiku semuanya, sampai hal terkecil sekalipun, semuanya tanpa terkecuali sudah terkubur dalam-dalam. Maaf bukan aku
tak percaya padamu tapi biarlah untuk saat ini aku berada dalam zona
gelap sendirian, biarkan aku belajar dan menaklukkan diriku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar