26/10/14

Minta Satu Pelukan Sama Tuhan

Terkadang perkataanmu yang sebenarnya biasa saja pun bisa begitu berarti dan berpengaruh kepada orang lain

Kemaren tepatnya hari jumat dini hari aku membuat nangis orang, dia bukan seorang wanita melainkan pria. Tapi kali ini dia menangis bukan karena sakit hati ataupun tersakiti. Awal cerita ketika hari kamis, mungkin karena banyaknya pikiran hingga aku susah tidur bayangin saja baru tidur jam 11 malam eeh jam 1 dini hari sudah kebangun dan mata tidak mau dipejamkan hingga matahari kembali meringkuk di sarangnya. Kebetulan pada hari itu aku juga di sibukkan dengan bbm ya walaupun hanya beberapa orang tapi semuanya menuntutku untuk bercerita, mungkin kamis kemaren menjadi hari tersibuk untuk jariku.

Kembali lagi, aku memang lagi diskusi sama pria ini ya tepatnya seh meminta pendapat dengan sedikit argumen dan perdebatan belum lagi ditambah dengan kata-katanya yang gak aku mengerti, emang dasarnya saja otak lagi karatan hingga tidak bisa berpikir cepat. Meskipun yang lain sudah pada berhenti karena pembahasan sudah selesai juga karena jaringan yang lemot juga karena sudah larut malam kali ya sehingga mereka lebih memilih memeluk mimpi ketimbang ngerumpi denganku. Aku juga sempat ketiduran juga tapi gara-gara kebangun dan melihat lampu hp berkedip-kedip jadilah melanjutkan obrolan yang belum selesai ya sebenarnya hanya tinggal si cowok ini doank seh.

Hingga pukul 3:00 alarm di hp ku berbunyi di tengah obrolan aku menyela "sebentar mas ingin ketemu Tuhan dulu, lanjutiun saja jawabnya" aku pun berlalu dan setelah selesai aku membaca tulisannya "salam buat Tuhan", nah dari sinilah cerita dramatis ini bermula "kata Tuhan di suruh datang sendiri Dia kangen katanya" jawabku asal. "Bener Tuhan kangen, yo besok tak sowan kesana" setelahnya obrolan pun berlanjut membahas inti permasalahan namun itu juga ga lama karena dia pamit mau rehat. Sementara aku masih ketap-ketip di dalam kamar memandangi langit-langit kamar hingga terkadang ada desir ketakutan ketika pandangan mengarah ke sudut jendela dan terlihat gelap suasana di luar dari horden yang tersingkap karena terkena tiupan kipas angin, serem juga seh apalagi dari sore tadi aku sudah mencium bau asap rokok sedangkan di rumah tidak ada yang ngerokok, sedikit kebiasaan kalau malam jumat sering tercium bau rokok kadang malah bau bunga kantil kalau kaya gini cerita sama ibu pasti cuma bilang ga apa-apa trus malah di takut-takuti iiih emang anakmu ini penakut asal jangan nampak saja seh, hahahaha....

***
Hari jumat masih sama, melanjutkan membahas permasalahan yang sama meskipun sudah agak sedikit menyimpang tapi dikit, namun kali ini bedanya aku berkali-kali ga paham apa yang dia ucapkan. Oh ya sama seperti kemaren aku pamitan buat bertemu dengan Tuhan dulu, karena jam sudah menunjukkan pukul 20.00 mata sudah sedikit ngantuk makanya sebelum ketiduran mending sholat isya dulu, padahal ada niat tirakatan berhubung ini malam 1 suro. Setengah perbincangan dia mengatakan kalau sementara obrolan sampai disini dulu karena dia lagi fly otaknya sudah berat
"Non Tuhan nanyain ga" tanyanya tiba-tiba. 
"Itu lho di tanyain terus sama Tuhan"
"Iya besok-besok tak sowan"
"Besok itu ga ada habisnya"
"Ini sudah lama ga bisa kontrol" 
"Lha dirimu menikmati kok, lawan dari dalam. Coba minta 1 pelukan hangat dari Tuhan mas"
"Susah masih banyak yang ngajak. kalau obat bisa berhenti"

Berhenti juga karena sudah pernah sampai sekarat di ambang maut kalau enggak mungkin masih kali ya sampai sekarang.

"Semala kamu punya tameng gampang saja. Kalau mau maksiat ingat saja ibu"
"Tau sendiri aku sudah lama enggak berkomunikasi dengan Tuhan. Jangan sebut ibu"
"Kamu di dekati saja malah lari. Itu mujarap buat penangkal"
"Gak aah Dia yang menjauh"
"Kamu yooo"
"Nangis ini aku kalau nyebut ibu"
"Coba pejamkan matamu dan sebut namaNya pasti hatimu sedikit damai, hahahahha...., makanya jangan durhaka nanti kalau di balas anakmu gimana..."
"Ampun nonnnnn.... Aku sudah terlampau tinggi, up normal otakku"
"Di stop. Cukup ga perlu nambah. menepilah dan berbincanglah dengan hati, itu cukup membantu"
"Butuh orang yang bisa mengontrol. Aku sudah tidak punya teman yang bisa ngontrol aku"
"Coba berdiri di depan kaca, orang yang kamu lihatlah yang bisa ngontrol bukan yang lain"
"Iya, jangan buat aku menangis nonnn. Ampun nonnn....sedih aku"
"Puuk puuk puuk kamu bisa mas asal mau. Menangis juga tak mengapa biar lega"

Lama enggak ada balasan ternyata dia pergi ke suatu tempat.

"Sampai ga bisa ngomong aku. Jika diibaratkan main catur skak mat. Sumpah non yang bisa buat aku menangis cuma kamu, kakak perempuanku sama ibuku. Aku sudah sowan. Sampai habis air mataku (kaya judul lagu saja ya)
"Hu um, percaya. Gimana sudah tenang sekarang, Tuhan tersenyum kan kamu datang, enggak marah"
"Selalu dibalas dengan senyum. Sangat sangat hangat dan welcome"
"Ya sudah silahkan curhat saja semuanya Tuhan akan sabar mendengarkan. Gak bakal cerita juga dengan yang lain malah dikasih bonus pelukan"
"Gak bisa curhat hanya nyender saja di pundak"
"Ya itu juga boleh"
"Dibawah pengaruh alkohol saja masih diterima. Sampai aku di buntuti temenku tadi.
"Hahahahaha...."

Membayangkannya saja sudah membuatku tertawa coba bayangkan juga, cowok yang lagi fly sibuk dengan hp-nya tiba-tiba nangis di keramaian lalu dengan agak kesusahan berdiri sedikit sempoyongan berjalan menemui ke rumah Bundanya untuk meminta pelukan, teman-temannya yang keheranan melihat dia pergi memanggil-manggil namun tak dihiraukannya. Terus saja berjalan, selama perjalanan mata masih berlinang-linang bagai anak sungai habis hujan sedikit terisak dan ingus yang tak mau kalah derasnya. Hahahahha.... tak terbayangkan bagaimana kacaunya dia dan juga muka teman-temannya yang terheran-heran sedikit hawatir hingga membuntutinya pergi, membayangkan saja sudah bikin ketawa apalagi melihat sendiri dia pergi ga bilang sambil mewek pula.
"Gara kata-katamu, Coba minta 1 peluk sama Tuhan, beneran aku bisa nangis lebih dari satu jam"
"Ya dihabisin sekalian biar puas. Mungkin dengan tangis itu racun-racun dalam tubuh ikut keluar"
Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri ga perlu menyalahkan oranglain atau mencari kamping hitam tapi langsung saja berperanglah dengan dirimu sendiri. Kamu mau bangkit dan membutuhkan teman berkacalah bayangan itu yang akan membantumu, kamu berbuat jahat berkacalah salahkan bayangan itu, kamu berbuat baik berkacalah tersenyumlah dengan bayangan itu. sudah itu saja pesanku.
"Tadi aku disambut ibu-ibu pas di goa Maria.... manggil aku le (sebutan untuk anak laki-laki di Jawa) seperti anak sendiri. Malah ibu itu bertanya dari pulang kerja kenapa langsung ke Goa Maria"
"Ya ibu-ibu kaya gitu apalagi di desa, kamu cerita saja didengerin, minta 1 cerita dari mereka juga akan diberikan"
"Bisa balas budi ga ya non sama ibuku ?"
"Bisa, meski hanya kecil"
"Ga bakalan impas ya..."
"Cukup kamu sehat, sukses dan perhatian sama beliau itu sudah lebih-lebih. Ibu melahirkan bertaruh nyawa, belum merawatnya. Saat yang lain tidur ibu banguntengah malam nenangin bayinya yang menangis, ganti popok, buatin susu apalagi saat sakit ga tidur jagain terus"
Ibu kerja dari pagi, siang, malam ga ada habisnya. Kalau bapak kan hanya dari pagi sampai malam saja kan, saat bapak sudah tidur ibu masih beres-beres, nidurin anak, jahit sedangkan di pagi hari bapak masih enak tidur ibu sudah bangun nyiapin sarapan, bersih-bersih rumah, ngurus anak sekolah"
"Padahal kemaren pas kebanjiran order badanku rasanya seperti remuk...,lalu aku minta tolong ibu untuk mengoleskan minyak kayu putih badanku langsung enak. Butuh sentuhan ibu ternyata"
"Tangan ibu hangat. Sebentar mas gantian mau curhat sama Tuhan dulu"
"Bilangke aku sudah sowan ya"
"Gak perlu bilang Tuhan sudah tau, bahkan sebelum datangpun Tuhan sudah tau kamu mau kesana"

Teruslah berusaha hingga kau menemukan apa sebenarnya yang kau cari dan yang bisa menjadi pegangan hidupmu, tak perlu menjadi sempurna ataupun menjadi seperti malaikat cukup berusahalah selalu berbuat baik dan sebisa mungkin jangan menyakiti orang lain. Ayo kita sama-sama berjuang untuk lebih mengenal diri kita yang sebenarnya.

Aku masih ingat ketika kau mengatakan "kamu bisa mumet juga to non, kirain ga bisa" dan ketika aku mengatakan "lagi berusaha berperang dengan diri sendiri..." dan waktu itu kamu bilang jika melawan diri sendiri itu bukan hal yang mudah namun itu harus aku lakukan untuk menekan egoku, karena tak selamanya skenarioku digunakan oleh Tuhan seperti saat itu. Banyak rencana Tuhan yang lebih indah namun sebelum hadiah indah itu kita dapat sudah sepantasnya kita memenangkan riword dari setiap permaian yang sudah di tentukan oleh Tuhan jadi tetaplah semangat ya. Kamu bisa dan Tuhan akan selalu memberikan pelukan hangat dan tidak akan pernah meninggalkan kita barang sedetikpun, tersenyumlah untuk Tuhan, Berkaryalah untuk Tuhan dan tau kah banyak hal yang bisa di syukuri atas nikmat yang sudah diberikannya karena setiap ujian yang diberikan sebenarnya bukan emmbuat kita lemah namun untuk mempersiapkan kita menjadi tangguh dan di setiap kesulitan selalu ada makna yang terselip asal kita bisa jeli melihatnya.



Memory perubahan dari seorang teman.
ingatlah ini suatu hari nanti :)

0 komentar:

Posting Komentar