Jangan paksa aku untuk menghakimi apa yang telah terjadi. Itu tidaklah pantas. Tapi apakah memang ini yang dikatakan yang terbaik... dimana pengorbanan sama sekali tak dianggap, bahkan semua luka itu pun seperti tak pernah ada hanya karena semuanya bukan kamu yang memintanya.
Kepala batu....
Apakah kamu akan memohon walaupun membutuhkan bantuannya...?! Aku rasa tidak.
Sampai kapanpun kamu tak akan pernah sadar, konyolnya dia tak pernah tega sedetikpun meninggalkanmu.
Ironis, arah yang berlawanan tanpa tanda baca dan titik temu.
Kamu menganggap dirimulah yang harus di prioritaskan, yang terbaik, dan memposisikan selalu di atas. Ingatlah kamu bukanlah siapa-siapa, bahkan tak memiliki apapun selain kesombongan dan angkuh yang tak pernah kamu sadari. Jangan menganggap penting dirimu yang sebenarnya tak berguna, itu menjijikkan. Selama ini orang lain melihatmu, semata-mata hanya karenanya. Dialah yang selama ini berada di belakangmu, yang menjadi tameng pelampiasan keburukanmu yang rela rendah dimatamu, walaupun sebenarnya selalu mempedulikan dan memberikan yang terbaik padamu tanpa kau sadari.
Jangan memandang hina padanya, karena sebenarnya kamulah yang menderita dan menyedihkan. Coba saja 'berdiri' sendiri jika bisa, aku mau lihat apakah masih akan mendapatkan tiket yang sama seperti sekarang..., itu mustahil. Aku berani pastikan dan yakinkan hal itu karena aku bisa melihat bagaimana dia berkorban sekuat tenaga untukmu, menjadikanmu sempurna dan mencoba sebaik mungkun untuk memberi apa yang menjadi ingin juga ambisimu.
Benar-benar tak tau diri.
Matilah saja jika benar kau masih bertindak kasar padanya. Kamu bukanlah apa-apa, lihat saja suatu suatu saat, eh, bukan. Tidak lama lagi kamu akan terpuruk dalam penyesalan yang teramat dalam sampai-sampai nyawamu pun tak akan sanggup bila ditukarkan untuk membuat semuanya seperti sebelumnya.
Kepala batu....
Apakah kamu akan memohon walaupun membutuhkan bantuannya...?! Aku rasa tidak.
Sampai kapanpun kamu tak akan pernah sadar, konyolnya dia tak pernah tega sedetikpun meninggalkanmu.
Ironis, arah yang berlawanan tanpa tanda baca dan titik temu.
Kamu menganggap dirimulah yang harus di prioritaskan, yang terbaik, dan memposisikan selalu di atas. Ingatlah kamu bukanlah siapa-siapa, bahkan tak memiliki apapun selain kesombongan dan angkuh yang tak pernah kamu sadari. Jangan menganggap penting dirimu yang sebenarnya tak berguna, itu menjijikkan. Selama ini orang lain melihatmu, semata-mata hanya karenanya. Dialah yang selama ini berada di belakangmu, yang menjadi tameng pelampiasan keburukanmu yang rela rendah dimatamu, walaupun sebenarnya selalu mempedulikan dan memberikan yang terbaik padamu tanpa kau sadari.
Jangan memandang hina padanya, karena sebenarnya kamulah yang menderita dan menyedihkan. Coba saja 'berdiri' sendiri jika bisa, aku mau lihat apakah masih akan mendapatkan tiket yang sama seperti sekarang..., itu mustahil. Aku berani pastikan dan yakinkan hal itu karena aku bisa melihat bagaimana dia berkorban sekuat tenaga untukmu, menjadikanmu sempurna dan mencoba sebaik mungkun untuk memberi apa yang menjadi ingin juga ambisimu.
Benar-benar tak tau diri.
Matilah saja jika benar kau masih bertindak kasar padanya. Kamu bukanlah apa-apa, lihat saja suatu suatu saat, eh, bukan. Tidak lama lagi kamu akan terpuruk dalam penyesalan yang teramat dalam sampai-sampai nyawamu pun tak akan sanggup bila ditukarkan untuk membuat semuanya seperti sebelumnya.
Jaga keangkuhanmu. Jangan menyamaratakan, apa yang bisa kamu pegang, miliki dan ambisimu bukanlah hasil dari jerih payahmu sepenuhnya. Kamu hanya sedikit ikut andil di dalamnya sisanya adalah dia. Dialah nyawamu, nafas yang memberi penghidupanmu. Camkan itu. (27/11/19)
::
Tak mengerti apa yang ada di pikiran. Tak tau coretan seperti apa yang sudah berhasil dirilis. Itu semua sama sekali tak kupahami. Ini hanyalah olah pikiran tanpa inspirasi sama sekali.
::
Tak mengerti apa yang ada di pikiran. Tak tau coretan seperti apa yang sudah berhasil dirilis. Itu semua sama sekali tak kupahami. Ini hanyalah olah pikiran tanpa inspirasi sama sekali.
0 komentar:
Posting Komentar