06/01/15

Tak Berdaya Melawan Flu

Akhirnya tumbang juga setelah beberapa kali terkena guyuran hujan (meskipun memakai mantel, mengabaikan sarapan pagi (sebenarnya tidak hanya sarapan tapi juga makan siang) hanya karena urusan yang sebenarnya antara penting dan enggak seh sebenarnya. Mendapat shift malam ya tau sendiri kan udara malam kejamnya seperti apa terhadap badan, apa lagi beberapa hari yang lalu begitu tak bersahabat denganku meskipun sudah memakai jaket tetap saja buatku dinginnya bisa sampai menusuk ke dalam kulit.

Puncaknya hari jumat yang lalu berangkat kerja hidung sudah seperti anak sungai di musim penghujan dan bersin-bersin tak pernah memberi jeda untuk istirahat alhasil hidung sudah kaya badut (merah merona) kebetulan saat itu ada teman yang cuti jadi mau tak mau harus berangkat meskipun disana hanya memberikan kegaduhan dengan suara berisik dari bersinku (untung saja kantir sepi). Berangkat mampir ke minimarket membeli obat warung pikirnya cari obat yang tak membuat ngantuk dan hasilnya memang tak ngantuk namun bersin pun juga tak sedikitpun memberi jeda. Sampai di rumah badan mulai terasa dingin mencari obat yang biasa aku minum namun tak ada yang tersisa terpaksa minum obat yang lain. Menunggu obatnya bereaksi masih sibuk dengan ingus dan suara bersin. Tak berapa lama berselang akunpun terbuai dalam tidur akibat reaksi obat yang aku minum. Sepertinya meskipun aku terlelap namun pikiranku bergerilya entah kemana saja perginya, ada satu hal yang masih aku ingat dengan jelas tentang penggalan mimpiku entah itu ada artinya ataukah tidak karena aku bukanlah ahli dalam tafsir mimpi. Semoga semuanya baik-baik dan tak ada hal yang terjadi.

Sepertinya aku bangun terlalu pagi karena setelah terbangun di tengah malam aku sudah tak bisa lagi melanjutkan tidurku dengan pulas. Bangun tidur badan rasanya super lemas bahkan untuk sekedar bangun ke kamar mandipun tak sanggup. Badanku.... ada apa dengannya sebekumnya aku belum pernah merasakan hal semacam ini, pikirku mungkin ini pengaruh dari obat yang aku minum semalam reaksinya masih tersisa di pagi ini. Aku coba tidur kembali mungkin dengan tidur begini badanku sedikit enak. Kali ini bangun siang bahkan sampai melewatkan acara televisi yang selama ini menjadi konsumsiku setiap pagi (bukan drama Korea melainkan petualangan menjelajah negeriku tercinta).

Badanku masih sangat lemas, seperti orang linglung mengingat hari yang benar-benar aku tak tahu. Lama aku berpikir sekarang hari apa hingga aku mendengar suara percakapan di lantai bawah. Aku ingat sekarang hari sabtu dan nanti malam ada pengajian di rumah ini. Inisiatif ingin membantu ibu namun badan buat bangun susahnya bukan main, mencoba mencari suara-suara gaduh yang ada di bawah ya untunglah hari ini ade perempuanku libur jadi tak begitu perlu memaksakan  diri untuk ikut membantu. Ga tau mau ngapain untuk bergerak saja badan sakitnya bukan kepalang, sebenarnya capek juga berbaring di tempat tidur bosan bosan dan bosan.

Seharian hanya tidur hingga benar-benar aku melewatkan malam panjang ini hanya berbaring di tempat tidur. Tak tau hari, situasi di luar bahkan jam pun aku tak tahu dan hari itu juga aku sama sekali tak menyentuh hp, ga juga melihat tayangan televisi ataupun mendengarkan lagu seperti kebiasaanku, yang ada hanya tidur tidur dan tidur bingung sendiri dengan tubuhku yang tiba-tiba drop total. Hingga aku melewatkan matahari, melewatkan senja juga malam yang aku yakin juga tak ada bintang yang nenghiasi lekatnya malam.

Keesokan hari badan sudah agak mendingan, sudah bisa di gerakkan namun jalan sempoyongan dan kepala masih terasa berat. Pagi ibu ke kamar membawa segelas teh hangat dan cemilan ini agar ada makanan yang masuk ke perut, karen beberapa minggu sebelumnya nafsu makanku mulai kagak beraturan padahal lagi musim pancaroba dimana virus, kuman dan bakteri lagi aktif mencari mangsa. Meski hanya menghabiskan waktu di kamar, bermain game di hp bersama Putra. Bapak menyuruh periksa namun aku menolak karena pastinya obat yang didapat bakal sekarung deh, suruh tes tensi siapa tau pengaruh dari darah rendah yang sering aku akami. Anjuran bapak tak aku jalankan, ketika tak sengaja melihat ke cermin alangkah terkejutnya karen ada lingkaran hitam di mataku, kalau biasanya lingkaran hitam ada di kelopak mata tapi ini lain, mengelilingi mataku jadi seperti memakai kacamata gitu deh.

Hingga kini pun sakit masih betah nempel bersamaku. Aku gagal. Aku kira sekarang sudah tak mudah terserang flu namun nyatanya masih hingga sekarang. Sehat sehat sehaaaaat....

0 komentar:

Posting Komentar