09/01/15

Aku Bukan Anak Kecil

Diperlakukan seperti anak kecil sedangkan umur sudah tak mudah adalah sebuah sesuatu yang terkadang membuat ketawa bagi yang melihatnya, seringnya kita terima dari orang tua yang mungkin saja lupa jika anaknya kini sudah dewasa bukan bayi lagi, namun bagaimana perlakuan itu bila dilakujan oleh teman kerja anda, apa yang ada dalam pikiran bila menerima hal seperti itu.

Kemaren setelah 2 hari bolos akhirnya aku memutuskan untuk masuk kerja lagi meskipun dengan batuk yang bikin malu dan badan yang masih lemas namun tetap aku kuatkan diri untuk beraktifitas kembali. Di ruanganku masih tersisa makanan hasil oleh-oleh dari teman yang kemaren pada pergi liburan untuk merayakan tahun baru. Karena badan masih belum fit benar dan mulut masih pahit bila digunakan untuk makan sehingga tak ada keinginanku untuk mencicipi makanan yang ada disana terlebih batuk yang mengganggu hingga membuat perut sakit.

Ada ceriping singkong, roti, dan pisang. Kalau sudah banyak makanan aneka ragam namun kalau sudah sepi ya kagak ada. Ada teman di bagian lain yang main ke tempatku, ia bertanya apakah aku sudah makan jajan yang ada disana. Iya nanti jawabku jarena memang belun ada keinginan untuk makan.
"Mba sudah ciba pisangnya, manis lho"
"Iya nanti saja bu"
"Nanti kapan jni tinggal dua jamu satu mba tami satu"
"Belum pengen, ini lho batuk belum pengen makan"
"Pisang tidak bikin batuk, aku kupasin ya"
"Ga usah bu nanti saja"
"Keburu nanti pisangnya habis, kamu enggak kebagian"

Ia pun masuk dan mengupaskan pisang itu untukku, aku sudah menolak namun tetap saja di paksa untuk memakannya. Bahkan setelah aku terima dan aku taruh lagi di meja tetap saja enggak terima kudu aku makan. Kalau tidak dimakan dia akan menyuapkannya untukku. Aku ambil tu pisang dan memakannya. 
"Lho mba makan pisang kok di potong enggaj di gigit"
Ya memangseperti ini caraku makan pisang, dipotong setebal suapan tidaj di gigit langsung dari buahnya.
"Makan pusang segitu saja lama, kalau sudah di dalam mulut ya di kunyah bukan terus diam"
"Iya bu ini juga di kunyah, ni kho di kunyah"pastunya muka teman-temanku yang lain pada puas ketawa aku di kwrjain seperti ini
"Ya kalau sudah habis di masukin lagi pisangnya"
"Ini lho masih"
"Di kunyah mba biar cepat habis, apa perlu di kerok pakai sendok. Iya biar aku suruhan ob mengambilkan sendik"
"Engak gini aja, ini juga sudah mau habis"
"Ayo buruan di kubyah biar cepat habis"
"Iya bu ini juga dimakan"
Karena ia ada kerjaan akhirnya pergi dari ruanganku, aduh pusing juga mendengar ngomelnya apakah ia juga seperti itu kepada anaknya.....

Sesaat setelahnya dia balik lagi dan menanyakan pisang yang aku makan sambil memberi geplak (makanan khasdari kota Jogja) yang ditaruh di t3mpat makannya.
"Ambil mba....."
"Batuk bu." geplak makanan yabg beraneka warna yang rasanya manis tentu saja rasa manis akan membuat batukku lebih parah
"Enggak bikin batuk. Di makan lho ya" sambil meletakkan makanan itu di meja dan ia pun berlalu pergi dari sana.

Sering begitu deh kalau sama aku, dulu sering mainan rambutku di kuncir ke atas katanya biar bagus. Sampai memberikan aku pita ikat rambut bamun karena teledor pita itupun hilang entah dimana. Dan sering juga ngeyel memberikan makanan yang ia bawa ke tempat kami meskipun suka juga makan cemilan bersama-sama. Seorang ibu yang sangat perhatian namun kadang juga sampai over perhayiannya, lucu dan polos.


0 komentar:

Posting Komentar