22/02/13

Fogging


Musim hujan tiba dan tiap hari hujan tak pernah absen membasahi tanah dan dedaunan. Mungkin gara-gara udara sejuk tak panas seperti pas musim kemarau itu kali yang menyebabkan beberapa binatang seperti nyamuk, kodok, lalat, cacing keluar dari sarangnya, yah ibaratnya seperti merayakan pesta turun hujan. Apalagi si nyamuk seakan dapat energi baru setelah musim kemaren banyak puasa menghemat energi, kini saatnya udara adem sangat cocok untuk beranak pinak apalagi media air melimpah. Manusia yang lebih memilih bermalas-malasan saat udara dingin musim hujan daripada beraktifitas ataupun sekedar bersih-bersih dan bebenah.

Tak urung dalam waktu satu bulan ada kurang lebih 7 orang warga yang terkena DBD ( Demam Berdarah Dengue) dan tifus. Bukan hanya di kampungku saja rata-rata sebagian besar wilayah di kota Semarang mengalaminya juga, itu terbukti dari kamar-kamar rumah sakit yang penuh sampai ada yang menempati lorong rumah sakit karena menderita penyakit dbd dan tifus.

Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia. Selama nyamuk aides aigypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk dbd tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita dbd maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang lain. Pada penderita demam berdarah, gejala-gejala yang biassa ditemui adalah: badan pegal-pegal, sakit kepala, menggigil, buang-buang air, dan muntah. Muncul bintik-bintik merah, Gejala ini mungkin tidak muncul jika demam yang dialami baru sebentar. untuk itu dapat dilakukan teknik menjepit membuluh darah mirip seperti saat melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah itu biasanya bintik merah akan terlihat. tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali. Pada masa ini sebaiknya berhati-hati agar tidak menganggap sudah sembuh dan tidak menjaga kesehatan.
Berbeda dengan demam berdarah, penyakit tifus disebabkan oleh bakteri yang bernama salmonella typhi. Bakteri ini berkembang cepat pada tempat-tempat yang kotor. Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga pembawa bakteri, salah satunya adalah lalat. Bakteri ini oleh lalat dibawa ke makanan atau minuman dan seterusnya akan masuk ke dalam tubuh orang yang mengkonsumsinya, menyebabkan orang tersebut terkena penyakit tifus. gejala pada penderita tifus antara lain: pada awalnya demam yang dialami terlalu tinggi, lalu kemudian akan meningkat terus hingga lebih dari 38 derajat celcius. Khusus pada malam hari, suhu akan meningkat dan akan turun pada pagi hari. Inilah yang membedakan demam tifus dengan demam pada demam berdarah. Batuk dan sakit tenggorokan, diare dan nyeri perut.
 sumber; artikesehatan dan yankes
Karena banyaknya warga yang sakit dbd maka dengan bekal hasil laborat dari warga yang sakit, pengurus kampung melaporkannya kepada dinas kesehatan. Oleh petugas dinas kesehatan melakukan survey dan melakukan peninjauan jentik-jentik dari rumah ke rumah, baru deh dilakukan fogging atau pengasapan  sebanyak dua kali dengan selang waktu satu minggu. Ini bertujuan agar penyebab penyakit bisa benar-benar mati dari indukan sampai ke larva semua musnah tanpa sisa. Bagai ketinggalan kereta bangun tidur tanpa cuci muka langsung mengambil kertas koran dan menutupi semua benda-benda seperti pakaian yang belum di setrika, makanan, minuman, peralatan makan sampai helm juga tak luput dari kerudung kertas koran, daripada bau kena cairan yang menempel dari pengasapan hayooo....,aqurium agar ikan gak ikut mabok, burung dara dan juga burung berkicai juga di ungsikan sementara. Harap maklum ya rumahku seperti kebun binatang, banyak hewan ternak. Bayangin aja (jangan lama-lama bayanginnya keburu dingin tu kopi) jika 5 dari 4 orang yang masing-masing punya 1 hewan peliharaan dan jumlahnya lebih dari satu. Tebak siapa yang gak punya, bisa gaa.....jawaban yang benar dapat payung ambil di toko bangunan terdekat.

Fogging dilakukan pukul 7 pagi, ini dilakukan agar tepat sasaran, karena nyamuk aedes beraktivitas menghisap darah pada pagi hari hingga siang (pukul 06.00-09.00) sebelum angin bertiup dan suhu udara belum panas, serta sore hari hingga petang. Dipandu oleh beberapa warga, dan pengarah dari dinas kesehatan, bagai hendak berperang dua orang petugas yang melakukan pengasapan masuk dari satu rumah ke rumah selanjutnya, satu orang bagian mengasapi dan satunya menutup-nutup pintu dan jendela habis fogging ini agar asap tidak langsung keluar sehingga nyamuk-nyamuk yang ada di dalam cepat teler dan mati. Seluruh tempat di dalam rumah tak ada yang luput dari pengasapan hingga pekarangan dan tanah kosong yang memang rimbun oleh tanaman-tanaman berpotensi untuk berkembangnya si nyamuk pembawa penyakit.

Sebaiknya setelah petugas pengasapan pergi puntu ataupun jendela jangan langsung di buka, beri waktu kurang lebih 1 jam buat obatnya bereaksi. Walau di luar rumah usahakan untuk menggunakan masker ini bertujuan agar asap yang terbuat dari berbagai zat-zat kimia tak ikut terhirup oleh kita. Karen fogging ini dilakukan oleh dinas kesehatan, bukan dari suadaya masyarakat sendiri jadi campuran obat dari bahan-bahan fogging dilakukan dengan tepat sehingga asapnya tidak cepat hilang, baunya juga gak begitu menyengat yang paling penting nyamuk dan serangga juga pada mati. Bahkan ada rumah yang kecoanya pada keluar dan terbang-terbang hiiiii..... kupu-kupu yang lewat saja sepertinya sampai puyeng ini terbukti dengan terbangnya miring-miring dan lebih suka menempel ke dahan karena tak bisa terbang tinggi. Lalu apakah tikus yang ada di rumahku ikut mati gaa....???! hmmmm, kita lihat saja nanti masih ada apa enggak.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar