Disaat cinta yang kau rasakan untuknya melebihi takaran yang seharusnya. Semua terlihat indah pada awalnya, ketika kau juga mendapatkan cinta darinya walaupun kadarnya tak setara denganmu. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan cinta itu pun akan ikut teruji untuk mengetahui seberapa dalam cinta diantara mereka untuk pasangannya. Takaran cinta yang diberikan setiap orang tidaklah sama, selalu ada selisih dari cinta yang dirasakan dan diberikan.
Terasa tak adil, dimana kau memberikan cinta untuknya melebihi kapasitas yang ada, bahkan cinta itu terasa melimpah hingga tak tersisa untuk diri sendiri namun ketika balasan yang diterima hanya secuil dari yang diberikan. Rasanya seperti cinta yang dipaksakan. Tak jarang harus menahan rasa sakit karena diacuhkan, tak dianggap bahkan akan terasa lebih sakit bila secuil cinta yang diberikannya itupun masih harus dibagi dengan yang lain. Sungguh kejam dan sungguh sangat egois.
Terlihat kejam didengar dan terasa menyiksa bila dirasa. Namun bagaimanapun hati tersakiti tak bisa menghapus ataupun menggeser cinta yang sudah terpatri. Cinta dan kepercayaan yang terenggut oleh keegoisan sesaat tak bisa melunturkan apa yang sudah ada hanya kepercayaan yang seketika luntur tak tersisa. Ingin rasanya memaki, namun rasa cinta inilah yang selalu saja menjadi tameng penyelamat untuknya. Sakit hanya dirasakan sendiri, luka yang semakin menganga tak bisa lagi diabailan apalagi sembuh dengan seketika.
Bisa apa kalau sudah begini. Rasanya ingin melepaskan segala ikatan yang sudah terjalin begitu lama tapi hati tak mampu memungkiri bahwa cinta dan ingin bersamanya teramat kuat sebagai senjata untuk memilih tetap berada disisihnya. Kepercayaan sudah terkoyak tak mungkin bisa pulih namun bagaimana bisa cinta dan rasa masih saja menjadi milikmu?! Sakit hati tak mampu mengalahkan keinginan untuk melihatmu dan berada di sampingmu.
Terlihat gila dan konyol. Sesakit apapun akan di tahan, mencoba berdamai dengan logika walau kewarasan sudah sepatutnya di pertanyakan. Apakah memang harusnya seperti ini? Aku yang tak bisa memiliki utuh dirimu, cinta tak pernah sama tak pernah mengajari apa itu berbagi, kesetiaan dan bagaimana cara menyayangi yang utuh. Semuanya perlahan hanya bertumpu pada satu sisi dan hilang di sisi sebaliknya. Cinta dan realita itu tak persis sama dengan dongen yang di agung-agungkan.
Sesaat bisa melepaskan untukmu, namun beda halnya denganku yang akan tetap sama kadar cintanya kepadamu. Apakah harus terluka untuk mencinta???! Bagaimana bisa kudapatkan cintamu secara utuh seperti dulu bila melihatkupun kau enggan. Terlihat rumit padahal mudah, hanya saja hati terlalu patuh untuk memaafkan apa yang sudah terjadi dan menekan luka walaupun itu perih dan tak bisa diobati lagi tapi, mengapa aku masih saja bertahan???...
Terlalu bodoh hanya untuk diperbudak cinta yang hanya sepihak. Cinta yang telah luntur namun tetap saja di jaga dengan sebaik-baiknya dengan harapan suatu saat nanti keadaan akan kembali, walaupun dalam hati kecil tak yakin itu bisa. (25/10/18)
::
Untukmu yg masih bertahan, kau wanita hebat. Bighug
Tidak ada komentar:
Posting Komentar