08/07/15

Virus Batu Akik

Demam batu akik yang melanda seantero nusantara sepertinya itu juga yang sekarang menjangkiti bapak. Sejak mudik beberapa waktu lalu sebelum ramadan kini aku sering melihat bapak lagi menggosok batu akik.

Awal mula waktu mudik, kakak sepupuku yang di Palembang waktu itu juga pulang. Dia memang penggila akik, bahkan istrinya pun suka mengeluh karena waktu week end sering di tinggal untuk mencari batu akik di sungai sampai badannya sedikit terlihat kurus dan juga tak seputih dulu, kalah putih dengan kakaknya padahal diantara cucu si mbah kakak ku yang satu itulah kulitnya terputih diantara yang lain, dulu aku menjadi urutan ke dua tapi sekarang merosot juga. Tak main-main sampai di rumah bu dhe pun yang berjualan alat tulis sekarang juga jual akik dari yang masih kepingan batu, sudah terasah bahkan yang sudah jadi juga ada. Dan ketika disana ya para pria mengerubuti batu akik, telaten kakak menjelaskan tentang batu akik dari asal terbentuknya, cara melihat asli enggaknya sampai cara membuatnya mengkilap agar indah di pakai.

Adik lelakiku yang ga tau sama sekali dengan batu akik karena memang ga pernah mainan akik saja sampai di buat bingung saking banyaknya dan semua terlihat bagus. Dari datang kerjanya senteri akik berulang-ulang tak ketinggalan bapak, om, juga kedua kakakku tapi kakakku yang satu seh cuma ikut-ikutan ngerubuti saja tidak sampai terinveksi virus batu akik. Sepertinya baik bapak juga adik lelakiku membawa satu cincin, ya memang kami di suruhnya pilih yang disuka.

Selepas beberapa minggu setelah hari itu, pulang kerja aku melihat bapak lagi asik gosok batu akik dengan batang pring disanalah aku merasa kalah. Ternyata bapak kena virus akik juga, bahkan bapak sudah punya beberapa batu yang sudah jadi. Dan beberapa hari yang lalu ketika pulang kerja ya kira-kira jam 22:20 di depan rumah terparkir motor pikirku mungkin pak RT lagi main ke rumah tapi di teras aku melihat beberapa orang bapak-bapak lagi jongkok dan ngelihati ke arah bawah. "Apa yang mereka lakukan...." Tapi mendengar sekilas pembicaraan mereka dan di otak ketika ada pertanyaan itu langsung terjutu pada akik. Dan benar saja ketika bangun sahur tanpa sengaja kaki ku menendang baskom ibu terisi rendaman batu akik, banyak.... ternyata bapak minta kiriman dari kakakku yang di palembang ini aku lihat dari resi pengiriman yang tergeletak di meja kerja bapak. Aaaaaaah mas An kau menularkan virus batu akikmu pada ayahku. Hikh hikh hikh.... ga di kantor ga di rumah selalu melihat batu warna wari seperti permen fox. (08/07)

07/07/15

Mereka yang Peduli

Beruntungnya berada diantara mereka yang peduli

:: Miss You
Suara telpon berdering, dan ketika aku angkat terdengar suara wanita yang sepertinya begitu bahagia. Seperti seorang kekasih yang sudah tak lama jumpa, seperti pacar yang diajak berkencan terdengar begitu sumringah. "Jangan kamu baca pikiranku..." satu kalimat menggelitik, padahal ga ada niatan sedikitpun untuk menyelami pikirannya namun ucapan itu sepertinya membuatku tersadar hingga merespon dan mendapat pembenaran. "Ga melihatpun aku tau bagaimana suasana hatimu saat ini" Yang pasti ada kelegaan dan kegembiraan yang tak bisa terucap. Miss you... entah berapa kali kata itu terucap dan itu bukan basa basi, namun sebuah ungkapan dari hati yang sangat tulus.

:: Non
"Non..." Sapaan yang datang setelah beberapa kali tak terindahkan kini mendapat jawab. Ada kehawatiran dan keinginan untuk bisa ngobrol dan bercengkrama seperti dulu. Tak ada yang bisa dilakukannya kecuali menunggu semuanya kembali seperti semula, memberikan waktu untukku sendiri. Membutuhkan keberanian untuk menyapaku kali ini, ya mungkin takut mengganggu hingga selama ini memutuskan untuk membiarkanku sampai aku yang akan mengabarkan bahwa aku sudah kembali. Namun hingga batas waktu aku masih tak bergeming, masih menikmati penyepianku.

:: Ngalah
" Ben ga ngilang terus..." ketika membaca balasan dari obrolan di bbm seperti tersentak. Mendadak merasa bersalah. Ingin aku mengobrol seperti dulu namun rasa malas seperti memenjara pikiranku, masih ingin menyendiri di duniaku tak ingin di ganggu siapa pun dan tak ingin banyak berinteraksi dengan siapa pun, hanya ingin menyendiri dan menyepi. Mencari kedamaian dan lebih mengenal diri sendiri. Pada awalnya mungkin ia kaget dengan perubahan sikapku yang tiba-tiba enggak untuk ngobrol berlama-lama namun setelah aku perjelas akhirnya kau memahami juga sekelumit kebiasaan anehku.

:: Jangan terlalu lama pergi, cepatlah kembali

:: Ada banyak sapaan yang belum aku baca dan aku balas.


Tak pernah aku duga sebelumnya ternyata ada banyak orang yang menghawatirkanku, bukan kata-kata clise ataupun pemanis bibir saja yang mereka ucapkan namun sebuah ungkapan dari hati yang terlihat begitu tulus. Aku terlalu sibuk dengan diriku hingga melupakan orang-orang yang ada di sekitarku namun bolehkan aku melanjutkan proses ini hingga akhir... berikan aku waktu sedikit lebih lama lagi dan ketika semunya sudah berjalan seperti yang seharusnya maka aku akan kembali, kembali menjadi diriku seperti yang kalian kenal. (07/07)

02/07/15

bukan korban iklan


Bukan korban iklan melainkan korban web. Ketika googling tanpa sengaja menemukan artikel yang membahas produk yang satu ini yang di mix dengan beberapa makanan lain dengan penyajian yang cukup menggoda hingga sepulang kerja menyempatkan diri mampir ke mini market untuk membeli cemilan yang satu ini.

Glasstine, produk dari monde yang sudah memiliki banyak produk yang dikenal dan disukai oleh masyarakat luas. Biskuit karamel "Glasstine" merupakan produk baru yang di lempar ke pasaran beberapa bulan yang lalu.

Dan menurutku rasanya ya lumayan lah, ringan cocok untuk cemilan minum teh atau kopi ketika bersantai menikmati senja atau pada saat malam hari sambil melihat bintang di langit. Seperti produk monde lain yang identik dengan susu namun ini ada sedikit perbedaan yaitu adanya karamel di atasnya. Mungkin perlu kreatifitas untuk penyajian kali ya agar rasanya nendang, okah dah kapan-kapan di mix dengan jajan yang lain. (02/07)