18/11/13

Suara Ilalang



Waktu masih kecil rumput liar dan tanaman berduri mudah di jumpai di sepanjang jalan, di tanah lapang maupun di sekitar pekarangan rumah. Seakan ilalang menjadi tempat yang paling paling aman untuk bersembunyi saat permainan petak umpet, ataupun untuk mencari belalang, mengumpulkan bunga rumput untuk dirangkai menjadi bando, mengejar kupu-kupu dan binatang-binatang kecil lainnya, bermain prosotan dari pelepah pisang yang di dapat dari kebun entah milik siapa. Semua yang bisa di gunakan untuk bermain seakan sudah tersedia di alam. Permainan yang sederhana namun bisa membuat semuanya bergembisa tertawa lepas hingga melupakan waktu maupun meninggalkan makan siang mereka.

Banyak permainan yang menggunakan benda-benda yang ada di alam dan setelah lelah bermain biasanya untuk melepas lelah kita rebahan di atas rumput atau memanjat pohon yang berbuah. Nuansa kedamaian dalam kesederhanaan dari bocah-bocah polos yang berpikiran simple. Melihat rumput ilalang yang tumbuh membawaku ke masa lalu yang sarat dengan tawa dan kebandelan dari tingkah anak keci,l namun semakin dewasa semakin punah pula ilalang maupun tempat-tempat bermain kita dulu, semuanya berubah menjadi pondasi. Bahkan menemukan ilalang yang tumbuh di pinggir jalan saja menjadi hal yang sangat jarang bisa ditemui, ilalang kini sudah terganti oleh aspal dan istana-istana mewah.

Kenangan masa lalu dari sekelompok anak kecil tentang keceriaan bersama alam kini hanya tinggal kenangan yang sudah terdesak dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia. Namun aku bersyukur seenggaknya aku masih bisa merasakan keindahannya tak seperti anak-anak kecil sekarang yang hanya mengenal mesin yang membuatnya menjadi pribadi individu. (L)


0 komentar:

Posting Komentar