"Entah ini sebuah kebetulan apa takdir yang telah tuhan berikan padaku. Saat hati ini sakit karena cinta yang berakhir dengan penghianatan kamu datang. Dengan sabar menenangkan hatiku. Meredakan emosi yang bergejolak dan meledak-ledak, hingga air mata yang tadinya mengalir tak terbendung sirna dengan senyum dan sebuah semangat baru."
Malam itu Sari masih ingat benar sebuah fakta dari sebuah penghianatan cinta terungkap, berasa sakit hati ini saat tahu semuanya, apa lagi ketika engkau tak bisa menjelaskan semuanya.
Tiba-tiba pusi menyapa Sari "kamu ada apa kenapa sedih gitu, cobalah cerita padaku siapa tahu aku bisa bantu..." awalnya Sari tak mau cerita karna Sari tak mengenal Pusi dengan baik "tidak ada apa-apa kok, lagi pusing saja dikit....", namun saat-saat seperti ini Sari butuh teman agar tidak merasa sendiri bingung juga dimalam seperti ini mau cerita sama siapa pastilah semuanya sudah pada tidur nyenyak dengan mimpi indah mereka. Sedangkan dia sudah tidak bisa membendung air mata yang mau keluar akibat rasa sakit dalam hati.
Akhirnya Sari cerita juga pada Pusi tentang perasaan sakit namun Pusi tak menanyakan lebih jauh hanya mendengarkan apa yang diceritakan Sari. Dengan sikap tenang Pusi hanya berkata "ya sudah sekarang kamu tenangkan dulu pikiranmu kalau sudah tenang baru kamu cari penjelasan pada cowokmu...." sedikit saran yang bisa menenangkan Sari.
"Kalau perlu menangis, menangislah biyar semua beban yang ada dalam hati kamu keluar semua, tapi cukup hari ini saja kamu menangis. Kamu tidak boleh menangisi dia. Air mata kamu terlalu berharga terbuang percuma untuk orang yang tidak bisa menjaga cinta dan kesetiaan yang sudah kamu berikan, hanya orang bodoh yang menyia-nyiakan wanita baik seperti kamu".
Walau cuma menemani tapi Pusi telah memberikan kekuatan yang pada saat itu sangat Sari butuhkan.
Sejak saat itu Sari dan Pusi mulai akrab. Mereka saling menguatkan karna Pusi juga mengalami hal yang sama makanya Pusi bisa merasakan sakit yang saat itu Sari rasakan.
Mereka sama-sama menunggu waktu yang tepat untuk mengakhiri jalinan cinta Sari dengan cowoknya dan Pusi dengan ceweknya. Dan karena merasa senasip mereka saling menguetkan untuk menyelesaikan persoalan masing-masing. Sari menuruti saran Pusi untuk nenangin diri dahulu karna dia tidak mau saat bicara dengan pacarnya masih ada emosi yang nantinya malah akan menyudutkan diri sendiri.
Sari juga tidak mau menunggu lama, keesokan harinya saat Sari sudah bisa menguasai emosinya dia putuskan untuk bicara dengan pacarnya dan mengakhiri semua kisah ini.
Tak selang berapa lama karna komunikasi yang sering terjalin tumbuhlah perasaan suka, dan tidak mau menunggu lama Pusi mengutarakan perasaannya.
Namun Sari tak lantas menerima karna Sari tau Pusi belom putus sama pacarnya, dia tidak mau dianggap menjadi orang ketiga yang menghancurkan hubungan mereka, walaupun sebenarnya hubungan antara Pusi dan pacarnya memang sudah tidak bisa di pertahankan karena mereka sudah tidak berhubungan bahkan cewek Pusi sudah jadian dengan cowok lain walaupun bolum ada kata putus dari keduanya.
Suatu hari Pusi bilang "sari tau ga aku sudah putus sama cewekku, aku sadar kalau aku tidak mengambil keputusan aku sendiri yang akan tersiksa ternyata ceweku sudah punya cowok lagi sekarang..." Dengan tegar Pusi berusaha senyum untuk menutupi kesedihannya. "Kalau memang Pusi sudah yakin dengan keputusan yang Pusi buat jangan bersedih ya, Pusi lupakan yang lalu dan mulai buka lembaran baru. Jangan sedih tarus ya Pusi senyum dong..." hibur Sari. Dengan terpaksa Pusi senyum juga mereka benar-benar saling menghibur dan saling mengisi untung menyembuhkan sakit hati akibat cinta.
Pusi masih usaha untuk mengutarakan perasaan sayangnya kepasa Sari karena merasa saling cocok dan saling membutuhkan maka mereka memutuskan untuk jadian tepatnya pacaran. Mereka sepakat akan memulai dari NOL dengan komitmen saling terbuka, melupakan semua masalalu, saling percaya, dengan jembatan komunikasi.
Hari-hari mereka berjalan dengan kegembiraan sifat Pusi yang kocak yang bisa membuat suasana menjadi ceria dan sifat Sari yang ceria dan bisa menempatkan kamanapun Pusi ngobrol lah yang membuat mereka cocok selain keduanya memberikan perhatian satu dengan yang lainnya. Semakin hari Sari mulai terbiasa dengan kehadiran Pusi dan rasa suka mulai tumbuh. Pusi juga perkenalkan teman-teman dekat yang menjadikan hari-hari menjadi lebih rame.
Namun selama jalan dengan Pusi, Sari merasakan hati Pusi belum sepemuhnya terbuka untuknya walaupun pusi benar-benar sayang sama Sari dan tidak perlu diragukan lagi tentang hal itu. Saat Sari bertanya tentang semua keganjilan yang dia rasakan awalnya Pusi tidak menjawab karna tidak bisa mengelak lagi Pusi cuma bilang "mungkin suatu hari aku akan cerita semuanya ke kamu tapi tolong jangan sekarang aku belum siap, karna aku tidak mau saat kamu tahu cerita sebenarnya yang aku alami kamu akan pergi dan menjauhiku, aku benar-benar sayang kamu aku tidak mau kamu pergi menjauhi aku". Sari semakin bingung dengan kata-kata Pusi entah apa yang disembunyikan darinya, yang pasti suatu kejadian pahit sudah Pusi alami dan itu membuat hidupnya hancur, Sari tidak mau memaksa agar Pusi cerita hanya bisa bersabar dan percaya kalau Pusi benar-benar sayang dan tidak mau kehilangan dirinya. positif thinking aja lah.
Keanehan mulai terasa, Pusi sering menghilang tiada kabar berhari-hari pesan yang dikirim Sari tiada jawaban. Sari mulai cemas dan bingung dengan sikap Pusi yang tiba-tiba menghilang dan datang begitu saja.
Saat ditanya "Pusi kemana saja tidak ada kabar..????" Pusi hanya bilang " maaf sudah membuat kamu cemas, aku tidak kemana-mana cuman menyepi nenangin diri saja sejenak aku benci dengan hidupku, serasa ingin mati agar semua penderitaan yang aku rasakan hilang. Aku capek dengan semuanya, aku tidak berguna sudah mengecewakan orang tuaku aku ingin pergi ketempat terpencil yang tidak ada satu orangpun disana..." Sari yang mendengar kata-kata Pusi tentu saja bingung ada apa dengan Pusi apa yang telah terjadi padanya...????
"Pusi coba deh cerita ada apa sebenarnya sampe ngomong kaya gtu, tidak boleh ngomong gitu dong tidak baik..." Namun Pusi masih kelihatan kalut dan patah semangat. "Sari tolong jangan sekarang aku belom siap kalo kamu ninggalin aku setelah kamu tahu cerita sebenarnya..." Pusi masih saja mengelak untuk bercerita.
Namun akhirnya Pusi cerita juga tentang rahasia yang selama ini dia sembunyikan dari semua orang setelah menimbang kebaikan sari selama mereka pacaran dengan catatan kalau Sari sudah tahu semua dan minta putus Pusi rela asal Sari jangan menjauh darinya dan kesepakatan itupun disetujui Sari.
Dengan berat hati dan rasa kalut Pusi mulai cerita
"Dulu saat masih sekolah aku ikut kakaku yang tinggal di Papua, karena fasilitas yang serba ada akhirnya aku terjerumus dalam pergaulan bebas suka bolos, tawuran, ikut balap motor liar, tiap malam pergi ke diskotik minum-minum sampai mabuk bahkan sering tidak pulang kerumah. Hingga suatu hari aku kenalan sama cewek yang bekerja di diskotik akhirnya kami pacaran bahkan sampai melakukan hal yang semestinya tidak dilakukan, iya aku telah hubungan badan selayaknya suami istri sama dia. Dari sinilah penderitaanku dimulai gara-gara berhubungan badan dengan dia aku terkena penyakit yang sangat memalukan dan belum ada obatnya. Aku terkena penyakit kelamin (raja singa) perempuan itu telah menularkan penyakitnya padaku." dengan muka yang kelihatan lelah dan penyesalan yang mendalam Pusi menceritakan semuanya."kamu yakin dia yang menularkan..." tanya Sari. "iya walaupun sering gonta ganti cewek namun aku belom pernah melakukannya dan cuma sekali itu sama dia aku melakukan perbuatan itu, kalau bunuh diri tidak dilarang agama mungkin daridulu sudah aku lakukan, aku tidak tau gimana kecewanya mamahku kalau tau keadaanku yang sekarang". Mata Pusi mulai berkaca-kaca menahan air mata yang nendesak ingin keluar. "Kamu yakin menderita penyakit itu, tau dari mana....??? tanya Sari lebih lanjut. "Iya aku yakin, selang seminggu setelah kejadian itu setiap buang air kecil aku merasa kesakitan bahkan sering keluar nanah dari alat kelaminku pas periksa dokter kasih tau kalo aku menderita penyakit raja singa untuk menghilangkan rasa sakit dan memenghambat penyebarannya harus d suntik yang biayanya tidak murah.
Aku benci dengan hidupku benci dengan semuanya. Kemaren aku menghilang tanpa memberi kabar karna aku sakit harus berobat, sekarang terserah kamu Sari kalaupun kau putuskan aku terima karna aku juga tidak mau merusakmu dengan penyakitku, aku benar-benar sayang kamu.
Sari bingung harus bagai mana disatu sisi kasihan dengan penderitaan Pusi namun disisi lain dia pesimis dengan hubungannya kalaupun dilanjutkan terlalu banyak resiko kedepannya. Namun Sari memutuskan tetap melanjutkan hubungannya dengan Pusi dia berfikir biarlah dia akan memberikan suport agar Pusi mau berobat dan berharap ada mujizat kepada untuk kesembuhan pusi.
"jangan kamu mengannnggap semua perempuan sama buktinya aku mesih disini menemani kamu tidak pergi seperti yang lain bukan" dengan tenangnya Sari meremas tangan Pusi untuk menguatkan dan agar Pusi yakin dia masih berada disampingyna hingga saat ini.
"Kamu sudah tahu semuanya jadi nanti kalau aku tiba-tiba menghilang dan bilang sakit berati penyakitku kambuh dan harus kedokter maaf kalau tidak bisa menemani Sari jadi nanti tidak usah bertanya lagi sakit apa. Makasih ya sayang masih mau menerimaku walaupun keadaanku seperti ini", ucap Pusi dengan lesu dan terharu tak terasa air matanyapun menetes.
Namuan semuanya musnah ketika Pusi mulai jarang memberikan kabar dan menemui Sari. Saat Sari baru ngobrol-ngobrol sama teman Pusi tiba-tiba teman yang sudah Sari kenal ini bilang kalau pusi sudah punya cewek lain. Namun Sari tak percaya walaupun Sari beranggapan tidak mungkin temen Pusi berbohong padanya di tambah lagi fakta yang ada (Pusi upload foto perempuan lain di jejaring sosial). Akhirnya aku percaya dengan perkataan teman Pusi dengan hati sakit aku berusaha tegar untuk tidak menangis namuan teman Pusi tau kalau Sari terpukul "sebenarnya aku tidak mau cerita walaupun Pusi teman aku namun aku kasihan, tidak tega kamu dibohongi Pusi. aku tidak mau kamu sedih karna kamu juga temanku" kata temen Pusi. "aku tidak apa-apa, malah seharusnya aku berterima kasih padamu sudah mau menceritakan semuanya jadi semuanya bisa diakhiri lebih cepat, tenang saja aku rela Pusi mendapatkan yang lebih baik dari aku" walaupun terluka aku berusaha bersikap tegar.
Sampai beberapa hari Pusi tidak bisa dihubungi dan saat Pusi datang Sari minta penjelasan tentang kabar yang dia peroleh, Sari maaf kalau aku sudah mengambil keputusan untuk memutuskan kamu namun percayalah tidak ada perempuan lain aku melakukan ini semua karna terlalu sayang sama kamu, aku tidak mau kamu rusak gara-gara aku". "sudah berapa lama kamu berhubungan dengan wanita itu....????" tanya Sari kepada Pusi. "Perempuan yang mana, sungguh tidak ada wanita lain...." elak pusi namun karena desakan Sari akhirnya Pusi pun mengatakan kalau dia sudah jalan sama cewek lain selama seminggu, perempuan itu adik teman mainnya.
"kenapa kamu ga bilang terus terang kalau sudah ada wanita lain, aku iklas mungkin dia lebih baik dari aku namun tidak perlu seperti ini, jalan diam-diam tanpa memberi kabar. tenang aj ak ga marah anggap saja kita tidak jodoh namun tidak harus menghindar dan main belakang gini, kita masih bisa menjadi teman bahkan teman akan kekal ketimbang pacaran. mungkin ini yang terbaik buat kita. " dengan sabarnya Sari mengutarakan semuanya yang membuat Pusi semakin bersalah dengan apa yang telah dia lakukan. "makasih Sari kamu memang baik, sudah mau menerima aku dengan keadaanku seperti ini, memberikan semangat hidup baru padaku namun malah aku menyakiti kamu. Tapi untuk kali ini percayalah padaku tidak ada perempuan lain, itu aku lakukan karna aku sayang kamu dan tidak mau ngerusak kamu, aku sayang sama kamu. ujar pusi dengan wajah sedih. "kamu sudah mengambil keputusan dan aku hargai semuanya mungkin memang ini yang terbaik, makasih ya kamu sudah mengajarkan banyak hal padaku, selamat ya sudah mendapatkan yang lebih baik". sambil menahan air mata dan rasa sedihnya Sari memberilkan ucapan.
"Harusnya aku yg bilang makasih ke kamu sudah hadir dalam hidup aku membuat hidupku kembali bersemangat, hati kamu terlalu baik buatku aku tidak pantas mendapatkanmu, semoga kamu mendapatkan yang lebih baik dari aku. Tetaplah kau jadi temanku seperti ini ya Sari." "iya kita akan perteman selamanya Pusi" ucap sari kepada pusi. dan merekapun berpelukan untuk yg terakhir kali sebagai tanda perpisahan. walaupun sakit hati namun Sari lega juga karena dia merasa tiada harapan untuk bersatu dengan Pusi.
The End