Baru hitungan hari kita berpisah, tapi hari ini kulihat dengan mata kepalaku sendiri kau sudah memiliki kekasih baru. Aku yakin dia bukan sekedar teman biasa karena kulihat kau memandangnya mesra, bahkan merangkulnya di depan umum. Sedih, bagitu mudahnya kau berpaling. Melihat ini semua timbul tanya di dalam diriku, apakah ini alasan kau memutuskan hubungan yang sudah terjalin bertahun-tahun? Apa arti aku selama ini bagimu hingga dengan mudahnya kau mencampakkan hubungan kita begitu saja.
Apakah selama ini kau menduakanku? Sejak kapan kalian mulai dekat dan begitu bodohnya aku tak mencium gelagat busukmu. Aku percaya padamu, namun kepercayaan itu hanya sebatas kata karena kau tak lagi milikku, walau tanpa label. Kini kau bukan siapa-siapa, bahkan bertemupun tak ada lagi sapa padahal kenal, bagai orang asing, dimana kau letakkan segala kenangan indah kita dulu...? Apakah hanya aku yang mengganggapnya indah sementara kau tidak, sehingga dengan mudahnya kau lupakan masalalu kita dulu. Bagaimana perasaanku sekarang tak lagi ada hubungannya denganmu karena ini urusanku dan kau telah berbahagia dengan dia yang baru.
Masih kurasakan sakitnya hati ini saat kau katakan "aku mau putus..." seketika itu juga tubuhku terasa lemas waktu tau itu bukan bercandaan. Malam itu di tanggal jadian kita dan di tempat makan yang biasa kita datangi kau memutuskanku. Berharap itu hanya mimpi, walaupun sebenarnya aku tak mau bermimpi seperti itu tapi sayangnya semua kejadian ini bukanlah mimpi, namun begitulah ending cerita cinta kita yang berakhir dengan air mata dan dipaksa untuk berhenti meskipun belum waktunya usai.
Cinta tak selamanya berjalan indah dan terasa manis, mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua. Meskipun sakit, namun aku terima keputusanmu tak mungkin juga aku mempertahankan hubungan kita seorang diri yang malah akan lebih menyakiti kita berdua.
Kucoba menerima walau sakit dan mungkin juga sulit untuk melupakan, mengubur kenangan kita dan menghapus mimpi-mimpi yang kita buat bersama. Usai sudah kisah cinta kita yang tak mampu bertahan oleh sang waktu . (23/02/19)
Apakah selama ini kau menduakanku? Sejak kapan kalian mulai dekat dan begitu bodohnya aku tak mencium gelagat busukmu. Aku percaya padamu, namun kepercayaan itu hanya sebatas kata karena kau tak lagi milikku, walau tanpa label. Kini kau bukan siapa-siapa, bahkan bertemupun tak ada lagi sapa padahal kenal, bagai orang asing, dimana kau letakkan segala kenangan indah kita dulu...? Apakah hanya aku yang mengganggapnya indah sementara kau tidak, sehingga dengan mudahnya kau lupakan masalalu kita dulu. Bagaimana perasaanku sekarang tak lagi ada hubungannya denganmu karena ini urusanku dan kau telah berbahagia dengan dia yang baru.
Masih kurasakan sakitnya hati ini saat kau katakan "aku mau putus..." seketika itu juga tubuhku terasa lemas waktu tau itu bukan bercandaan. Malam itu di tanggal jadian kita dan di tempat makan yang biasa kita datangi kau memutuskanku. Berharap itu hanya mimpi, walaupun sebenarnya aku tak mau bermimpi seperti itu tapi sayangnya semua kejadian ini bukanlah mimpi, namun begitulah ending cerita cinta kita yang berakhir dengan air mata dan dipaksa untuk berhenti meskipun belum waktunya usai.
Cinta tak selamanya berjalan indah dan terasa manis, mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua. Meskipun sakit, namun aku terima keputusanmu tak mungkin juga aku mempertahankan hubungan kita seorang diri yang malah akan lebih menyakiti kita berdua.
Kucoba menerima walau sakit dan mungkin juga sulit untuk melupakan, mengubur kenangan kita dan menghapus mimpi-mimpi yang kita buat bersama. Usai sudah kisah cinta kita yang tak mampu bertahan oleh sang waktu . (23/02/19)
0 komentar:
Posting Komentar