Suara keras itu terdengar lagi, baru saja dan itu sangat menyakitkan.
Aku tak menyukai tabiat kasarnya baik itu kemaren, hari ini ataupun
lusa terasa meyakitkan dan seperti tak berperasaan. Setiap mendengar
teriakan itu ingin rasanya berbalik berteriak tapi aku tak bisa,
jangankan berteriak untuk sekedar mengingatkan saja tak berani. Aku tau
diri posisiku disini, apa hakku, bukankah dia seharusnya lebih tau bila
itu salah. Pastinya dia lebih mengerti itu :(
Suara
keras itu mengarah kepadaku, iya kepadaku akibat kebodohanku yang tak
punya otak untuk itu tak bisa berpikir seperti dia. Aku tak ubahnya
seperti binatang yang hidup di jalanan, kumal dekil dan hanya mendapat
tendangan serta pengusiran kasar ketika mengiba berharap ada sedikit
makanan sisa yang diberikannya.
Suara keras itu sungguh
menyeramkan bagai halilintar yang sangat memekakan telinga dan seketika
itu juga membuat jantungku berdetak semakin kencang dari biasanya. Tak
sanggup aku mendengarnya.
Suara keras itu meruntuhkan
kembali pondasi yang perlahan-lahan mulai menampakkan wujud sebagai
bangunan utuh. Apakah aku sebegitu tak berharganya dimatamu, tolong
jelaskan siapa aku dan apa peranku disini.
Aku tak
ingin mendengar suara keras itu baik kepadaku ataupun yang lain, aku tak
ingin mendengar kata-kata kasar itu keluar dari mulutmu yang seharusnya
hanya menyuarakan petuah bijak dan teguran tanpa menyakiti perasaan.
Apakah
dia masih layak untuk di hormati dengan tulus atau dihormati dengan
ketakutan.... Aku tak menyukai suara keras itu, karena itu membuatku takut
yang teramat sangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar