Angkringan atau lebih kerennya disebut cafe meong, mengapa disebut begitu karena warung ini menu utama yang di jual nasi kucing. Bukan nasi yang untuk makan kucing, itu hanya istilah saja untuk menyebut nasi bungkus dengan lauk seadanya, bisa sambal teri, kering tempe, oseng kacang,... mungkin porsi yang sedikit itulah mengapa disebutnya nasi kucing.
Sudah lama mengenal namun di kota kelahiranku sampai sekarang aku belum pernah merasakan nasi kucing. Pertama kali aku beli, tahu dan merasakan seperti apakah nasi kucing waktu kos di Jogja. Sebagai anak kos yang diwajibkan ngirit ketika pertengahan bulan karena jatah uang buat makan mulai menipis inilah yang terkadang membuat memilih menu nasi kucing sebagai menu makan malam selain mie instan.
Cafe meong biasa buka sekitar menjelang malam, namun begitu ada juga yang buka dari pagi. Menu pendamping yang dijual aneka ragam ada gorengan, sate telor, sate usus, capjay (dari rempah gorengan), pisang rebus, mie goreng, dsb... dengan harga yang relatif murah bisa mendapatkan banyak pilihan menu yang sudah membuat perut kenyang. Selain makanan di cafe meong juga menjual minuman STMJ (susu telor madu jahe), teh hangat/es, es jeruk, kopi. (01/05)
Makan diangkringan karena katanya murah, tetapi ternyata makan sendiri saja habis 70ribuan, tempe yang kecil aja 2rb.
BalasHapusMungkin karena makannya di luar jawa :)