Siang mas.... Absen ni, Kenapa kalau bisa membantu orang lain sepertinya hati jadi 'plong' dan kalau ga bisa menolong (berbagi) kadang jadi kepikiran, kadang menyalahkan diri sendiri, menyesal, apakah itu hanya satu bentuk ekspresi semata dari hati
Siang. Sebenarnya setiap orang punya jiwa belas kasih (welas asih). Saat sisi tsb tersentuh maka perasaan merasa terpanggil untuk menolong atau mengulurkan bantuan dapat saja lebih dominan sebagai panggilan jiwa. Pada saat yang berlainan bila tidak dapat membantu atau menolong maka menjadi trenyuh, haru, sedih atau menyalahkan diri sendiri atas ketidak mampuan. Hal ini disebut sebagai ranah "budi".
Trus kalau orang yang ga punya jiwa sosial gimana mas
Sebetulnya tidak bisa dikatakan tidak punya. Justru punya. Akan tetapi karena suka membohongi diri sendiri dan perasaan sendiri, atau justru karena sudah terlalu tebal rasa dendam. Maka mengingkari. Contohnya, ia ketika kesusahan tidak ada yang menolong maka tersulut dendam. "ngapain mbantuin, orang pas kesusahan aja gak nolongin gak ngapa". Contoh mudahnya seperti itu. Maka ada budi dan dendam.
Dendam akan mematikan rasa kan mas. Apakah dendam dan tamak itu udah 1 paket
Dendam justru akan menyeret seseorang untuk melakukan pembalasan yang setara atau lebih banyak. Setiap dendam memerlukan pelampiasan dan atau penyaluran. Terkadang justru menjerumuskan ke penderitaan demi penderitaan. Baik dilampiaskan ke diri sendiri maupun orang lain. Ke diri sendiri misalnya menyakiti diri sendiri dengan miras, narkoba, atau mencoba menyayat tangan sendiri dll. Umumnya karena depresi/putus asa karena ada dendam membara. Tamak, medit, pelit, serakah adalah juga merupakan bentuk lain dari pelampiasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar