01/06/13

Tak Seperti ...

Sebagian manusia lebih suka melihat ke atas, itu karena sebagian besar yang berada di atas terlihat berkilau dari dan menawarkan banyak keindahan yang entah menyilaukan atau memanjakan mata yang melihat.
Keindahan langit bertaburkan kerlip bintang bersama awan yang seputih kapas berarak-arakan menjelajah langit biru, wajah rupawan yang mempesona dan berkarisma, kesuksesan dalam meraih impian, orang-orang hebat yang terkenal dan rupawan, dan lain sebagainya...

Dalam hidup manusia kebutuhan pokok atau primer ada 3 yaitu; sandang berupa pakaian, pangan atau makan, dan papan atau tempat tinggal namun karena kemajuan teknologi dan perkembangan jaman yang menuntut manusia untuk semakin konsumtif terlebih adanya ego dari ambisi dari masing-masing individu yang ingin selalu update dan tak mau ketinggalan dari teman-teman atau orang-orang yang ada di sekitarnya menjadikan manusia yang diperbudak dengan segala hal untuk menunjang keindahan penampilan.

Tak ada masalah bagi orang-orang tajir yang berlimpah materi, tapi bagaimana dengan yang hanya mempunyai pengahasilan pas-pasan hanya cukup buat mencukupi kebutuhan pokok saja...??! Ini juga sudah di pikirkan oleh para pengusaha untuk mengeluarkan produk-produk yang memasang target untuk kalangan menengah ke bawah. Jadi walaupun hanya mempunyai pendapatan yang pas-pasan namun tetap bisa mengikuti mode yang saat ini lagi in.

Sifat manusia yang enggak pernah puas bila sudah bisa mendapatka yang di inginkan akan berusaha mendapatkan yang lain atau hal sama namun yang lebih baik itu adalah manusiawi yang dimiliki setiap individu. Yang menjadi persoalan adalah bisa enggaknya tiap individu mengontrol setiap keinginan akan sesuatu yang sebenarnya tidak penting-penting amat bila tidak mau dibilang emosi sesaat untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi impiannya.

Bila menuruti keinginan ngalamat akan gali lubang tutup lubang untuk meng up-date penampilan agar tetap gaya dan bisa berada dalam lingkungan pergaulannya. Golongan ini akan lebih memilih memuaskan keinginan sesaat. Ada juga yang konsumtif cuma agar dapat masuk dalam satu kelompok pergaulan yang di inginkannya. Bahkan bisa menghalalkan segala cara demi sebuah kepuasan batin semata. Padahal semua itu hanya membuang-buang hasil jerih payahnya demi hal yang tak begitu bermanfaat.

Namun bagaimana bentuknya pilihan ada di tangan kita masing-masing. Tak ada yang dapat melarang ataupun menggurui sebab kebiasaan sudah masuk kedalam sifat manusia yang kedua jadi apapun keputusan kembali ke masing-masing individu. 

Related Posts:

  • Antara Cinta dan Maut Lebih baik bermain Cinta apa bermain maut ?? Lebih baik bermain maut... Karena jika kita bermain maut akan memberikan kematangan dalam berfikir dan bertindak, bisa membuat kita lebih maju dan terpacu untuk memperbaiki ke… Read More
  • Menggenggam untuk Melepaskan " Tak ada yang abadi.... " Sepenggal kalimat ini pastinya tak asing ditelinga kita apalagi kalimat ini sering dijadikan lirik lagu dari beberapa penyanyi di negeri ini. Namun apakah semua orang yang mendengar mengetahui d… Read More
  • Tanggal 21 Bulan 12 Tahun 2012 Kalender suku maya yang berakhir pada tanggal 21 bulan 12 tahun 2012 banyak di implementasikan sebagai akhir dari dunia. Memang ramalan itu tidak terbukti namun pada tanggal 21 bulan 12 tahun 2012 ada fenomena yang dinamakan… Read More
  • Generasi merunduk Kemarin saya membaca di salah satu jejaring sosial ada yang membahas tentang generasi menunduk, setelah saya baca merasa tersindir juga deh akhirnya. Saya merasa terjebak dalam dunia yang disebabkan oleh perkembangan teknolo… Read More
  • Imaji dalam Bayangan Serasa terasing, sering terngiang dalam benakku sekelebat bayangan saat memandang sekeliling semuanya seakan tak ada arti dan asing bagiku. Aku kangen pada satu masa dimana ada keteduhan dengan suasana sepi dan asri aaah...… Read More

0 komentar:

Posting Komentar