04/05/15

Bagaimana Ini...

Hari sudah beranjak pagi, matahari pun sudah membias dari kaca jendela. Pagi yang cerah dan penuh semangat namun tak begitu dengan diriku. Tak ada yang istimewa selain kata malas dan suasana hati yang lagi ga karuan. Menggalau lagi ya...??! Bukan menggalau namun perasaan yang aneh mulai datang memenuhi setiap rongga di dalam pikiranku.

Apa yang kau rasa....?????

Entahlah. Yang aku rasa hanya kosong dan hambar, padahal aku belum sempat mikir apa-apa di pagi ini. Boro-boro mikir nyawa juga belum sepenuhnya ngumpul semua, masih ingin bermalas-malasan meskipun jam sudah menyuruhku untuk segera bangun. Aaah siapakah pagi-pagi begini sudah mengirimkan gangguan sinyalnya padaku. Kamu... Dia... Ia.... Kalian... Atau siapa nih..., jangan begitu donk. Biarkan aku menikmati pagiku yang sebetulnya tidak begitu bagus dengan memperpanjang waktu tidurku, siapa tau bisa melanjutkan mimpiku dan tahu persis mimpiku semalam biar ga samar seperti sekarang ini.

Beginilah aku, kepekaan perasaan yang lebih dari biasanya sekarang sering membuatku pusing sendiri bagaimana tidak jika emosi mereka (orang-orang yang aku kenal dan berinteraksi denganku) yang tidak sedikit menerobos masuk dan bercampur dengan isi kepalaku yang lain. Pusing ya...?! Kalau itu jangan di tanya, kadang malah membuat kepalaku nyut-nyutan serasa ingin pecah saking kalutnya. Sedangkan jika ketahuan darimana datangnya sinyalnya itu yang di tanya boro-boro mau cerita di tanya saja bilangnya ga ada apa-apa. Pusing kan... Banget.

Bagaimana cara mengontrol emosi yang baik itu sebenarnya, mengapa sampai sekarang masih belum bisa aku lakukan. Bagaimana menjadi penggembala bagi semua kerumitan dan sinyal yang nyasar ke pikiranku, agar tak berulah untuk bisa duduk manis. Bagaimana untuk membendung semua yang mencoba masuk agar tak berjubel begini. Bagaimana... Bagaimana... Bagaimana....

Dan semoga kejadian seperti tempo hari, perasaan yang mengalir dari jabat tangan hanya sebuah kebetulan dan itu hanya halusinasi ga benar adanya. Boleh ga seh aku berharap begitu... Hehehehe. 

Jika menurut Ari itu kelebihan baru, harus di syukuri lah iya kalau aku sudah bisa ngontrol emosi ga ada masalah ini aku saja masih kelimpungan suruh bersyukur, coba saja kamu rasakan kalo ga pecah deh rasanya. Oh ya ingat malah suatu ketika ketika aku menanyakan, tepatnya bercerita tentang apa yang aku rasakan si masnya malah bilang kalau aku benar punya kelebihan turunan dari si mbah, nah kan apa ga tambah ngeri tu.

Akhir-akhir ini kepekaanku dengan makhluk di lain dunia juga sedikit dipertanyakan, sering mencium bau tertentu, melihat seperti ada orang ataupun sekelebat bayangan yang ga terlihat. Aduuuuuh apa to ini malah begini jadinya. Mengingat mimpi saja belum bisa malah nambah-nambah yang lain.

Ajari aku cuek dan 'dablek' donk.....

0 komentar:

Posting Komentar