04/04/15

Atas Nama Novel Kuterjang Panas


Sudah dari semingguan yang lalu mendapat list untuk dicarikan novel karya Mira W oleh seorang teman yang jauh di seberang lautan. Namun berhubung sabtu minggu badan lagi ga enak dan mendung juga lagi menguasai kota ku ini sehingga weekend minggu lalu hanya bermalas-malasan di rumah. Ajakan teman untuk keluar pun tak aku  jabanin, kalau lagi males ya males, intinya ya ga mau ngapa-ngapain. Dan ketika pesanan itu di tanyakan pun tak bisa menjawab karena belum kemana-mana, tapi weekend kali ini aku bertekat untuk benar-benar mencari.

Sebenarnya malas kembali datang tapi berhubung sudah janji mau ga mau harus di laksanakan apa lagi demi sebuah obsesi mewunudkan mimpi seseoranh, 'aiiiih mulia sekali' hahahaha.... Bohong, hanya ga ingin mengecewakan cincaku saja makanya kali ini aku benar bersungguh-sungguh menjalankan misi rahasia ini. Demi kamu cinca.... , ( nah...nah...nah... pada bingung ni pasti siapa seh sebenarnya orank yang di maksud)

Jam 10 selepas acara tv tentang petualangan alam My Trip My Adventure, meskipun jika lihat selalu mupeng (muka oengen) namun tetep saja di tonton. Acara selesai, bersamaan dengan malas bersiap-siap dandan rapi, pake bedak dan semprot parfum sana sini tapi berhubung di luar panasnya tak kenal diskon maka bedak yang baru saja nempel pun luntur seketika ( ga boleh protes kalau sedikit lebai, biarkan bedak menjadi senjata meskipin sebenarnya enggak bedakan). Saatnya meluncur bersama abu, sudah pamitan sama ibu dan badan surah terhungkus jaket, sarung tangan, kaos kaki juga masker aman. Melaju menuju target utama yaitu kios buku di dekat stadion (jangan tanya nama jalannya karena ga tau), namun ketika berhenti di lampu merah mata yang berkeliaran ke atas mencari awan tapi malah berpapasan dengan spanduk yang memberitakuhan ada bazar buku di Gedung Wanita, pikiran liarku pun langsung jalan apa lagi masih bisa dibilang searah dengan tujuan awal.

Abu sepertinya mengerti jalan pikiranku, inilah yang namanya sejiwa. Parkis sudah lumayan berjubel dan tidak dapat tempat teduh secuil pun, aduh kasihan abu harus berpanas-panas ria apa lagi matahari pas tepat di atas 'ubun-ubun' ga usah di bayangin deh kelamaan. Wah benar saja ya yang namanya diskon dan hiburan kagak ada sepinya. Dari pintu masuk sudah terlihat orang-orang berjejalan memadati setiap stan yang tersedia. Untung saja di dalam adem meskipun berjubel, melihat dan membaca jidul novel yang tersusun rapi di setiap stan sambil sesekali mengambil dan membaca sinopsis isi dari buki tersebut dan itu membuat aku sedikit ngiler. Lama disini bisa bobol beneran ni tabungan. Sedikit kesulitan untuk mengitari area buku yang satu dengan yang lain karena orang-orang juga sama memilih buku yang memikat mata dan membaca sinobsisnya, sesekali menimbang-nimbang beli ataukah tidak (curcor yang nulis tu).

Kali ini mencoba pasang kacamata kuda, konsentrasi dengan target utama mencari novel. Oke kini beralih dari satu stan ke stan yang lain namun tak menemukan apa yang di cari, pegel juga ternyata mengitari semua stan dan ikut berdesak-desakan dengan yang lain. Namanya generasi merunduk ya jadi dimana pun tempat tetap saja hp tak bisa lepas dari tangan, muter sambil bbm an dengan teman, sebenarnya berharap ada teman yang tiba-tiba datang menemani berdesak-desakan, tapi kagak ada yang berinisiatif menemaniku, malah ada teman yang skalian nitip untuk di carikan buku geografi Khalil Hibran, katanya dia baca belum kelar sudah di pinjam teman dan sampai sekarang belum balik, dan katanya bakal kasih apa pun yang aku minta, terang saja bicara gitu karena dia tau ga bakalan aku minta macam-macam.

Bertanya kepada penjaga dari setiap stan tapi nihil, novel dan buku yang aku maksud kagak ada disana. Tapi karena berhujung masih penasaran dengan novel-novel yang berjajar kembalilah ke tempat novel yang menggodaku dari awal, dengan sedikit pertimbangan akhirnya beberapa novel pun beralih pemilik. Dan itu saja sudah menenangkan otakku yang masih kalap melihat tumpukan buku disana, namun dengan sedikit bujuk rayu yang mengatakan besok kesoni lagi bazarnya masih beberapa hari lagi digelar jadi masih bisa beli, nah dari sanalah akhirnya otakku menyerah dan meminta pulang, pergi dari sana mingkin kaki benar-benar sudah capek kali ya.

Entah berapa jam aku berkutat di antara buku dan orang-orang pecinta buku, ketika keluar ruangan sedikit plong rasanya, aku tak perlu lagi berbagi oksigen dengan banyak orang seperti di dalam. Sepertinya tidak hanya bazar buku, karena disana juga ada panggung hiburan. Mungkin untuk menarik perhatian agar orang-orang menyempatkan datang kesana, nanti main kesini lagi aah nonton hiburannya (pikiran yang terbesit). Menuju parkiran mencuim aroma roti yang sedikit menggoda namun masih kalah dasyatnya dengana tumpukan buku yang berada di dalam.

Panas. Abu kembali aku geber, kali ini menuju tujuan awal kios buku yang ada di stadion. Berhubung ga tahu jalan dan sepertinya aku beloknya kecepatan selangkah, yang seharusnya belok di lampu merah kedua ini belokan pertama sudah belok, dan berhubung tidak begitu hapal jalan sehingga hanya ngikut mobil yang ada di depan. Untung saja ada tanda pengingat yang tertanam di otakku sehingga tau harus berbelok kemana lagi. Ternyata sampai juga, maklum lah biasanya kesini lewat jalan lain bukan yang baru aku lewati sekarang. Bertanya dari satu kios ke kios yang lain tapi tak ada yang punya novel Mita W, ada pemilik kios yang punya tapi judulnya tidak masuk dalam list yang aku pegang, itu tandanya sudah punya. Lanjut...

Berhubung target pertama kosong sekarang ke target selanjutnya Pasar Johar. Ampun dah disini panasnya siper hot ngalahin keripik singkong pedas level 10 sepertinya. Untuk keamanan aku memilih parkir di dalam gedung (bangunan yang dulu digunakan untuk mall dan sekarang sudah tutup sekarang digunakan sebagai penjual pakaian. Sementara ga boleh pegang hp, pertama karena sendirian, kedua karena rawan kejahatan. Menyeberang menuju lantai 2 yang katanya penjual buku ada di sana, ya kalau itu aku tau karena sudah beberapa kali kesini tapi sama ade perempuanku dan dia juga selalu menggerutu bilangnya 'piknik kok ke pasar' yah namanya juga mencoba. Dan aku juga sekarang bisa sedikit menawar dari sana dengan memperhatikan ibu-ibu yang aku jumpai ketika bertransaksi dengan penjual, hahahaha....

Di lantai 2 berjajar kios buku juga sovenir, mencari dan tak sungkan bertanya kepada setiap penjaga kios tapi tetap saja ga ada yang punya. Katanya jika novel lebih lengkap di Pasar Yaik, Waduh mana lahi itu. Kata ibu yang punya kios 'jalan luris nanti ada jembatan yang kedua belok kanan'. Kembali berjalan dan namanya pasar setiap lewat selalu di tanya 'cari apa...?' berhenti lagi di kios lainnya dan sama juga ga ada dan ketika aku tanya selain disini dimana sama yang jual, sama kaya ibunya tadi menyuruhku jalan lirus ada jembatan belok kanan dekat penjual buah. Oke mas makasih infonya.

Mulai melanjutkan perjalanan, meskipun kepala sudah mulai sedikit pusing terkena panas, sepertinya benar yang dikatakan ibunya tadi daripada si masnya deh karena ketika aku menyebrang di jembatan pertama malah ketemunya kotak-kotak buah dan bebetapa orang ibu yang lagi asik ngobrol dengan sangat lantangnya entah deh apa yang di omongin, aku sudah bingung cari jalan mau kemana jadi ga sempet menterjemahkan apa yang aku dengar. Bila lurus ada jembatan lagi dan aku ga yakin itu tempatnya lalu aku ngasal saja berjalan lurus di sekitaran penjual buah dan ketemu jembatan, tengak tengok dari kejauhan melihat rak buku berjajar rapi dan benar saja ketemu. Senengnya bukan kepalang deh. Mulai lagi bertanya dari satu kios ke kios yang lain bahkan ada yang ikut menanyakan ke kios temannya siapa yau punya. Tetap saja ga ada yang punya. Novel ga ada dan buku geografi Khalil Gibran apa lagi, baik yang bekas ataupun baru tak menemukan. 

Muter-muter sampe kaki pegel bercampur ngantuk juga tapi masih bisa aku tahan. Entah sudah berapa kios aku datangi dan berapa kios yang aku lewati namun yak ada yang jual. Novel Mira W susah namun juga banyak yang cari. Sedikit beruntung di satu kios aku menemukan novel yang aku cari meskipun hanya satu "Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat" lumayan meskipun hanya satu. Masih terlihat kios-kios penjual buku disana, perjalanan mengitari kios yang belum dilewati pun berlanjut. Berhenti lagi di kiosnya mas-mas yang aku tanya malah menawariku novel terjemahan aduh langsung meninggikan tameng agar ga tergiur. Sambil melihat-lihat si masnya malah ngajakin ngobrol, dari ngobrolin adenya, malming, bedain buku asli sama bajakan, udah gitu di curhati nganyuk pula (lha emangnya aku enggak...).
"Tutup saja to kiosnya" saranku kepada pemilik kios toh itu juga milik sendiri bukan jaga kios orang lain (ini aku tau karena sudah tanya langsung sama si masnya)
"Ngantuk banget. Pengen tidur"
"Udah di bilang di tutup saja, kalau ga nitip saja sama teman yang laen. Tidur satu jam kan sudah cukup"
"Kamu saja yang tunggiin gimana" nah kan aku lagi yang jadi korban.
"Wani piroooo...."
"Daripada di rumah mending jaga disini"
"Aku jagain tapi novel-novel ini buat aku" sedikit berspekulasi siapa tau beneran di kasih novel terjemahan yang dari tadi aku pegang-pegang. Tapi si masnya hanya tertawa, mungkin tau jika novel-novel asli ini terlalu berharga kali ya.
"Eeeeh aku baca aja deh nanti aku kembaliin"
"Itu nobel laris lho tiap datang langsung habis banyak yang cari, kemaren saja aku minta 60 cuma dikasih 25" kata-kata yang aku dengar lebih dari 4 kali.
Aku masih saja mencari-cari buku, siapa tau menemukan buku yang aku maksud namun tak tahu judulnya sedangkan si masnya masih sibuk mencarikan buku pembeli lain ke kios temannya. Mau pergi tapi orangnya kagak ada, tar malah dikira nyolong. Mumpung ada pembeli pas si masnya balik langsung aku pamit daripada tar diajakin ngobrol lagi malah ga pulang-pulang.

Sekarang yang jadi masalah satu kemana jalan menuju parkiran motorku....??? Sok pede jalan menyusuri jembatan dan belok sana sini dan nasar. Kepala sudah bertambah pusing, ngantuk dan benar saja nyasarnya sampe jauh. Mau tanya ya kepada siapa, sungkan kalau tanya kepada penjual yang disana, keluarkan sedikit kemampuan cerdasku sekiranya berjalan sudah agak jauh keluar menuju jalan besar biar tau posisi dimana kalau sekitarnya belum ada yang di kenal masuk ke dalam dan berjalan lagi, soalnya jika berjalan di luar super panas, banyak kendaraan dan tetap saja ga tau arahnya. Berjalan terus dan terus belok sana sini mengikuti kata hati dan kembali menengok ke jalan besar sekedar mengecek apakah posisiku sudah benar apa salah. Ketika dari kejauhan aku melihat tanda warna biru petunjuk parkir gedung alangkah senangnya ternyata aku bisa pulang horee horeeee.....

Agar tidak tambah tersesat atau kebablasan aku memilih berjalan di luar saja meskipun panasnya bukan kepalang. Mungkin karena lama terkena panas ditambah dehidrasi dan belum sarapan kali ya sehingga membuat kepalaku bertambah pusing, lemas, dan badan rasanya ga kuat jalan lagi. Lelah tak dihiraukan, langkah masih tetap terayun hingga benar-benar menemukan tempat yang di maksud. Huuuuft... Akhirnya menemukan dimana abu berada, tapi kepalaku sepertinya perlu pendingin deh pas aku pegang terlalu panas dan pandanganku sedikit berkunang-kunang makanya aku hanya berdiam sebentar disana agar kepalaku kembali dingin, tapi meskipun kepala sudah dingin tapi tidak untuk otakku, apakah otakku sudah meleleh ya hingga aku merasakan pusing, lelah dan lemas. Apakah ini dampak ga makan... Beneran aku butuh tempat ngadem dan ketika itu terbesit, munculah satu tempat yang sepertinya masuk perhitungan 'bangku merah'. Tanpa berpikir panjang abu aku belokkan ke tempat yang aku maksud, sebelum mencari tempat duduk sebaiknya mencari minuman. Kali ini edisi maruk ga cuma beli air mineral seperti biasanya namun juga minuman kotak yang dijual disana. 

Tanpa menunggu lama minuman kotak pun habis di susul air mineral yang tinggal separo dan barulah perlahan merasakan kesegaran, sepertinya tenagaku mulai balik lagi. Membuka hp, awalnya ingin melanjutkan coretan yang tertunda namun melihat ada pesan bbm yang masuk niat itu pun mulai menguap malah berbalas pesan. Sebenarnya sudah mau melanjutkan mencari novel namun panas menawanku di tempat ini. Dan ketempat ini hingga sore menjelang dan meluncur....

Sudah ya ceritanya cukup sekian. Jika ada yang tanya ini meluncurnya kemana tentu banyak yang tanya dan bisa menduga jawabnya. Apa coba.... Selamat berpikir, Hahahaha...



0 komentar:

Posting Komentar