Minum segelas teh panas sepertinya sudah menjadi tradisi dan ga bisa di ganggu gugat buatku. Dimanapun tempat, apa pun makanannya paling enak di dampingi teh hangat untuk membantu pencernaan, namun baru aku sadari racikan teh yang enak tidak sembarang di ciptakan. Ternyata banyak faktor yang ikut andil di dalamnya. Misalnya saja teh yang bagus, wangi kental dan legit kadang penjual untuk mendapatkan rasa yang pas akan mencampur teh dengan merk berbeda. Pembuat juga ikut andil lho, karena takaran yang digunakan juga akan mempengaruhi, termasuk cara mengaduk dan menyeduhnya. Yang bagus itu teh dimasukkan ke air mendidih dan sebentar dimasak agar sari teh benar-benar keluar. Dan yang ga kalah penting adalah air yang di gunakan. Beberapa hari ini aku dibuat dilema dengan teh, gimana tidak dari hari kamis tidak merasakan teh mantep yang bisa menghilangkan dahaga dan candu dari teh (sedikit tertolong dengan teh kotak sosro *bukan iklan)
Beberapa hari membuat teh dengan merk berbeda, namun semuanya berasa ampang. Padahal sudah ganti 3 kali teh dengan merk yang berbeda tapi sama sekali ga mantep, sampai kemaren beli teh yang biasa aku minum di rumah namun tetap saja tidak merasakan kesegaran teh hangat yang kuseduh di pagi hari. Duduk manis menikmati teh sambil berpikir, dimana salahnya? Ketika menikmati teh di rumah bu dhe lumayan enak dan berasa sedikit segar walaupun di siang yang terik minumnya tapi ini sudah ganti teh malah pernah mencampur beberapa teh berbeda masih sama, ga menemukan kesegaran yang seperti aku inginkan, (jangan bilang biar segar minum teh sambil mandi ya...awas pokoknya).
Berpikir dan menganalisa beberapa hari ini dan kesimpulan akhir yang aku dapat masalah ada di air untuk menyeduh. Di sini airnya termasuk ga bagus, airnya berkapur yang sangat tinggi. Di rumah airnya juga berkapur tapi ga seekatrim di sini, sepertinya air sumurnya tidak pernah di uji lap untuk memastikan apakah layak di konsumsi ataukah tidak. Di rumah bu dhe pun sebenarnya sama bahkan airnya lebih parah dibanding disini, karena airnya aku buat mandi badan gatal semua dan sedikit bau. Makanya bu dhe untuk masak bahkan mandi ambil air di rumah lor.
Baru sadar jika air ikut perperan penting dalam penyajian teh yang enak. Makanya dirasa-rasa teh yang di jual di warung berbeda-beda rasa, padahal menggunakan teh merk yang sama. Sedikit seh penjual yang benar-benar mengutamakan kualitas dagangan dibanding memikirkan untung, kebanyakan cuma ngasal yang penting laku tanpa peduli rasanya bagaimana.
Tapi pencucian gelas ikut andil juga ga ya???! Hahahaha... efek shok dengan gelas (butek) yang tidak bersih saat penyajian teh. Edun ampe kebayang segitunya lho ya.
Dari semua pengalamanku, teh yang mantep dan bikin nagih itu teh yang disajikan (dijual) di daerah pegunungan bener-bener mantep tak terkalahkan. Kalau cuma minum segelas rugi. (24/10/18)
Beberapa hari membuat teh dengan merk berbeda, namun semuanya berasa ampang. Padahal sudah ganti 3 kali teh dengan merk yang berbeda tapi sama sekali ga mantep, sampai kemaren beli teh yang biasa aku minum di rumah namun tetap saja tidak merasakan kesegaran teh hangat yang kuseduh di pagi hari. Duduk manis menikmati teh sambil berpikir, dimana salahnya? Ketika menikmati teh di rumah bu dhe lumayan enak dan berasa sedikit segar walaupun di siang yang terik minumnya tapi ini sudah ganti teh malah pernah mencampur beberapa teh berbeda masih sama, ga menemukan kesegaran yang seperti aku inginkan, (jangan bilang biar segar minum teh sambil mandi ya...awas pokoknya).
Berpikir dan menganalisa beberapa hari ini dan kesimpulan akhir yang aku dapat masalah ada di air untuk menyeduh. Di sini airnya termasuk ga bagus, airnya berkapur yang sangat tinggi. Di rumah airnya juga berkapur tapi ga seekatrim di sini, sepertinya air sumurnya tidak pernah di uji lap untuk memastikan apakah layak di konsumsi ataukah tidak. Di rumah bu dhe pun sebenarnya sama bahkan airnya lebih parah dibanding disini, karena airnya aku buat mandi badan gatal semua dan sedikit bau. Makanya bu dhe untuk masak bahkan mandi ambil air di rumah lor.
Baru sadar jika air ikut perperan penting dalam penyajian teh yang enak. Makanya dirasa-rasa teh yang di jual di warung berbeda-beda rasa, padahal menggunakan teh merk yang sama. Sedikit seh penjual yang benar-benar mengutamakan kualitas dagangan dibanding memikirkan untung, kebanyakan cuma ngasal yang penting laku tanpa peduli rasanya bagaimana.
Tapi pencucian gelas ikut andil juga ga ya???! Hahahaha... efek shok dengan gelas (butek) yang tidak bersih saat penyajian teh. Edun ampe kebayang segitunya lho ya.
Dari semua pengalamanku, teh yang mantep dan bikin nagih itu teh yang disajikan (dijual) di daerah pegunungan bener-bener mantep tak terkalahkan. Kalau cuma minum segelas rugi. (24/10/18)
0 komentar:
Posting Komentar