Si kenyal dari laut alias cumi-cumi. Yang doyan cumi-cumi diolah dengan berbagai macam. Mulai dari olahan biasa seperti cumi goreng, cumi saus tiram, atau olahan unik lain seperti cumi musim semi, ibu hamil, atau cumi kesurupan, pokoknya semua bikin ngeces. Cumi selain jenis mollusca yang termasuk dalam kelompok hewan cephalopoda atau coleoidea yang hidup di laut. memiliki banyak jenis, katanya ada lebih dari 300 species tapi yang paling umum kita konsumsi adalah loligo pealei selain memiliki senjata berupa tinta, cumi ini juga pintar berkamuflase.
Menangkapnya bisa pakai tangan, dipancing dengan menggunakan lampu pada umpan atau di seruk. Si hewan tanpa tilang belakang cumi-cumi digemari karena rasanya yang khas gurih, dan kenyal. Selain kaya dengan kandungan gizi, cumi juga kaya vitamin dan mineral. Cumi itu bagus , dia merupakan bahan makanan sumber protein hewani, bagus sebagai asupan protein bagi tubuh, untuk daya tahan, regenerasi sel, mengganti sel yang rusak. Cumi-cumi juga mengandung semua jenis asam amino esensial yang dominan adalah leusin, lisin dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat. Kedua asam amino ini berkontribusi terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih ketika dimasak, jadi tanpa penyedap pun cumi memang nikmat.
Menurut studi yang dilakukan CellsNew, tinta cumi bersifat anti-angiogenic yang dapat mencegah pertumbuhan sel-sel tumor. Termasuk mencegah pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebabkan tumor dan sel kangker baru. Serupa dengan penelitian yang dilakukan di Handong University's School of Ocean Sciences di Jepang katanya tinta cumi bisa dijadikan obat untuk kangker, tinta cumi ternyata dapat mengaktifkan sel darah putih untuk melawan tumor. Sayangnya penelitian masih sebatas terhadap sejumlah tikus. Mudah-mudahan kedepannya penelitian lanjutan bisa dilakukan agar si tinta cumi juga bisa menangkal kangker pada manusia. Makanya kalau makan cumi tintanya jangan langsung dibuang ya, tapi biar pun enak dan sehat tetap gak boleh banyak-banyak makan cuminya soalnya cumi ternyata tinggi kandungan kolesterol, makanya harus dibatasi mengkonsumsi cumi. Konsumsi cumi-cumi berlebih harus dihindari karena kadar kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan.
Biarpun kandungan gizi dan manfaat cumi banyak ternyata gak semua orang suka menyantap hewan yang masih jenis mollusca ini, selain aromanya yang menusuk tubuhnya yang kenyal berbentuk pipa dengan 10 tangan kadang membuat orang geli.
Semakin besarnya pencemaran yang terjadi di laut nusantara membuat sejumlah hewan laut yang biasa kita konsumsi tak semua layak digunakan, bahkan kandungan logam beratnya bisa membahayakan kesehatan kita. Si cumi pasti mengandung mineral seperti natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan selenium. Mineral itu bagus bagi tubuh yang bahaya kalau cumi terkontaminasi logam berat dari pencemaran air laut. Cumi hidup di perairan yang terkontaminasi logam berat, otomatis cumi akan mudah berpengaruh mengandung logam berat dan itu tergantung perairan si cumi tinggal. Ditambah lagi ulah oknum-oknum nakal yang demi mencari keuntungan mencampurkan formalin kedalam cumi agar cumi kelihatan segar dan tahan lama. Sementara formalin yang kita ketahui dapat mengakibatkan gangguan pada jantung, susunan syaraf pusat yang mengakibatkan kejang-kejang.
Terbuktinya keberadaan cumi yang sengaja disiram formalin agar tetap awet dijual berhari-hari tentu membuat hawatir para konsumen terutama para pecinta hidangan laut bertinta ini. Merekapun berpesan pada para pedagang nakal agar tak lagi melakukan praktik curang yang merugikan konsumen mereka dikemudian hari. Kasihan kan pembeli pengennya makan enak tapi tahunya sampai rumah yang keracunan, perut sakit atau segala macam, harus penuh dengan kesadaran kalau cumi itu dikonsumsi manusia dan tidak terlepas juga itu di konsumsi oleh keluarganya sendiri, kalau tidak mau memikirkan orang lain mikirin dulu keluarganya sendiri kalau misal mengkonsumsi cumi berformalin dan berakibat fatal.
Agar terhindar dari ulah oknum nakal sebaiknya berbelanjalah pada hasil lautan termasuk cumi-cumi di pagi hari, pastikan cumi yang dibeli menunjukkan tanda-tanda kesegaran seperti tidak kenyal, bau segar dan banyak lalat yang mendekat. Bahan makanan seafood atau cumi yang diawetkan dengan formalin ini kalau ditekan akan lebih kenyal. Kalau bau laut itu menarik lalat, justru hasil laut ini tidak berbau amis tapi efek dari formalin dia tidak menarik lalat lagi. Ini perbedaan cumi segar yang memang dari laut, jangan ketukar membedakan dan cumi yang diawetkan dengan formalin. Cumi dengan temannya sotong sekilas tampak sama namun sebenarnya berbeda masih satu keluarga, tapi ini bukan cumi melainkan sotong. Sotong bulat pipih, sedangkan cumi berbentuk silinder. Mollusca yang unik ini termasuk dalam Cephalopoda atau hewan yang berjalan dengan kepalanya. Untuk berbelanja selain memilih cumi segar memilih cumi juga ada tekniknya; perhatikan matanya pilih yang jernih, bening jangan pilih yang butek dan berlendir. kulitnya ungu cerah, kalau dikupas kulitnya berwarna pulih yang terang. Teliti sebelum membeli jangan sampai tertipu dengan cumi berformalin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar