02/04/21

10:51


Ada banyak hal yang bisa mengingatkan kita tentang kejadian di masa lalu, entah itu hal baik ataupun yang menyakitkan bahkan cuplikan kisah itu tak segan singgah tak kenal permisi yang parahnya ketika datang masih sanggup menggoyahkan emosi di dalam diri. Itu bisa di maklumi karena kita yang secara langsung merasakan, melihat, dan mengalaminya berbeda dengan masa depan yang kita sendiri pun tak bisa membayangkan akan seperti apa, yang ada malah akan dihinggapi kecemasan dan takut untuk menginjak ke dalam waktu yang jelas sudah ada di depan mata.

Namun bagaimana pun manisnya cerita masa lalu tetaplah tak enak untuk di ulang meskipun ada mesin waktu yang bisa mengembalikan kita kemasa itu, di tempat yang sama dan situasi yang sama namun tetaplah tidak akan sama. Pengulangan dengan hal yang sama malah akan terlihat hambar dan mengurangi nilai keindahannya itu sudah pasti. Sedangkan kejadian buruk meskipun ditempatkan di tempat yang sama itu juga akan mengurangi nilainya, bayangkan jika kita berada di posisi itu dengan kesadaran dan sudah tahu hasil akhirnya sehingga kita akan berkelit agar itu tidak terjadi, maka tidak akan ada cerita dimasa ini. Tidak akan ada kejelasan dan kita akan terus menjadi orang bodoh dengan hati kosong.

Kejadian yang lalu mungkin kelihatan indah tapi itu hanya sebagian karena keindahan yang utuh ada di depan mata. Dimana kita bisa menaklukan ego dan emosi yang ada di dalam diri ini hingga mengenal dengan kata cukup. Meskipun 'cukup' untuk setiap individu takarannya berbeda-beda namun tak ada salahnya untuk sedikit mengenal atau kalau punya waktu bercengramalah dengannya (cukup) maka akan terasa hangatnya di dalam hati. Itulah kedamaian dan keindahan yang sejati. (02/04/21)

01/04/21

Sepeduli Apa Seh ???!


Masker. Benda satu ini sudah setahun belakangan ini menjadi primadona, bahkan tanpa di sadari sudah menjadi bagian dari keseharian sampai ada peraturan yang mengikat dan mengharuskan untuk tetap memakainya. Padahal dulu hanya orang-orang tertentu saja yang mengidolaknnya tapi sekarang semua orang membutuhkannya.

Ya akibat wabah corona yang tak kunjung usai, bahkan bisa saja tak akan pernah usai bila individu tak pernah menyadari bahkan mengabaikannya. Menjengkelkan, ya tentu saja tapi coba di lihat dari sudut pandang yang lain. Menurutku pandemik ini seperti peringatan untuk kita kembali ke jeman dulu ya entah di abad ke berapa yang pasti ini teguran untuk lebih peduli dengan kebersihan diri sendiri.

Aku ingat betul dulu waktu masih kecil, setiap bapak pulang kerja sebelum menggendong ataupun mendekati kami selalu akan berucap "cuci tangan dulu, ini kotor", bapak tidak hanya cuci tangan sampai siku. Di sekolah juga di ajarkan kebiasaan mencuci tangan, tapi perlahan kebiasaan itu mulai terkikis bahkan ada yang sangat-sangat mengabaikan kebiasaan yang sebenarnya patut untuk tetap di pertahankan. Ini adalah suatu titik balik dari peradapan baru, mungkin ini juga yang disebut ... (Skip) -ga usah di katakan ya, arena bila menimbulkan banyak perdebatan tak berkesudahan apa lagi dengan mereka yang berpikiran praktis dan lempeng kaya pohon bambu.

Sosialisasi selalu gencar berkumandang, bahkan sampai ke pelosok dan spanduk pun terpampang di sepanjang jalan hingga gang kecil, mungkin di awal banyak yang merasa takut dan mengikuti aturan, namun seiring waktu indahan itu hanya seperti iklan yang sepintas lalu bahkan kini di lihatpun enggak sepertinya sudah banyak yang menghafal warna dan kata hingga abai. Di awal salut, benar- benar patut di acungi jempol mereka taat bahkan sampai jika melintas di jalan raya pun tak melihat batang rokok terselip diantara jari tapi sekarang....., pemandangan indah itu kembali menjadi angan-angan belaka. Entahlah.

Himbauan 3M sepertinya perlu di tambah dengan mencuci muka. Ya ini menurutku saja seh ya, orang yang sudah patuh dengan protokol kesehatan bahkan mengganti masker setiap hari pun masih bisa kena, bisa saja kan tangan yang sudah bersih lalu menyentuh muka yang sebagian tak terlindung dan tanpa di sadari lalu mengkonsumsi makanan, mengucek mata, ataupun mengorek hidung siapa yang tau jika tangan sudah terkontaminasi mengingat ukuran virus yang tak terlihat oleh mata bahkan bisa dibilang cercik nyalip sana sini untuk bisa masuk ke dalam tubuh.

Biasakan membuka masker terlebih dahulu sebelum mencuci tangan sebatas pergelangan tangan selepas bepergian, akan lebih baik lagi jika mandi dan mengganti pakaian yang bersih. Jangan memegang masker yang sudah di pakai di bagian depan, pegang di bagian tali ya.
Akan lebih baik lagi selain mencuci tangan juga mencuci muka dan kaki langsung tdr, hahahaha.... ga deng ya itu seh abaikan yang terakhir. Tapi cuci kaki juga bisa seh untuk tetap menjaga agar tetap bersih dan tidak bau. Oh ya ada lagi, minum air putih jangan lupa sebanyak yang tubuh butuhkan,
"Itu seberapa... 8 gelas se hari kah..... "jangan mematok ukuran sama rata karena kenyataannya kebutuhan air untuk tubuh setiap individu itu berbeda-beda ga mungkin kan kebutuhan minum anak kecil, orang yang aktifitasnya banyak, dan orang gemuk sama butuh 8 gelas sehari...., jika ingin tahu seberapanya googling ya, maap karena untuk hal satu ini ga bisa kasih contoh, boro-boro 8 gelas, segelas se hari aja sering kelewat hehehehe.....

Ya intinya pintar-pintar lah menjaga diri karena kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi yang lebih tahu keadaan badan ya diri sendiri..., dengan menjaga diri bukannya secara tak langsung ikut andil menjaga orang-orang di sekitar kita dan itu membuktikan arti 'peduli' kalau dengan badan aja peduli apa lagi dengan pasangan. Eaaaaaa...., berati yang nulis ga peduli ama pasangan donk, hahahahaha.... sebodo amir deh aaaah, sekate kalian ajah. (06/03/21)

::
Coretan yang terabaikan