Hari ini menjadi hari sibuk dimana bangun tidur kegika meraih handphone sudah ada 4 pesan yang belum dibuka dan satu di antaranya dari seorang teman dari pati yang akhir-akhir ini rutin interaksi denganku. Dia mengatakan ingin ketemu sebentar bila memungkinkan, sebenarnya malas juga untuk ketemu namun mengingat komunikasi semalam yang ia katakan tak tega juga untuk menolaknya. Bagaimana bisa aku hanya diam ga peduli ketika mengetahui ada teman yang membutuhkan tanganku untuk meraihnya.
Semalam kaget juga kegika ia mengatakan sedang berada di tempat sepi sendirian yang letaknya tak jauh dari kotaku. Engahlah apa yang terjadi yang aku bisa lakukan hanya memberikan support agar bisa kuat dan menyarankan untuk berbincang dengan Tuhan agar semua sesak yang saat ini sudah mencapai batas bisa keluar semua. Memang beberapa saat yang lalu sempat ia mengutarakan untuk mendoakannya tapi kan aku ga tau apa yang terjadi dan semalam ia kembali mengatakan bila sekarang ia berada di tempat yang tenang seperti yang ia butuhkan saat ini untuk menghilangakan segala ganjalan di dalam dirinya. Dan yang lebih mengagetkan lagi ketika ia mengatakan bahwa yang tau ia berada di tempat itu hanya aku, bahkan ia juga tak memberitahu istri dan anaknya.
Sebuah kebingungan, ia beberala hari yang lalu mengatakan ingin ketemu dan bercerita semuanya padaku, ketika aku mengatakan alasan ketidak sediaanku karena masih masuk kerja dan itu juga masuk siang sehingga susah untuk meluangkan waktu untuk ketemu. Dan tadi pagi setelah membaca bbm nya bahwa sekarang sudah menungguku di depan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota meskipun tidak memaksa namun entah mengapa aku merasa kasihan dengannya, susah untuk dikatakan pokoknya. Oke akhirnya ketemu juga dan sedikit perbincanganpun terjadi sambil menikmati segelas minuman hangat dan sepertinya aku salah pesan karena yang aku pesan hot caffelatte dan itu artinya minumanku ada unsur coklatnya. Aduuuh.... dilema di pagi hari, ga diminum tapi ga enak udah mahal-mahal dibeliin namun kalau di minum efeknya keliyengan seperti sekarang ini.
Selama perbincangan tak ada yang ia ceritakan, hanya perumpamaan kasus saja meski begitu aku juga tak bisa memberi tanggapan lebih mengingat pastilah pengalamannya lebih banyak dibanding denganku namun untunglah dari mulutnya sempat terdengat kata "bisa di terima" huuuuuft... itu tandanya apa yang aku ucapkan bisa dipahami dan bisa disimpulkannya sendiri.
Obrolan sempat terhenti karena aku harus memindah motorku yang larkir di sembarang tempat dan saat itu melihat orang-orang dari dinas perhubungan sudah membentangkan tali agar tak digunakan parkir liar dan sebenarnya dari awal aku sudah melihat tanda dilarang parkir untuk area itu namun berhubung ada beberapa motor yang parkir disitu makanya ikut aja, habisnya parkiran jam segitu juga belum ada yang buka. Memindahkan motor muter mencari parkiran namun tetap saja belum ada yang buka, jangankan buka penjaganya saja satu pun belum ada yang kelihatan. Ya udah parkir saja di delan tempat dimana saat itu aku duduk meskipun sebenarnya itu juga bukan tempat parkir pelangan disana.
Mungkin selama aku tinggal mengurus si abu yang lagi kena gusur ia merenungkan semua obrolan dan berpikir langkah selanjutnya yang akan dilakukannya. Setelahnya tak ada obrolan yang sifatnya serius hanya sedikit perumpamaan dan membicarakan tentang pekerjaanku juga sempag ia menanyakan tentang usaha jual sprei yang baru awal-awal ini aku mulai selain usaha yang ingin aku buat kedepannya. Mungkin ia sedikit bingung juga ketika aku bilang suatu saat nanti aku ingin membuat usaha penitipan anak. "Belum punya anak tapi ingin nengasuh anak" itulah komentar yang ia berikan tentang keinginanku di masa mendatang. Yaaa saat ini anggap saja jualan sprei untuk mencari modal usaha.
Karena sudah tak ada bahan ibrolan lagi dan ketika aku tanyakan keadaannya dia mengatakan mendingan itu artinya tugssku sudsh selesai. Tak perlu berlama-lama aku pun berpamitan karena masih harus meluncur mengambil pesanan sprei yang sudsh jadi sekalian mengirimkannya ke alamat tujuan senentara ia sudah punya tujuan lain sebelum pulang ke rumah.
Bila selama ini kamu bisa bertahan, mengapa tak kau lakukan lebih lama lagi hingga dia tau tergerak hatinya melihat ketulusan usaha yang telah kau lakukan. Komunikasi adalah hal terpenting untuk kita, meskipun begitu dekat jika komunikadi tak berjalan lancar akan sering menimbilkan prasangka dan pemikiran yang lain sama halnya meskipun jarak yang memisahkan begitu jauh namun jika komunikasi berjalan dengan baik tentunya tak ada kendala berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar