22/01/15

Celoteh tak Jelas

C : yuhuuuuu
   : ping...ping...ponggg
   : opo nama blogmu mbak?
   : krisanputihku?
Pesan baru kebaca waktu siang, menjelang persiapan aktifitas.
A : tiba-tiba cari blog ku ada apa ni, Citra ingin buat blog juga ya
    : ayoooo ayo buat
C : enggak
A : iya juga gapapa
C : apa ya tadi tuh... Trus kepengen nyari blogmu...trus di bbm mati...trus cari namamu di fb ga ada...udah non aktif...trus coba kirim pesan di wechat akhirnya nyampe...cuma takut kamu ngilang dariku...

Mendengarnya terharu rasanya, tak kusangka ada seseorang yang begitu menghawatirkanku.

Seberondong pertabyaan diajukannya, bahkan kelihatannya ia membaca banyak coretanku dan sempat menanyakan apakah ada coretan tentangnya dalam blogku... Tentu saja ada sayang ada beberapa coretan tentangmu, ketika pertemuan kita di kita gudeg waktu itu yang tanpa sengaja, ingatkah kancing baju yang copot, ketika kau  membantuku keluar dari permasalahan yang menjebakku di dalamnya (namun bukan di blog ini), malah ketika aku cerita situ yang marah-marah dengan semangat '45 membelaku ga terima aku diperlakukan seenaknya.

Terima kasih sayang kamu sudah mengubah pandanganku tentang arti teman, hampir setiap hari selalu mencariku sekedar menyapa ataupun bercerita tentang adanya dirimu, maaf bila aku terlambat menyadari. Bahkan denganmulah aku bisa cerita tentang dia meskipun hanya sepenggal :)

Perlahan kini aku pun sudah mulai terbiasa denganmu, bahkan sebuah terobosan besar jika aku sudah bisa cerita, cerita tentang dia tentang hal yang selama ini aku simpan sendiri.

Dan kemaren pertama kali kita video call. Itu juga akibat dari pertanyaan yang memberondongku tentang hp yang aku gunakan untuk membalas pesanmu di wechat. Rasanya beneran pengen mencubit pipimu biar tambah mbem deh karena dengan sangat antusias sudah memaksaku untuk mengatakan 'ya' , padahal dipaksa adalah hal yang paling ga aku sukai tapi kamu berhasil melakukannya sayang tanpa membuatku manyun dan merasa terpaksa (big hug).


P.S
Hal terindah adalah ketika perasaanku menangkap sinyal kedamaian dan senyum di hatimu.

09/01/15

Aku Bukan Anak Kecil

Diperlakukan seperti anak kecil sedangkan umur sudah tak mudah adalah sebuah sesuatu yang terkadang membuat ketawa bagi yang melihatnya, seringnya kita terima dari orang tua yang mungkin saja lupa jika anaknya kini sudah dewasa bukan bayi lagi, namun bagaimana perlakuan itu bila dilakujan oleh teman kerja anda, apa yang ada dalam pikiran bila menerima hal seperti itu.

Kemaren setelah 2 hari bolos akhirnya aku memutuskan untuk masuk kerja lagi meskipun dengan batuk yang bikin malu dan badan yang masih lemas namun tetap aku kuatkan diri untuk beraktifitas kembali. Di ruanganku masih tersisa makanan hasil oleh-oleh dari teman yang kemaren pada pergi liburan untuk merayakan tahun baru. Karena badan masih belum fit benar dan mulut masih pahit bila digunakan untuk makan sehingga tak ada keinginanku untuk mencicipi makanan yang ada disana terlebih batuk yang mengganggu hingga membuat perut sakit.

Ada ceriping singkong, roti, dan pisang. Kalau sudah banyak makanan aneka ragam namun kalau sudah sepi ya kagak ada. Ada teman di bagian lain yang main ke tempatku, ia bertanya apakah aku sudah makan jajan yang ada disana. Iya nanti jawabku jarena memang belun ada keinginan untuk makan.
"Mba sudah ciba pisangnya, manis lho"
"Iya nanti saja bu"
"Nanti kapan jni tinggal dua jamu satu mba tami satu"
"Belum pengen, ini lho batuk belum pengen makan"
"Pisang tidak bikin batuk, aku kupasin ya"
"Ga usah bu nanti saja"
"Keburu nanti pisangnya habis, kamu enggak kebagian"

Ia pun masuk dan mengupaskan pisang itu untukku, aku sudah menolak namun tetap saja di paksa untuk memakannya. Bahkan setelah aku terima dan aku taruh lagi di meja tetap saja enggak terima kudu aku makan. Kalau tidak dimakan dia akan menyuapkannya untukku. Aku ambil tu pisang dan memakannya. 
"Lho mba makan pisang kok di potong enggaj di gigit"
Ya memangseperti ini caraku makan pisang, dipotong setebal suapan tidaj di gigit langsung dari buahnya.
"Makan pusang segitu saja lama, kalau sudah di dalam mulut ya di kunyah bukan terus diam"
"Iya bu ini juga di kunyah, ni kho di kunyah"pastunya muka teman-temanku yang lain pada puas ketawa aku di kwrjain seperti ini
"Ya kalau sudah habis di masukin lagi pisangnya"
"Ini lho masih"
"Di kunyah mba biar cepat habis, apa perlu di kerok pakai sendok. Iya biar aku suruhan ob mengambilkan sendik"
"Engak gini aja, ini juga sudah mau habis"
"Ayo buruan di kubyah biar cepat habis"
"Iya bu ini juga dimakan"
Karena ia ada kerjaan akhirnya pergi dari ruanganku, aduh pusing juga mendengar ngomelnya apakah ia juga seperti itu kepada anaknya.....

Sesaat setelahnya dia balik lagi dan menanyakan pisang yang aku makan sambil memberi geplak (makanan khasdari kota Jogja) yang ditaruh di t3mpat makannya.
"Ambil mba....."
"Batuk bu." geplak makanan yabg beraneka warna yang rasanya manis tentu saja rasa manis akan membuat batukku lebih parah
"Enggak bikin batuk. Di makan lho ya" sambil meletakkan makanan itu di meja dan ia pun berlalu pergi dari sana.

Sering begitu deh kalau sama aku, dulu sering mainan rambutku di kuncir ke atas katanya biar bagus. Sampai memberikan aku pita ikat rambut bamun karena teledor pita itupun hilang entah dimana. Dan sering juga ngeyel memberikan makanan yang ia bawa ke tempat kami meskipun suka juga makan cemilan bersama-sama. Seorang ibu yang sangat perhatian namun kadang juga sampai over perhayiannya, lucu dan polos.


06/01/15

Tak Berdaya Melawan Flu

Akhirnya tumbang juga setelah beberapa kali terkena guyuran hujan (meskipun memakai mantel, mengabaikan sarapan pagi (sebenarnya tidak hanya sarapan tapi juga makan siang) hanya karena urusan yang sebenarnya antara penting dan enggak seh sebenarnya. Mendapat shift malam ya tau sendiri kan udara malam kejamnya seperti apa terhadap badan, apa lagi beberapa hari yang lalu begitu tak bersahabat denganku meskipun sudah memakai jaket tetap saja buatku dinginnya bisa sampai menusuk ke dalam kulit.

Puncaknya hari jumat yang lalu berangkat kerja hidung sudah seperti anak sungai di musim penghujan dan bersin-bersin tak pernah memberi jeda untuk istirahat alhasil hidung sudah kaya badut (merah merona) kebetulan saat itu ada teman yang cuti jadi mau tak mau harus berangkat meskipun disana hanya memberikan kegaduhan dengan suara berisik dari bersinku (untung saja kantir sepi). Berangkat mampir ke minimarket membeli obat warung pikirnya cari obat yang tak membuat ngantuk dan hasilnya memang tak ngantuk namun bersin pun juga tak sedikitpun memberi jeda. Sampai di rumah badan mulai terasa dingin mencari obat yang biasa aku minum namun tak ada yang tersisa terpaksa minum obat yang lain. Menunggu obatnya bereaksi masih sibuk dengan ingus dan suara bersin. Tak berapa lama berselang akunpun terbuai dalam tidur akibat reaksi obat yang aku minum. Sepertinya meskipun aku terlelap namun pikiranku bergerilya entah kemana saja perginya, ada satu hal yang masih aku ingat dengan jelas tentang penggalan mimpiku entah itu ada artinya ataukah tidak karena aku bukanlah ahli dalam tafsir mimpi. Semoga semuanya baik-baik dan tak ada hal yang terjadi.

Sepertinya aku bangun terlalu pagi karena setelah terbangun di tengah malam aku sudah tak bisa lagi melanjutkan tidurku dengan pulas. Bangun tidur badan rasanya super lemas bahkan untuk sekedar bangun ke kamar mandipun tak sanggup. Badanku.... ada apa dengannya sebekumnya aku belum pernah merasakan hal semacam ini, pikirku mungkin ini pengaruh dari obat yang aku minum semalam reaksinya masih tersisa di pagi ini. Aku coba tidur kembali mungkin dengan tidur begini badanku sedikit enak. Kali ini bangun siang bahkan sampai melewatkan acara televisi yang selama ini menjadi konsumsiku setiap pagi (bukan drama Korea melainkan petualangan menjelajah negeriku tercinta).

Badanku masih sangat lemas, seperti orang linglung mengingat hari yang benar-benar aku tak tahu. Lama aku berpikir sekarang hari apa hingga aku mendengar suara percakapan di lantai bawah. Aku ingat sekarang hari sabtu dan nanti malam ada pengajian di rumah ini. Inisiatif ingin membantu ibu namun badan buat bangun susahnya bukan main, mencoba mencari suara-suara gaduh yang ada di bawah ya untunglah hari ini ade perempuanku libur jadi tak begitu perlu memaksakan  diri untuk ikut membantu. Ga tau mau ngapain untuk bergerak saja badan sakitnya bukan kepalang, sebenarnya capek juga berbaring di tempat tidur bosan bosan dan bosan.

Seharian hanya tidur hingga benar-benar aku melewatkan malam panjang ini hanya berbaring di tempat tidur. Tak tau hari, situasi di luar bahkan jam pun aku tak tahu dan hari itu juga aku sama sekali tak menyentuh hp, ga juga melihat tayangan televisi ataupun mendengarkan lagu seperti kebiasaanku, yang ada hanya tidur tidur dan tidur bingung sendiri dengan tubuhku yang tiba-tiba drop total. Hingga aku melewatkan matahari, melewatkan senja juga malam yang aku yakin juga tak ada bintang yang nenghiasi lekatnya malam.

Keesokan hari badan sudah agak mendingan, sudah bisa di gerakkan namun jalan sempoyongan dan kepala masih terasa berat. Pagi ibu ke kamar membawa segelas teh hangat dan cemilan ini agar ada makanan yang masuk ke perut, karen beberapa minggu sebelumnya nafsu makanku mulai kagak beraturan padahal lagi musim pancaroba dimana virus, kuman dan bakteri lagi aktif mencari mangsa. Meski hanya menghabiskan waktu di kamar, bermain game di hp bersama Putra. Bapak menyuruh periksa namun aku menolak karena pastinya obat yang didapat bakal sekarung deh, suruh tes tensi siapa tau pengaruh dari darah rendah yang sering aku akami. Anjuran bapak tak aku jalankan, ketika tak sengaja melihat ke cermin alangkah terkejutnya karen ada lingkaran hitam di mataku, kalau biasanya lingkaran hitam ada di kelopak mata tapi ini lain, mengelilingi mataku jadi seperti memakai kacamata gitu deh.

Hingga kini pun sakit masih betah nempel bersamaku. Aku gagal. Aku kira sekarang sudah tak mudah terserang flu namun nyatanya masih hingga sekarang. Sehat sehat sehaaaaat....