30/08/18

Senja di Langitku


Tak butuh waktu lama untuk senja memperlihatkan kecantikannya
Dari teriknya matahari kini berangsur gelap mulai datang menggantikan.
Senja memang mempesona, namun hanya sebagian orang saja yang bisa menikmati keindahannya sementara yang lainnya masih berburu dengan waktu, dan diantaranya tak mengerti apa itu senja yang terbias dilangit.
Matahari disiang bolong menjadi bumerang untuk kita menginjakkan kaki diluar sana, namun kecantikan senja mengaburkan keringat yang bercucuran seharian.

Senja memang indah, namun aku bukanlah penikmat senja seutuhnya.
Aku hanya mengerti semburat merah dikala pagi dan dikala beranjak malam.
Senja yang menjadi penanda bahwa hari ini akan segera usai.
Keindahan yang membungkus segala gerak dihari ini.
Semoga harimu selalu baik dan menyenangkan.
Bersatu untuk menjadi satu, berteman untuk menjadi satu, bersua untuk menciptakan kisah kita. (30/08/18)

Related Posts:

  • Penggalan Kenangan ; Anak Kos Bersih-beraih file, tak sengaja nemu foto masalalu. Melihat foto ini masih bisa kurasakan bagaimana kuatnya terjangan ombak, sekuat tenaga kaki mencari posisi untuk menopang tubuh agar tak goyah dengan hantaman ombak na… Read More
  • Menunggu dan Menjaga Yaaah beginilah resiko tinggal di daerah dataran tinggi. Tanah padas yang susah untuk mendapatkan sumber air terlebih di musim kemarau panjang begini air susah. Jam segini (20:59) air baru mengalir, itupun harus susah pay… Read More
  • Welcome Oktober Kegilaan kali ini adalah berada di tempat umum. Dimana setiap orang yang datang bergerombol atau bersama pasangan akan menikmati suasana dengan bersantai, menikmati setiap sudut tempat ini sambil mencari tempat yang sekir… Read More
  • Hujan Bulan November Gerimis untuk pertama kalinya di bulan ini dan bulan-bulan sebelumnya. Datangnya tidak merata dan hanya bikin gempar orang-orang untuk melaju lebih kencang dalam berkendara agar cepat sampai tujuan dengan pakaian tetap … Read More
  • Yang tak lagi sama Tempat ini tak lagi sama, bahkan berbeda banget dengan yang dulu. Tak ada lagi rumah kayu berdinding gedeg, tak ada lagi rentetan pohon jati yang daunnya berserakan mengotori pekarangan, tanaman sayur dan buah di pekaranga… Read More

0 komentar:

Posting Komentar