31/08/18

Sosis Bakar


Baru kali ini mencoba makanan kekinian ini gegara beberapa hari yang lalu ketika mengantarkan ina sekeluarga waktu mudik, ello sempat meminta untuk di belikan sosis dan melihat cara ello makan sosis enak banget sampai kebayang-bayang terus dan kini kesampaian juga untuk membelinya.
Satu sosis habis sendiri dimakan ello, malahan punya el yang tidak kemakan dimakannya juga. Ketika ditanya emaknya "kamu lapar apa suka seh ell...?" dan dengan tegas ello bilang aku suka sosis bakar.
"sosisnya kalau sama pas di cimory enak mana?"
Enak ini. Ibu, aku tu suka sosis bakar.

Nah gegara inilah sosis bakar selalu terpintas di pikiranku dan sekarang kesampaian juga memakannya. Mayones sengaja ditaruh di pinggir karena ga begitu suka mayones, sedangkat saos yang dipake hanya saos sambal, dalam pikiranku kalau ga menggunakan toping apa-apa mungkin rasanya menjadi aneh dan kalaupun ga enk bisa tersamarkan oleh rasa sedikit pedas dari saosnya. Kalau saos tomat tidak pakai, ga begitu suka saos yang hanya rasanya asam. Terlebih mengurangi saos yang masuk kedalam tubuh.
Dan setelah gigitan pertama rasanya...., ga enak. Mungkin lidahku yang terbiasa makan getuk, nasi jagung dikasih makanan seperti ini lidahnya ga mau menerima. Penyedap rasanya terlalu ketara di lidahku, malah berasa di tenggorokan sedikit sakit dan asin (maklum bukan penyuka garam) Hmmmm....

Harganya termasuk mahal (15rb/tusuk) termasuk kecil dulu pernah beliin putra gede dan saus sambalnya banyak pilihan tapi tetep ga ikut icip, mungkin karena bazar kali ya makanya harga bisa berlipat dari harga semula. Namun inimah tetap saja ga bisa masuk dalam daftar list makanan kesukaanku. Cukup ini ya merasakannya, tidak untuk lain kali. Lidah indonesia susah kalau disuruh makan makanan yang menurutku aneh. Dan parahnya ini mau ga mau harus di habiskan karena pantang membuang makanan terlebih makanannya sudah dibeli dengan harga yang lumayan mahal buatku.

Buatku tetep makanan enak itu dari bahan dasar singkong. Sudah ga bisa diganggu gugat kalau itu. Murah meriah bikin kenyang dan enak poooool... (31/08/18)

Tak lagi sama



Dan kini tempat yang dulu selalu bisa memberikan ketenangan bagi jiwa lelah ini, kini bukan lagi menjadi tempat yang sama. Perlahan semuanya telah berubah hanya untuk kepingan rupiah. Kenyamanan sudah tergusur dengan riuhnya ambisi kepopuleran dari orang-orang yang membutuhkan pengakuan di dunia. Entah kemana lagi aku harus mencari tempat yang bisa memberikan ketenangan batin selain ketika berada disampingmu???

Kesederhanaan yang dulu hadir kini sudah tak ada lagi.
Kebaikan dan keramahan yang dulu selalu menyapaku ketika kembali kini sudah tak ada lagi.
Bangku merahpun sudah tak ada lagi, yang ada sekarang bangku mungil warna-warni yang mengajarkan kesendirian dan keegoisan.

Ini bukan lagi 'rumahku' yang dulu.
Ini bukan lagi tempat yang selalu membawaku untuk kembali dan kembali.
Ini bukan lagi tempat yang memberikan batas ketenangan dari riuhnya suara yang hadir.
Ini bukan lagi 'rumah' yang menuntunku untuk bertemu dalam pencarian dan mengenal jatidiriku.

Kini ku kembali namun hanya bisa memandang dari kejauhan.
Kini ku datang dan berbaur dengan kebisingan dari aneka suara yang memusingkanku.
Kini ku datang entah untuk siapa?
Tak ada lagi sapa ataupun sua untukku darinya.

Aku datang dan menjadi bagian dari mereka.
Aku hanya meminta sedikit ruang agar bisa mengagumi beliau meskipun dari kejauhan.
Aku yang tak lagi mengenali 'rumahku' kini.
Apakah aku yang salah tempat, salah jalan, atau memang mereka yang sudah mengubahnya.
Menggusur fungsi, mengaburkan apa yang ada untuk tetap bisa bertahan dan menjadi besar. (31/08/18)

30/08/18

Senja di Langitku


Tak butuh waktu lama untuk senja memperlihatkan kecantikannya
Dari teriknya matahari kini berangsur gelap mulai datang menggantikan.
Senja memang mempesona, namun hanya sebagian orang saja yang bisa menikmati keindahannya sementara yang lainnya masih berburu dengan waktu, dan diantaranya tak mengerti apa itu senja yang terbias dilangit.
Matahari disiang bolong menjadi bumerang untuk kita menginjakkan kaki diluar sana, namun kecantikan senja mengaburkan keringat yang bercucuran seharian.

Senja memang indah, namun aku bukanlah penikmat senja seutuhnya.
Aku hanya mengerti semburat merah dikala pagi dan dikala beranjak malam.
Senja yang menjadi penanda bahwa hari ini akan segera usai.
Keindahan yang membungkus segala gerak dihari ini.
Semoga harimu selalu baik dan menyenangkan.
Bersatu untuk menjadi satu, berteman untuk menjadi satu, bersua untuk menciptakan kisah kita. (30/08/18)

26/08/18

Ayah


Seorang ayah yang bekerja mencari nafkah demi mereka yang dicintainya, tak menghiraukan hujan dan panas yang menyengat asalkan pulang membawa rejeki agar anak dan istri yang menunggu di rumah bisa makan. Segala lelah tak dirasakannya, sakit di badan tak dianggapnya karena yang menjadi prioritas dalam hidupnya bukanlah kesenangan untuk dirinya melainkan kebahagiaan buah hatinya. Secapek apapun ketika pulang kerumah dan mendapati anak-anaknya yang ceria itu adalah obat mujarab dari rasa lelah yang dirasakannya setelah seharian penuh bekerja.

Seorang ayah akan menutar otak dengan sangat kencang untuk mendapatkan cara bagaimana hari ini bisa mendapatkan rejeki agar anak dan istrinya bisa tercukupi semua kebutuhannya. Tak akan membiarkan anak-istrinya kelaparan, sebisa mungkin dengan sekuat tenaga akan memenuhi kebutuhan rumah dan memberikan apa yang anak-anak inginkan.

Pengorbanan seorang ayah tak kalah hebatnya dengan perjuangan ibu dikala melahirkan dan merawat dengan telaten dan sabar anak-anaknya. Kedua orangtua kita memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam membesarkan dan mendidik kita hingga menjadi 'orang' seperti yang mereka harapkan. Tidaklah mudah menjadi orang tua, tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka sangatlah besar dan dari kolabirasi yang baik diantara merekalah yang akan menciptakan anak-anak yang berbudi pekerti luhur.

Mungkin saat ini kita ga akan tau bagaimana pengorbanan mereka, namun nanti ketika kita sudah berumah tangga dan punya anak lalu dihadapkan pada kebutuhan dan persoalan kehidupan maka akan tau bagaimana beratnya menjadi orang tua terutama dalam mendidik dan membesarkan anak. Cobalah berpikir untuk menghargai mereka, jadilah anak yang baik, manis yang ga neko-neko dan selalu menjaga nama baik orang tua dengan tanggung jawab dari segala tugas ketika menjadi seorang anak dengan baik. (25/08/18)

Pengertian Orang Tua


Setiap orang tua pastinya menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. 
Setiap orang tua mengorbankan apa yang dimilikinya untuk kebahagiaan anak-anaknya.
Setiap orang tua yang baik pastinya akan mengalah, dan berkorban untuk anak-anaknya.
Setiap orang tua yang baik tentu tau apa yang terbaik untuk anak-anaknya.
Setiap orang tua pasti akan mencoba mengusahakan apa yang menjadi inginnya anak-anak mereka.
Setiap orang tua akan rela berkorban untuk apapun demi anak-anaknya. (25/08/18)

07/08/18

Getuk kimpul


Pagi di beliin jajan pasar getuk bu dhe. Aku lihat-lihat "benarkah ini getuk....?!!" Mencoba mengingat yang bu dhe katakan sebelum pergi, tapi memang aku dengarnya getuk. Masih ada pikiran bingung, setauku dan dalam bayanganku getuk itu warnanya putih beraih sementara ini putih agak keruh ada hitam-hitamnya, malah seperti isian bakpia. Apakah ada campuran saat membuatnya...?? Masih ada kebingungan dan aku coba mencicipi barangkali bu dhe yang salah sebut atau aku yang salah dengar.

Dirasa-rasa seperti kimpul (talas), bukan getuk. Tapi ga tau namanya. Kalau getuk dibuatnya dari singkong, tapi ini talas yang di tumbuk dan ada sedikit rasa agak manis seperti getuk. Memang pembuatannya persis getuk hanya bahan utamanya saja yang beda, tapi enak. Beneran enak bahkan menurutku lebih enak ini dibanding singkong kalau ga percaya boleh di coba ga bakal nyesel deh.

Aku makan setengah potong. Sampai bu dhe datang dan bertanya apakah aku ga suka karena getuknya masih ada. Kembali lagi aku tanya nama makanan itu, dan bu dhe beneran bilang getuk. Getuk itu dari singkong (sambil mikir). Ini getuk, hanya saja di buat dari kimpul bukan dari singkong. Oooow jadi begitu, baru tau sekarang dan baru makan getuk kimpul ya sekarang ini. Enak sungguh enak. Dan getuknya dibawa pergi semua dengan bu dhe dikiranya aku ga doyan, karena orang kota ga doyan kimpul. Itulah pemikiran bu dhe, padahal di rumah sering beli jajan pasar. Bahkan lebih suka makanan tradisional dibanding makanan kekinian. Penyesalan, kenapa ga dari awal aku habisin kalau tahu enaknya ga tertandingi. (06/08/18)

Menikah adalah satu

Menikah itu bukan ajang adu cepat, bukan siapa yang duluan dialah yang 'laku'.
Menikah adalah sebuah ikatan, penyatuan 2 kepribadian untuk berkomitmen dalam melangkah menuju tujuan yang sama dan berdua merajut mimpi untuk masa depan yang parut diwujudkan.
Menikah itu butuh kesiapan. Bukan hanya persiapan 'siap' namun juga kematangan pikiran dan kesadaran untuk merendahkan ego dan mengedepankan apa yang menjadi prioritas utama dalam berpikir dan bertindak.
Menikah itu tentang kesiapan lahir batin, konsisten dari sebuah pilihan yang sudah dinputuskan.
Menikah bukan hanya tentang hidup berdua dan memiliki keturunan, namun juga sebagai ajang pembuktian dari sebuah komitmen yang sudah dibangun dan tetap memegang teguh dari rasa cinta dan sayang yang tak akan memudar bahkan akan semakin bertambah setiap harinya.
Menikah adalah rasa memiliki seutuhnya, menjaga, mengedepankan dan menjadi memberi prioritas didepan dibanding untuk diri sendiri.
Menikah adalah satu kesatuan. Menjadi pelengkap, pengendali, pengontrol dan sekaligus menjadi pemeran.
Menikah itu tak mudah, namun menjalaninya pun juga tak sulit asal tau posisi meskipun berdiri sejajar. Tau tugas, tanggung jawab dan selalu menjaga juga sadar bahwa aku adalah kamu-kamu adalah aku.
Menikah itu tentang pendewasaan dari komitmen yang sudah disepakati dan di ikrarkan untuk selamanya.
Menikah adalah pembuktian yang terus menerus setiap harinya dari apa yang sudah menjadi ditempatkan menjadi bagian diri bahkan sebagian hati. (08/06/18)


Kertas Minyak


Ada fakta unik yang tak sengaja aku temukan. Cerita ini berawal ketika bantu bu dhe di warung, karena sekarang masih liburan sekolah warung bu dhe lumayan rame jika sore dan pagi hari terutama ketika sore tiba. Beberapa hari ini di setiap sore ada saja yang datang beli kertas minyak (entah di tempat kalian namanya apa, pokoknya kertas warna-warni yang biasa dibuat untuk membungkus wajik) biasanya seh yang beli anak laki-laki dari yang kecil sampai ABG ya awalnya mikir buat sampul buku, seketika teringat waktu sekolah ada beberapa guru yang mewajibkan memberikan sampul buku dengan warna yang berbeda dalam setiap mata pelajaran agar terlihat rapi. Bahkan ketika yang beli pria dewasapun masih menganggapnya seperti itu, mungkin buat adik atau anaknya sehingga ketika mengambilkannya pun sangatlah hati-hati sayang kan kalau kusut pasti tidak indah lagi untuk dibuat sampul.

Suatu ketika ada pembeli pria dewasa, sebenarnya warung lumayan rame dan kebetulan jaga sendiri. Ketika mengambilkan kertas minyak seperti sebelum-sebelumnya sangatlah hati-hati biar ga kusut, tapi ketika melipatnya sedemikian rupa agar mudah dibawa dan aman tiba-tiba saja si mas pembeli itu bilang
"ga usah rapi-rapi mbak nanti juga di remas-remas" waaaah alangkah terkejutnya mendapatkan kalimat seperti itu.
Langsung saja aku lipat asal seperti melipat kertas koran, biarin saja yang beli sendiri yang mengijinkan begutu. Sambil melipat ku tanya
"memangnya buat apa mas...??"
"Buat layang-layang"
"Lah kok malah di remas-remas, aneh?"
"Biar ga cepat sobek kalau dibuat layang-layang"

Sebenarnya masih agak bingung dengan kalimat itu tapi mengingat banyak pembeli dan si mas nya juga sudah pergi maka aku coba untuk memutar otak disela mondar-mandir melayani pembeli dan sampailah pada kesimpulan, memang benar ketika kertas minyak masih rapi dengan sedikit sentuhan saja seketika akan robek tapi ketika kusut tidak serapuh sebelumnya. Hmmmm...., aku baru tau dan ini bisa menjari pertimbangan mungkin bila membuat kerajinan ataupun jajan pasar berbahan kertas minyak harus memberikan evek kusut terlebih dahulu sebelum digunakan. Dan kalau terlihat banyak lipatan kusutnya yah anggap saja itu salah satu bentuk seni, seni yang berkualitas tinggi jadi tak harus rapi untuk terlihat indah dan kuat bukan.... (06/08/18)