Demam batu akik yang melanda seantero nusantara sepertinya itu juga yang sekarang menjangkiti bapak. Sejak mudik beberapa waktu lalu sebelum ramadan kini aku sering melihat bapak lagi menggosok batu akik.
Awal mula waktu mudik, kakak sepupuku yang di Palembang waktu itu juga pulang. Dia memang penggila akik, bahkan istrinya pun suka mengeluh karena waktu week end sering di tinggal untuk mencari batu akik di sungai sampai badannya sedikit terlihat kurus dan juga tak seputih dulu, kalah putih dengan kakaknya padahal diantara cucu si mbah kakak ku yang satu itulah kulitnya terputih diantara yang lain, dulu aku menjadi urutan ke dua tapi sekarang merosot juga. Tak main-main sampai di rumah bu dhe pun yang berjualan alat tulis sekarang juga jual akik dari yang masih kepingan batu, sudah terasah bahkan yang sudah jadi juga ada. Dan ketika disana ya para pria mengerubuti batu akik, telaten kakak menjelaskan tentang batu akik dari asal terbentuknya, cara melihat asli enggaknya sampai cara membuatnya mengkilap agar indah di pakai.
Adik lelakiku yang ga tau sama sekali dengan batu akik karena memang ga pernah mainan akik saja sampai di buat bingung saking banyaknya dan semua terlihat bagus. Dari datang kerjanya senteri akik berulang-ulang tak ketinggalan bapak, om, juga kedua kakakku tapi kakakku yang satu seh cuma ikut-ikutan ngerubuti saja tidak sampai terinveksi virus batu akik. Sepertinya baik bapak juga adik lelakiku membawa satu cincin, ya memang kami di suruhnya pilih yang disuka.
Selepas beberapa minggu setelah hari itu, pulang kerja aku melihat bapak lagi asik gosok batu akik dengan batang pring disanalah aku merasa kalah. Ternyata bapak kena virus akik juga, bahkan bapak sudah punya beberapa batu yang sudah jadi. Dan beberapa hari yang lalu ketika pulang kerja ya kira-kira jam 22:20 di depan rumah terparkir motor pikirku mungkin pak RT lagi main ke rumah tapi di teras aku melihat beberapa orang bapak-bapak lagi jongkok dan ngelihati ke arah bawah. "Apa yang mereka lakukan...." Tapi mendengar sekilas pembicaraan mereka dan di otak ketika ada pertanyaan itu langsung terjutu pada akik. Dan benar saja ketika bangun sahur tanpa sengaja kaki ku menendang baskom ibu terisi rendaman batu akik, banyak.... ternyata bapak minta kiriman dari kakakku yang di palembang ini aku lihat dari resi pengiriman yang tergeletak di meja kerja bapak. Aaaaaaah mas An kau menularkan virus batu akikmu pada ayahku. Hikh hikh hikh.... ga di kantor ga di rumah selalu melihat batu warna wari seperti permen fox. (08/07)