05/09
Kantor, waktu masih beres-beres merapikan file terdengat telepon genggamku berbunyi, suatu hal yang jarang terjadi mengingat teleponku sudah berbulan-bhulan hanya menjadi pajangan di meja. Ada 3 pesan masuk secara beruntun, ini terlihat dari suara deringnya. Ketika mendengar itu tiba-tiba saja pikiranku beranggapan jangan-jangan itu pesan masuk dari dia melalui yahoo masangger seperti yang biasa ia lakukan sebelum-sebelumnya. Namun begitu aku tak segera bergegas membukanya. Meskipun hanya berpikir bahwa pesan itu darinya sudah membuat hati ini bahagia dan sepertinya ada sedikit senyum yang menggelitik di sudut bibirku, namun begitu aku memilih untuk menyelesaikan file-file yang masih menumpuk di meja yang meminta untuk segera dirapikan. Walau menunda namun tanpa disadari itu membuat jemari ini bekerja lebih cepat untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang tinggal sedikit.
Aku lupa dengan bunyi teleponku, namun setelah beres dan kembali ke tempat duduk melihat telepon di meja ingat juga bila ada pesan masuk. Masih berharap itu pesan darimu, aku buka sambil sedikit ada rasa tegang dan dag dig dug tapi seketika itu juga harapan itu hancur berkeping-keping hingga tak tersisa, itu bukan pesan darinya melainkan iklan dari operator dan pesan penipuan berkedok angsuran. Kecewa, namun aku tak pernah menyerah untuk menunggu pesan darimu.
10/09
Hari rabu, siang itu aku hanya istirahat saja di kamar mengingat demam yang dari semalam belum juga turun. Entah sudah berapa lama aku tertidur, menggeliat sedikit sadar aku mendengar ada pesan masuk di telepon genggamku. "paling juga iklan dari operator seperti hari-hari sebelumnya" pikirku ketika mendengarnya, membiarkan dan mencoba kembali tidur namun kesadaranku keburu pulih 100% sehingga mata sudah tak mau terpejam lagi. Aku raih telepon genggam yang tergeletak di atas tempat tidur dan membukanya, disana ada 1 panggilan tak terjawab dan 2 pesan yang masuk. Nomor yang sama dan belum ada di list teleponku sehingga tidak ada nama tertulis disana. "Nomor siapa ini..." Kembali lagi otakku berpikir bahwa itu nomormu, nomor barumu. Segera saja aku balas pesan yang masuk "sorry siapa ni...?" Tak berapa lama balasan aku terima "teman lama ..." , hanya sedikit orang yang tau nomorku dan beberapa orang yang menganggapku teman, siapa dia.
Karena masih dihinggapi rasa penasaran aku balas pesan itu masih dengan sedikit harapan yang tersisa tentangmu, beberapa kali saling kirim pesan akhirnya tau juga jika pemilik nomor adalah teman yang sudah lama ga ada kabarnya. Kembali lagi pudar harapan kamu kembali hadir menyapaku. Mungkin belum saatnya atau bisa jadi kamu tak mau lagi menyapaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar