17/05/17

Doa dan Restu

Sekarang aku paham dengan kalimat yang sering menjadi quote ataupun kata-kata orang tentang pertanggung jawaban ketika sudah tiada dari foto diri yang di unggah di media sosial.

Pertama kali membaca, dan beberapa kali melihat posttingan di medsos dengan maksud tersebut aku masih belum tanggap, yang ada malah timbul pertanyaan "memangnya salah dengen mengunggah foto di medsos, memang apa maksudnya pertanggung jawaban dalam kalimat tersebut...??!"  Enggak salah,  akan tetapi entah mengapa kalimat itu seperti membekas, ya walaupun secara ga langsung bisa dikatakan tidak membuatku menjadi kepikiran tapi otak tanpa aku sadari seperti mengolah dengan sendirinya mencari tau dengan cara menimbang, mengolah dan mengamati kebiasaan tersebut (mengunggah foto pribadi) dan yang terjadi di masyarakat. Tak hanya itu pemberitaan tentang meninggalnya seseorang yang secara tak wajar dimana dalam berita itu membahas juga tentang post terakhir yang terkadang dikaitkan tentang firasat. Aku juga pernah baca, jika seseorang sudah meninggal lalu bagaimana nasip medsos yang ditinggalkan yang berisi foto pribadi, secara passw dan semacamnya hanya pemiliknya saja yang tau.... Mungkin bagi keluarganya yang paham (tau passw) bakal di hapus itu account, tapi bagaimana dengan yang tidak paham atau tidak tau passwnya....

Dan tiba-tiba saja hari ini benar-benar yakin, dan seperti mendapatkan penjelasan dari pengamatan yang dilakukan otakku. "Apa memangnya yang dimaksud dari pertanggung jawaban foto pribadi setelah seseorang itu meninggal...?" Ya sebenarnya jawaban pastinya seh kagak tau, karena ini hanya analisa dan hal yang bisa aku tangkap, aku rasakan dan yang bisa aku terima dari penjelasan seabrek dari analisa si otak imutku (dasar otak yang demen berkeliaran, susah diam).

Seseorang yang sudah meninggal, sebenarnya beliau bahagia dalam artian beliau tenang dan senang di alamnya sana atau tidak itu bisa dilihat dari foto yang memperlihatkan wajah beliau; ini yang bisa tau ya hanya orang-orang yang mempunyai kepekaan lebih dan punya indra ke enam.

Bila keluarga ataupun teman yang di tinggalkan melihat album foto beliau secara spontan akan mengingatkan masa hidupnya beliau, dan itu akan memunculkan kenangan yang ditinggalkan entah itu kenangan baik ataupun yang buruk dan kesedihan yang ditimbulkan akan sampai kepada beliau walaupun sudah berbeda alam. Bisa saja ada orang yang dimasa hidup beliau masih memiliki dendam, ya namanya manusia walaupun sudah bilang iklas tapi belum tentu bisa benar-benar iklas 100% ( mungkin lho ya bagi sebagian kecil orang saja), bisa saja kenangan buruk itu teringat kembali dan masih menyisakan dendam maka tidak menutup kemungkinan membuat tidak tenang beliau yang sudah tiada.

Bila hanya foto itu ada di buku album foto saja toh yang bisa lihat hanya keluarga yang punya fotonya, jadi teringatpun tentunya hal yang baik, lalu akan mendoakan agar beliau tenang disana. Karena tidak mempungkiri seseorang yang sudah meninggal sejatinya masih ada kontak terhadap orang-orang yang ditinggalkan, terutama kepada orang-orang yang disayanginya semasa hidup Beliau mengamati tindak tanduk orang-orang yang ditinggalkan, bila seseorang itu berperilaku buruk maka beliaunya tidak tenang dan sedih, begitu pula sebaliknya jika yang ditinggakan baik maka beliau pun tenang. Apa lagi jika mendapatkan kiriman doa itu akan membukakan jalan terang bagi beliau untuk berada di tempat yang indah, biau pun juga akan memberikan rasa terima kasihnya dengan membantu agar setiap doa untuk setiap keinginan  yang dipanjatkan akan sampai kepada Allah, berdoalah yang baik ya agar selalu membawa kebaikan buat dirisendiri juga orang lain.

Mungkin itu juga yang dimaksud jika doa dan restu orang tua itu bisa membukakan jalan kesuksesan. Orang tua mendoakan yang terbaik dan doa itu akan dibantu oleh leluhur agar sampai kepada Sang Pencipta. Jadi jangan meremehkan silsilah dan melupakan leluhur yah, sering-sering kirim doa untuk beliau yang sudah meninggal dan untuk orang-orang tersayang yang ada di samping kita.

Eh begitu ga seh, malah jadi bingung nih. Tapi yang aku tangkap seh begitu.
Mohon maaf ya bila dalam tulisan ini dirasa aneh. Tidak ada maksud apa pun dengan tulisan ini, hanya saja tiba-tiba saja teringat dan ingin membuat coretan, yah walaupun di hati ada rasa takut saat ngerik tapi entah kenapa jari dan otak sepertinya sepakat dan kompak untuk menari dalam barisan abjad. Dan anehnya ingin banget segera nge-post coretan ini.
Sekali lagi mohon maaf bila ada yang tidak berkenan ya. (16/05/17)

:: Hanya menuangkan apa yang menjadi pikiran dan seperti ada desakan untuk memposting coretan ini.


0 komentar:

Posting Komentar