FILOSOFI : "Donal Bebek"
Lihatlah kelucuan Donald Bebek. Seekor bebek pastilah kalo jalan megal megol. Manusia juga punya ciri khasnya masing-masing, dan itulah keunikan dari tiap manusia. Itu juga yang menjadikan manusia satu berbeda dengan lainnya.
Lihatlah kelucuan Donald Bebek. Seekor bebek pastilah kalo jalan megal megol. Manusia juga punya ciri khasnya masing-masing, dan itulah keunikan dari tiap manusia. Itu juga yang menjadikan manusia satu berbeda dengan lainnya.
Mungkin banyak yang sudah tau idiom 'ojo mbebek wae', (baca: ikut-ikutan saja). Memang konotasinya negatip, kurang lebih maksudnya sebagai manusia kita jangan hanya sekedar jadi follower atau ngikut aja apa yang ada di depan kita. Karena kita tidak tahu apa yang kita ikuti itu benar-benar baik bagi kita. Aku rasa semua sudah tahu tentang jangan sekedar ikut-ikutan ajah. Tapi apa salahnya sih menjadi follower? seorang pemimpin ga akan pernah secara hirarki menjadi pimpinan tanpa adanya pengikut atau follower. Jadi eksistensi pengikut atau follower sangat penting untuk keberadaan seorang pemimpin.
Sedangkan kita lihat idiom 'bebek isone mung megal megol wae', yang kurang lebih artinya bebek ga bisa apa-apa, hanya aksi dan penampilannya saja.
Kalau kita lihat, seorang manusia pasti akan selalu butuh diakui eksistensinya. Hal itu wajar karena memang kita ini adalah makhluk sosial, jadi butuh yang namanya pengakuan dari sekitar kita. Dan apa yang dilakukan seekor bebek dengan 'megal megolnya' bisa dikatakan sebagai usaha dan ciri khasnya. Ga mungkin kan bebek kalo jalan tegap.
Selain pandangan miring tentang bebek, ada juga yang positif. Bebek itu unggas yang bebas bergerak, tidak terikat satu dengan yang lain tetapi selalu bersuara sama seperti sebuah musyawarah.
Pendek kata, tiap hal pastinya punya dua sisi yang berbeda, selalu punya sisi positif dan negatif. Filosofi yang aku tangkap dari 'bebek' bahwa orang janganlah pengen selalu diatas tanpa berkaca sebelumnya seperti apa kemampuannya, karena dibawahpun bukanlah hal yang jelek.
Kalau semua pengen adaa diatas terus yang dibawah siapa? Ga lucu kan kalau semua jadi pimpinan. 'Nerimo', mungkin itu yang harus bisa kita lakukan. Selain itu yang dapat kita ambil dari 'bebek' adalah 'megal megol', memang kelihatan konyol tetapi itulah yang akhirnya diingat dari seekor bebek.
Jadi menjadi manusia haruslah menunjukkan ciri khasnya yang unik biar ada pengakuan. Dan kalau sudah ada pengakuan, kita akan lebih mudah untuk mengembangkan diri.
Jadilah seperti bebek, yang mau 'nerimo' (baca: menerima keadaan apapun), tetapi tetap menunjukkan eksistensi serta ciri khasnya. karena memang dengan hal itu kita akan bisa berkembang dan semakin banyak sahabat.
0 komentar:
Posting Komentar