Mencari wisata alam di kota Semarang, apa saja ya....?! Sekarang saatnya memperkenalkan wajah kotaku ini kepada semua orang.
Selain bangunan peninggalan Belanda di kota Semarang juga ada beberapa tempat wisata alam yang patut dicoba untuk di kunjungi, dijamin akan memberikan suasana berbeda. Kali ini kita akan membahas tentang kebun teh Medini dan juga Curug Lawe. Curug atau air terjun yang letaknya masih satu area dengan kebun teh Medini ini berada di perbukitan pegunungan Ungaran yang masih masuk kabupaten Semarang - Jawa Tengah. Sebenarnya disini tidak hanya ada Curug Lawe namun masih ada Curug Benowo dan juga Goa Jepang.
Kebun teh setahuku cuma di daerah Ungaran tapi ternyata masih ada kebun teh lain yang menyimpan keindahan tersendiri. Berada di ketinggian 1500MDPL kebun teh Medini yang sebenarnya sudah masuk wilayah kabupaten Kendal ini memang belum banyak yang tau, kebanyakan yang datang kesana juga para remaja yang suka berpetualang di alam bebas. Namun bagi para pecinta alam yang suka melakukan perjalanan pendakian tentu tak asing dengan kebun teh Medini karena di tempat ini menjadi jalur pendakian ke gunung Ungaran, dan di kebun teh ini pula biasanya pendaki akan beristirahat di barak yang dikenal dengan nama Promasan.
Akses yang tak mudah mungkin ini juga yang menjadi faktor utama mengapa kebun teh Medini masih sedikit pengunjungnya. Untuk kesana dibutuhkan fisik yang fit dan juga sarana transportasi pribadi yang prima, ini dikarenakan jalan menuju ke kebun teh masih dibilang rusak dengan aspal yang sudah hancur, ini dikarenakan seringnya dilewati kendaraan berat milik TNI sehingga aspalnya hancur tinggal menyisakan kerikil yang berserakan memenuhi semua bahu jalan jadi mesti harus hati-hati karena selain licin jalan juga menanjak dan berliku seperti khas jalan menuju perbukitan. Bahkan ga ada sela sedikitpun di badan jalan yang menyisakan tempat unyuk menghindari bebatuan.
Untuk menuju ke kebun teh Medini ada dua jalur yang bisa digunakan,
Apabila dimulai dari kota Semarang para petualang dapat melewati jalur pasar Jrakah - Boja melewati kecamatan Mijen dan Cangringan. Ketika memasuki wilayah Cangringan, para petualang silahkan lurus menuju Taman Rejo, kalau belok kanan akan menuju kecamatan Bojo.
Apa bila dari Ungaran, para petualang bisa melewati jalur pasar Ungaran - Gunung Pati - Cangringan.
Dari arah kota kita akan melewati jalan yang mulus, namun ketika sudah melewati Cangkringan (kalau ga salah ingat, sepintas baca dari sekolah dasar yang dilewati) mulai menemui jalan yang berlubang dan bebatuan. Meskipun begitu kita akan disuguhi pemandangan dengan kanan kiri ladang penduduk yang kebanyakan ditanami kopi, padi, rumput sebagai makan ternak dan beberapa tanaman lain, selain itu juga anda akan menemui bangunan dari bambu yang cukup besar sebagai tempat budidaya ayam petelor. Jalan yang berbatu mungkin ada manfaatnya juga agar kita lebih hati-hari dan lebih bisa menikmati alam yang di suguhkan di sekitarnya. Ya meskipun tak serindang yang di harapkan karena selama perjalanan masih merasakan panas meskipun cuaca sedikit mendung.
Di tengah perjalanan kita juga menemukan sebuah pondok besar dan beberapa gazebo di dekat sana, entah itu rumah penduduk atau rumah makan juga ga tau, karena kita tidak mampir mengingat tujuan awal ya di kebun teh, selain itu juga pemandangannya kurang menarik sekelilingnya hanya tanah yang di tumbuhi ilalang dan tanaman palawija hanya di bagian kanan ada bukit yang dipenuhi dengan rimbunnya pepohonan.
Masih separo perjalanan dengan beberapa kali belokan dan jalan yang tetap menanjak dan berliku. Berjalan hati-hati dan jangan pernah berpikir macam-macam seperti motor ngadat di jalan, tiba-tiba ban gembos, kehabisan bensin atau semacamnya karena untuk mencari bengkel disana sepertinya susah, boro-boro bengkel, warung atau rumah penduduk saja masih bisa di hitung dengan jari.
Setelah perjuangan panjang mengalahkan kerikil dan kelokan akhirnya terlihat juga portal yang di pasang sebagai pengaman, mungkin juga itu sebagai tanda bahwa anda sudah memasuki area kebun teh Medini. Namun sebelum itu anda harus melapor sekaligus membeli tiket masuk seharga Rp 3.000,- per orang masih murah ya. Setelah tiket sudah di tangan jangan kira anda bisa bernafas lega, perjalanan belum berakhir bung. Namun perjalanan kali ini berbeda, untuk menuju ke kebun teh jalan yang dilalui sudah rapi meskipun yang di gunakan bukan aspal melainkan batu-batu yang di susun rapi. Mungkin ini ada tujuannya agar tidak membahayakan kendaraan atau orang yang melewatinya, bayangkan jika aspal bakal terlihat kecuramannya dan akan sedikit licin untuk jenis kendaraan tertentu bahkan jika jalan pun bisa saja terpeleset karena alas kaki yang digunakan licin apalagi daerah pegunungan identik dengan kabut yang membuat jalan sedikit lembap cenderung basah.
Selama perjalanan anda akan melewati barak dan juga pabrik teh Medini yang lagi beroperasi jadi jangan heran jika pas melintas akan tercium bau teh yang harum, ga tau juga jenis teh apa saja yang diproduksi di tempat ini. Menuju ke kebun teh jalan yang dilalui lebih menanjak dibanding sebelum-sebelumnya sehingga dari awal harus benar dalam mengambil ancang-ancang bila tidak ya ngalamat motor akan ga kuat nanjak seperti yang di alami abu, sampai-sampai aku harus turun dari boncengan.
Namun momen ini juga jangan di jadikan bencana ya, anggap saja berolah raga dan nikmati pemandangan hamparan kebun teh dan juga bunga-bunga liar yang tumbuh diantara semak belukar. Oh ya di sisi kiri jalan anda akan melihat pipa air yang cukup besar yang berada persis di pinggir jalan. Mungkin itu pipa untuk menyalurkan air pegunungan ke pemukiman penduduk untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat yang ada di bawah. Sampai di atas anda bisa mencari tempat yang rindang untuk memarkirkan motor dan mulai berpetualang mengitari kebun teh Medini yang sangat luas ini.
Tapi sebelum mulai berpetualang, ada baiknya istirahat sejenak setelah perjalanan jauh, untuk meregangkan kaki dan tangan yang kaku setelah kurang lebih 2 jam berkendara. Menikmati segelas teh panas sepertinya bisa menjadi solusi tepat tapi tahukah dimana ada warung di tempat ini.... ?! Jangan bingung, anda berjalan saja ke deretan rumah di samping lapangan dekat parkir motor, nah di situ ada warung serba ada (kata masnya gtu) di sebut begitu karena meskipun warungnya kecil namun menjual segala macam kebutuhan baik dari makanan siap saji, sembako, sayur mayur, sampai makanan ringan, jajan bahkan gas elpiji pun tersedia disana jadi tak perlu repot membawa bekal dari rumah ya. Tapi kalau mau bawa juga boleh biar lebih aman dan lebih ngirit (bila ga mau dibilang pelit)
Segelas teh panas untukku dan segelas kopi untuknya. Namun baru di diamin sebentar teh yang tadinya super panas seketika menjadi panas suam-suam kuku. Cita rasa teh yang beda, mungkin ini racikan teh dari perkebunan sini kali ya. Tehnya pekat dengan sedikit rasa sepet, pas dan mantep deh pokoknya. Jika kalian kesini jangan lupa nyobain ya, sayang kagak ada kemasan yang bisa dibawa pulang dan juga ga kepikiran juga untuk menanyakannya kepada si ibu pemilik warung. Di kebun teh Medini bisa dibilang sarananya sudah lengkap, warung serba ada, mushola, juga toilet umum. Setelah menghabiskan minuman yang kami pesan saatnya berakat. Ketika menyusuri jalan sempat iseng mencuci tangan di saluran kecil dan woooow airnya dingin tapi segar, rasanya pengan mandi pastinya segar dengan udara yang panas sedikit mendung ini.
Pemandangan yang cukup memanjakan mata, dimana sepanjang mata memandang hanya hamparan pohon teh dengan udara yang cukup sejuk dan tentu saja tenang. Beruntung hari itu cuaca sedikit panas, namun begitu angin yang berhembus membuat tak begitu banyak keringat yang bercucuran. Masih bisa untuk menikmati suasana yang tak ditemui di kota besar. Berjalan menyusuri jalan setapak diantara rimbunnya pohon teh. Entah jenis teh apa yang di hasilkan dari kebun teh Medini karena selama di sana tak banyak orang yang aku temui yang bisa aku korek keterangan lebih lanjut tentang kebun teh Medini.
Tempat yang bisa jadi rekomendasi biat yang suka petualangan, karena selain teh Medini ada juga obyek wisata yang patut dikunjungi seperti Curug Lawe, Curug Benowo dan Goa Jepang semua tempat itu masih berada dalam satu kawasan dan jika anda benar ingin berpetualang, bisa blusukan mencari jejak dantara rimbunya semak belukar karena tempat ini bisa tembus ke air terjun Semirang. Masyarakat disini juga ramah dan kehidupan mereka juga sederhana dan apa adanya. Orang-orang yang tau bagaimana menikmati hidup dan tahu bagaimana memperlakukan alam. Jadi gak salah kan jika tempat ini dimasukkan dalam list perjalanan anda. Selamat berpetualang. (05/04)
0 komentar:
Posting Komentar