Dan hari kemenangan itu pun tiba. Setelah berpuasa selama 1 bulan
lamanya semoga mendapat hikmah yang sangat luar biasa dari pembelajaran
tentang arti dan manfaat puasa. Puasa yang diartikan sebagai bulan penuh
hikmah dimana umat muslim belajar merasakan arti kesederhanaan. Bukan
hanya ajang untuk menahan lapar dengan tidak makan dari terbit matahari
sampai tenggelamnya sang surna namun dimana dengan berpuasa itu
mengajarkan tentang arti kesabaran dan berbagi. Kita tentu tau jika
orang yang lapar akan cepat marah dan disitulah seninya agar kita bisa
menahan emosi meredam segala amarah, ego, pelit, dan segala macam
penyakit hati merubahnya untuk saling berbagi kepada sesama. Selain itu
di bulan yang suci itu menjadikan manusia agar bisa semakin lebih dekat
kepada Tuhan.
Lebaran bukan sebuah kebebasan setelah
berpuasa selama 1 bulan lamanya namun mari kita instruspeksi diri apakah
kita benar-benar menang....???! Sejatinya seorang pemenang sejati
adalah dia yang bisa mempertahankan segala yang telah dipelajari dibulan
ramadan bahkan harus lebih baik. Jangan hanya saat ramadan saja kita
berbuat baik dan bisa slow menahan segala macam kegalauan didalam hati
tapi di bulan-bulan lainpun harus bisa sama seperti bulan penuh berkah
ini (ramadan).
Ada tradisi-tradisi unik disetiap
lebaran tiba, hmmmm.... Apa lagi kalau bukan tradisi masak ketupat
lebaran, mudik kekampung halaman untuk berkumpul bersama sanak keluarga
yang sehari-harinya berpencar di berbagai kota bahkan di negara orang.
Tradiri sungkeman ini sebagai simbul untuk kita meminta maaf baik kepada
keluarga maupun orang-orang yang kita kenal atas segala kesalahan yang
kita perbuat selama ini baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja.
Namun jangan mentang-mentang hari ini sudah minta maaf lalu hari
berikutnya kita berpikir "berarti boleh dengan sengaja melakukan
kesalahan hingga membuat orang lain sakit hati toh saat lebaran juga
akan bermaaf-maafan lagi dan tentunya orang yang dimintai maaf juga
senang hati akan memaafkan" bukan itu tujuannya namun bagaimana kita
tetap mempertahankan agar tidak membuat sakit hari dan marah orang lain
itulah pemenang sejati walaupun sebagai manusia tak ada kesempurnaan
yang luput berbuat dosa namun bagaimana kita meminimalis menyakiti
perasaan orang lain. Apakah ada jaminan bila kita akan bertemu bulan
ramadan berikutnya....?!
Acara berkumpul dengan handai
tolan yang sudah lama tak bersua bukan untuk ajang pamer dengan segala
keberhasilan yang didapat selama setahun belakangan ini namun jadikan
ajang berkumpul ini sebagai wadah mempersatukan dan mempererat tali
persaudaraan dimana generasi muda agar bisa mengetahui urutan silsilah
keluarga dan lebih kenal dengan sodara-sorara yang masih ada hubungan
darah dengannya.
Selain itu jangan jadikan hari lebaran
ini untuk balas dendam setelah mengontrol makanan selam satu bulan
penuh, jangan mentang-mentang di rumah banyak tersaji makanan maupun
kue-kue lezat yang menggugah selera lantas menjadikan kita kalap. Jangan
sia-siakan pelajaran mengendalian diri yang sudah dipelajari selama
satu bulan penuh, harusnya ketika lebaran tiba itulah start dimulainya
aturan baru.
Kemenangan sesugguhnya bukan ketika
lebaran tiba tapi ketika setelah lebaran kita masih bisa mempertahankan
apa yang kita lakukan seperti di hari ramadan bahkan kalau bisa lebih
baik.
0 komentar:
Posting Komentar