Beberapa hari yang lalu bapak menyuruh adik lelakiku untuk membeli usus goreng. Tumben ada angin apa ni tiba-tiba bapak kepingin usus goreng dan usut punya usut katanya gara-gara tadi siang ngelihat orang makan usus goreng di warung kelihatan enak, makanya ketika sampai di rumah suruhan adik untuk beli. Mengingat di rumah tidak ada yang begitu suka dengan jerohan, usus goreng tepung satu plastik pun hanya nganggur begitu saja kalaupun makan paling cuma satu dua buah doank.
Aku sempat icip, ketika mengambil melihat bentuknya sedikit aneh warnanya hitam pikirku mungkin efek tepung yang di goreng kering selain tepungnya dikit, ketika di gigit keras ini bukan efek gigiku yang lagi bermasalah karena keseringan minum panas-panas ya tapi memang beneran keras.
Puncaknya kemaren, ketika berbuka puasa bapak mengingatkan kalau masih ada usus goreng di toples ya maksudnya biar buat cemilan sambil nonton tv. Adik perempuanku yang sudah menyiapkan cawan untuk tempat saos plus usus goreng, ini agar rempah-rempahnya tidak jatuh kemana-mana yang bakal menjadi incaran semut-semut menggemaskan. Namun ketika mengambil usus di toples beberapa kali di liat dan di terawang, lumayan lama juga melototi tu usus.
"hiiii....ada plastiknya" itulah kata yang diucapkan adikku masih dengan usus di tangan.
Bapak yang lagi melihat tv dan ada di dekat sana tentu saja mendengar aku pun juga mendengar, berhubung masih asik dengan kelapa muda menjadikanku tak bergeming meresponnya.
"Apa wok" bapak menanyakan ulang apa gerangan yang dilihat adik.
"Ininya ada plastiknya" sambil masih menerawang dan beberapa kali mengorek-ngorek usus yang ada di tangan
"Mana..." bapak pun bangkit dari kursi mendekat, tak lama pergi mencari senter agar bisa melihat dengan jelas. Maklum penglihatan bapak sudah tidak begitu tajam pengaruh usia yang tak muda lagi.
Usus goreng pun beralih dari tangan adik ke tangan bapak. Adik mecoba memperlihatkan bercak yang dia yakini itu plastik. Sempat bapak menyuruhku untuk melihat mencari pembenaran apakah yang terlihat benar plastik atau bukan namun lagi-lagi masih asik dengan kelapa muda tak beranjak hanya beralasan biar adik saja yang melihat lagian aku juga mana tau yang begituan, lebih baik tanyakan pada yang bersangkutan. Adiku yang satu ini begitu jeli kadang makanan yang ada telur lalatnya pun tau lho, kebetulan kedua adiku ini memang anak farmasi jadi jangan heran sama lah-hal beginian ya.
Bapak dan adik perempuanku masih meneliti dan diskusi dengan usus seplastik, kadang di terawang di korek-koreng tidak hanya melakukan satu sample tapi beberapa usus di plastik juga ikut menjadi bahan penerawangan mereka. Karena meyakini kalau yang dilihat itu benar plastik makanya bapak melarang untuk memakan dan menyuruh untuk membuang usus yang masih banyak itu.
***
Isu pedagang nakal yang mencampur plastik dalam minyak goreng sudah lama terdengar namun mungkin karena kita sebagai konsumen kurang jeli atau memang sulitnya untuk membedakan hanya dengan melihat menjadikan enggan membahas dan mengabaikan adanya bahaya yang mengancam. Minyak yang digunakan sudah berkali-kali hingga warna minyak yang sudah agak hitam saja bisa mengganggu kesehatan apalagi dicampur plastik. Bahan-bahan pembuat plastik yang sebenarnya tidak boleh masuk ke dalam tubuh karena bisa mengganggu kesehatan inilah yang menjadi permasalahan obrolan kali ini.
Oknum pedagang gorengan sengaja mencampurkan plastik ke dalam minyak goreng yang akan dipakai untuk menggoreng ini bertujuan agar hasil gorengan menjadi renyah dan tidak mudah lembek ketika sudah lama. Jujur kita sebagai konsumen lebih suka gorengan yang renyah ketimbang yang melambai-lambai, bukan begitu.... Aku pernah melihat dengan kepala sendiri pedagang yang memasukkan minyak goreng yang masih terbungkus plastik sekaligus ke dalam penggorengan hingga meleleh dan bercampur dengan minyak. Pernah juga melihat liputan di televisi bahan yang di campur bukan hanya plastik pembungkus namun bisa juga sedotan bahkan botol minuman.
Untuk membedakan gorengan yang bercampur plastik atau enggak bila hanya dengan melihat susah sekilas tidak ada bedanya bila ingin pembuktian mesti dengan menggunakan uji laboratorium, namun ada sedikit tips untuk menghindari ulah pedagang nakal:
Biasanya gorengan yang bercampur plastik akan ada bercak putih, mungkin sisa dari plastik yang belum sepenuhnya hancur, di makanan akan terlihat sedikit berlikat bila kena cahaya (bagi yang jeli).
Meskipun sudah lama gorengan akan tetap crispy berbeda dengan gorengan yang tidak ada campuran yang akan lembek seperti orang kelaparan bila dibiarkan lama. Minyak yang dicampur plastik akan terlihat sedikit mengkilap.
Selain itu sebaiknya diperhatikan juga minyak yang digunakan untuk menggoreng, bila minyaknya sudah keruh dan berwarna agak hitam mending batalkan untuk membeli karena minyak yang sudah dipakai berulang-ulang dengan suhu tinggi dalam waktu lama juga berbahaya untuk tubuh dan merusak rasa makanan. Memang dampaknya tidak langsung terlihat namun bila ini dilakukan berulang-ulang maka akan menimpulkan pengendapan yang menyumbat pembuluh darah.
Mulai dari sekarang pilah dan pilih karena apa yang kita makan sekarang ini menjadi investasi di masa tua. Bila sekarang kita sudah asal-asalan dan berpikir "selama ini makan juga baik-baik saja tuh enggak menarasakan hal yang aneh-aneh" iya sekarang memang sehat karena efeknya tidak akan langsung terlihat, karena biarpun dampaknya sedikit kalau dilakukan berulang bukannya akan menjadikan penumpukan. Seperti selokan bila kita membuang sampah disana bukannya lama-lama akan menyumbat dan ujung-ujungnya kita sendiri yang kena dampaknya, iya kan. Makanya ayo mulai berusaha hidup sehat boleh makan tapi jangan berlebihan, imbangi dengan minum air putih yang banyak.
0 komentar:
Posting Komentar