Satu lagi pelajaran yang aku dapat dari bapak:
Bila melakukan segala sesuatu harus iklas, jangan setengah-setengah, jangan ingin dibilang wah (pencitraan), jangan untuk dipamer-pamerkan.
Jangan pelit untuk membantu yang lain selagi kamu bisa bantulah.
Berikan apa yang kamu bisa, dan mesti dari kesadaran sendiri yang berasal dari hati bukan karena terpaksa,
bila mau memberi, berikan..., bila masih setengah hati mendingan jangan daripada menjadi ganjalan malah tidak menjadi berkah baik buat yang memberi maupun yang diberi.
Bila kepercayaan kita disalah artikan biarkan saja karena suatu saat orang tersebut akan menerima hasil dari perbuatannya itu sendiri.
Walaupun jika masalah uang tidak ada yang bisa dipercaya namun yakinlah masih ada orang baik diluar sana. Jadi tak perlu hawatir jika kamu ditikung teman sendiri, iklaskan karena bila niat kita baik niscaya yang sudah hilang akan kembali pada kita lagi.
Tak perlu "ngongso" lakukan sebisamu dan semampumu, bila sudah melampaui batas sudahi.
****
Jangan mudah percaya dengan perkatan yang memberikan janji-janji yang muluk.
Sebagai manusia sudah selayaknya untuk berjuang agar bisa lebih baik asal tidak melanggar norma dan etika yang ada.
Percayalah apa yang kamu inginkan bila kamu yakin suatu saat akan terwujud asal jangan berhenti untuk berusaha dan jangan meninggalkan ibadah.
Tidak boleh berhenti belajar..., sebagai orang tua hanya bisa memberikan bekal ilmu bukan warisan harta,
ilmu tak akan ada habisnya dan dengan ilmu jugalah kamu bisa dihargai dan bisa meraih apa yang kamu cita-citakan,
sedangkan jika harta dalam sekejap bisa habis, hanya mengajarkan kemalasan tak mengajarkanmu untuk bermimpi dan meraih kesuksesanmu sendiri.
****
TAK BOLEH MENGELUH DAN HARUS IKLAS DALAM MELAKUKAN SEGALA SESUATU.
LAKUKAN APA YANG KAMU BISA, JANGAN SELALU SUKA MENGANDALKAN ORANG LAIN. WALAU KAMU PEREMPUAN BERUSAHALAH MANDIRI.
NB:
Terima kasih ayah darimu aku belajar tentang apa itu kerja keras, mimpi dan kemandirian.
0 komentar:
Posting Komentar