Kali ini aku tak mau curhat sama tembok aah, aku mau curhat sama embun pagi saja.
Embun bagaimana perasaanmu saat ini......
>> Aku baik.... baik.... dan akan selalu baik
Bolehkah aku bertanya.....???
>> Dengan senang hati bila bisa membatumu, apa yang menjadi kegelisahanmu hingga melewatkan mimpi indahmu dikala malam menyapamu.
Embun kamu baik ya, aku ingin tanya apa keinginan terbesarmu.....?
>> Aku tak punya banyak mimpi, hanya saja aku mencoba melewati semua yang sudah menjadi jalanku itu baik aku suka ataupun tidak. Bukankah semuanya tak ada yang kekal abadi..., seperti halnya gundah yang kamu alami, bila kamu sabar dan memberinya sedikit waktu untuk bercengkrama dan menyapamu nanti juga bila sudah bosan dia akan pergi dengan sendirinya, sama halnya bahagia bila kamu merasakan dan menyatu dengannya dia akan memberi lebih berlipat-lipat bahagianya kepadamu namun saat masa bahagia itu telah usai bagaimana pun kamu meminta, memohon bahkan menyekapnya dalam ruangan yang sangat rapat hingga udara tak bisa masukpun bahagia akan tetap menemukan jalannya untuk keluar dari hidupmu.
Hanya tinggal kamunya sendiri, karena apa yang kamu mau kamu sendiri yang tau dan mau dibawa kemana juga itu tergantung keputusanmu. Dan ingat kamu tak boleh mengeluh, selalu yakini apa pun langkah yang kamu ambil dan yang terpenting dan tentunya sudah kamu pahami "jangan melihat segala sesuatu dari 1 lensa, coba bidik dari sudut pandang lain maka kamu akan mendapatkan keindahan dari hasil karyamu sendiri"
Iya makasih, tapi yang belum aku paham mengapa kamuu rela datang padahal saat matahari datang kamu akan menguap dan menghilang.
>> Coba lihat dan perhatikan aku sekali lagi. Walau hidupku hanya sesaat namun aku sudah melukis banyak senyum dan memberikan kekuatan, ide dan semangat buat mereka yang bisa melihatku.
Apa maksud dari kata-katamu ini...., aku benar-benar tak mengerti.
>> Hmmmm.... Sayang, lihatlah aku sekali lagi. Aku tak pernah menyalahkan matahari karena sinarnya itu. Kamu pernah melihat matahari terbit...?! Begitu indah bukan.....
Nah di saat yang lain masih terjaga dalam mimpi di tidur nyenyaknya, aku lah yang pertama menyaksikan tiap tahap matahari menyapa untuk memulai hari yang baru, mengapa demikian anggap saja akulah yang menyadari dan rela setia menanti keindahan sang penguasa siang ini. AKu tak menyesal dengan hidupku yang singkat, karena walau sesaat banyak orang-orang di luar sana yang masih bisa menghargai aku dengan karya. Karya indah dari goresan cat warna warni, kilatan cahaya dalam frame dan banyak juga goresan tinta maupun kata yang mengekspresikan keindahanku.
Aku mengerti sekarang. makasih embun.
Embun ada untuk memberikan setitik kesegaran
sebelum dahaga datang di saat terik membekar.
0 komentar:
Posting Komentar