17/06/13

Panti Asuhan Cacat Ganda

Alhamdulillah kemaren hari sabtu (15/06) sebuah nazar dan sedikit penghasilan yang sudah aku sisihkan dari penjualan dagangan online-ku dan memang dari awal jualan sudah aku niatkan menyisihkan sebagian untuk membantu sodara-sodara kita yang lebih membutuhkan sudah sampai kepada sodara-sodara di panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah jalan Tlogomulyo kelurahan Tlogomulyo-Semarang.

Sebelum menempati lahan yang sekarang, ibu Rahma mengasuh anak-anak yang memiliki cacat ganda ini di rumah orang tuanya di kelurahan Bangetayu. Namun masyarakat mulai tahu dengan aktifitas ibu Rahma dan sebagian masyarakat merasa cemas dengan keberadaan anak-anak ini, warga merasa takut bila anak-anak cacat yang ibu Rahma asuh ini membawa penyakit menular dan dianggap mengganggu pemandangan sehingga Ibu Rahma memutuskan untuk pindah dari tempat itu. Dengan ketegaran hati dan kebulatan tekat untuk mengasuh anak-anak ini lalu ibu Rahma mengontrak rumah di kelurahan Sembungharjo, bersama teman-teman yang membantunya selama ini untuk mencukupi kebutuhan dari anak-anak di panti ini. Di rumah kontrakan ini puun lagi-lagi ibu rahma menerima keluhan dari warga yang merasa keberatan dengan panti asuhan tersebut. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi ibu pada saat itu di satu sisi ingin membantu anak-anak ini disisi lain lingkungan dimana dia tinggal memusuhingga.

Tak ada kata menyerah, dengan kebulatan tekat untuk membantu anak-anak cacat ini Ibu Rahma pun membeli tanah di jalan Tlogomulyo dengan cara kredit. Selain menggunakan dana pribadinya dari honor mengajar untuk mencukupi kebutuhan anak-anak ini, ibu juga menggunakan dana dari sumbangan para donatur dan dari Dinas Sosial kota semarang. Selain itu untuk mencari pengasuh membantu menjaga dan mengurus anak-anak inni pun tak mudah sudah sering pengasuh keluar karena tak sanggup untuk mengurus anak-anak ini yang memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang sangat tinggi dalam mengurusnya.

Hingga saat ini Panti asuhan ini dalam proses pembangunan. Untuk menuju kesana mungkin harus bertanya beberapa kali karena memang tempatnya yang jauh dari jalan raya dan di sekitarnya juga masih berupa area persawahan dan masih sedikit rumah-rumah yang dibangun di tempat itu. Namun jangan khawatir karena dari jalan menuju panti sudah ada papan penunjuk arah dan bila masih ragu tidak ada salahnya untuk bertanya kepada warga sekitar.
Dalam ruangan yang tak begitu besar berjajar boks bayi yang terbuat dari besi yang agak tinggi dengan alas springbed dan bantal yang dibungkus dengan kulit initasi ini agar memudahkan dalam pembersihan dan agar tidak cepat kotor. Di panti ini sekarang menampung 19 orang anak yang rata-rata kesulitan untuk bicara dan tidak dapat berjalan.

Bila anda berkunjung ke panti, anda akan disambut senyum ramah dari anak-anak ini yang seakan mengajak anda untuk bercanda dan bermain bersama. Bagai masuk di dunia baru saat memasuki ruangan dan melihat beberapa anak yang hanya bisa terbujur di tempat tidur sambil melihat ataupun mendengar teman-teman mereka yang bersedau gurau. Mereka yang lahir dengan kekurangan dan hidup sebatang kara saja masih bisa tersenyum gembira lalu mengapa aku yang diberi kesempurnaan bisa kesana kemari dan masih memiliki keluarga utuh masih saja merajuk dan berkeluh kesah mempertanyakan keadilan. Sungguh malu aku yang tak bisa bersyukur dan tak dapat menciptakan pelangi dalam hidupku sendiri. Masihkah pantas aku berkoar-koar menyuarakan ketidak adilan....???! Terimakasih adik-adiku yang manis karena kunjungan kemaren telah membukakan setitik cahaya yang ada di hadapan. Demi mendapatkan pijar yang hanya terlihat semu aku melupakan semua nikmat yang telah Tuhan berukan untukku selama ini.

 
Coba lihat kedua anak ini apakah diantara keduanya terlihat mirip....??? Mereka berdua adalah kakak beradik yang berada di panti entah bagaimana hingga mereka bisa sampai disini apakah dibawa dari dinas sosial atau di antarkan oleh keluarga atau ditemukan entahlah karena saat berkunjung ibu belum pulang dari mengajar mungkin suatusaat ketika mendatangi panti dan bertemu ibu akan jelas semuanya. Mereka mengalami kelumpuhan dan tak dapat bicara namun si adik (yang pakai baju kuning) sedikit beruntung karena masih bisa duduk bersandar dan masih bisa berinteraksi. Bahkan waktu di suapi pas makan siang pun sempat bercanda dengan mencubit teman yang menyuapinya (hahahha..., lucu juga liatnya)

Anak ini mengalami kelumpuhan total hanya bisa menggerakkan satu tangannya saja itupun juga tak sepenuhnya sempurna, namun seakan dia berinteraksi dan berbicara lewat matanya.

Tak jauh beda anak ini mengalami kelumpuhan dan tak bisa bicara namun masih bisa duduk dan kedua tangan masih bisa berfungsi walau dengan gerak lambat. waktu pulang pas pamitan dan salaman sempat aku kebingungan karena disuruhnya menyentil gelang-gelang yang dia kenakan. entah deh maksudnya apa karena saat itu dia juga bagai mau lepasin gelangnya. Andai aku tau maksud kamu ade. tapi aku sempat tos ama sia lho yeee..... 
Ini kelihatannya anaknya agak nakal namun baik kok bila disapa dia akan tertawa gembira. Kedua tangannya di ikat ini agar dia tidak melukai orang lain karena dia akan menggeret-geret orang yang ada di sekatnya dan juga akan membentur-benturkan kepalanya sendiri ke tembok maupun besi tempat tidurnya.

Bocah 10 tahun ini hanya bisa tergolek di tempat tidur tanpa bisa melakukan apa-apa bahkan untuk makan pun dia menggunakan cereal atau bubur bayi yang di encerkan dan ditaruh kedalam botol agar bisa masuk, itu pun juga botol harus di pegangi dan sedikit-sedikit agak tumpah.

Salma bocah perempuan ini berusia 2 tahun dulu dia ditemukan dalam kardus yang diletakkan di pinggir jalan tol. Oleh dinas sosial Salma dititipkan di panti ini. Namun menurut cerita Salma mengidap penyakit yang ususnya tidak bersatu (pisah), berkat dana dari donatur akhirnya salma di operasi tapi dia menderita asma yang tidak boleh terkena debu. Maka dari itu salma dipisahkan di ruangan lain agar penyakitnya tidak mudah kambuh. Anaknya gemesin dan lucu.

Walaupun dia memiliki kaki yang tidak sempurna namun tergolong pintar dan punya empati tinggi dengan teman-temannya. Saat yang tidak kebagian untuk menyuapi temannya dia bertanya mau nyuapi siapa dan saat pengasuh memberikan makanan botol pada salah satu teman dengan sigap menghampiri dan menawarkan diri untuk memeganginya.

Yang satu ini bisa dibilang anak baru dia berasal dari kota Solo dan di titipkan di panti karena ibunya sudah meninggal dan ayahnya sibuk dengan pekerjaannya. Saat datang anak ini tidak mau makan nasi hanya makan chikei dan itu juga hanya di remat-remat saja enggak di makan. Dia agak pendiam dan belum bisa berbaur dengan teman-teman yang lain namun begitu katanya dia masih suka mengacak-acak barang yang ada di sekelilingnya. 

Suasana Makan siang
Bila waktu makan siang tiba anak-anak ini akan membantu teman-teman yang lain untuk makan dengan cara menyuapinya hingga makanan itu habis.

Demi temannya dia rela mengindahkan makan siangnya dan memilih untuk menyuapi hingga makanan dalam piring ini habis.

Lihatlah mereka tanpa disuruh langsung manjat boks tempat tidur dan menyuapi temannya, dengan sabar mengikuti kemanapun temannya ini bergerak dan mengarahkan piring tepat di bawah mulut agar makanan tidak tumpah kemana-mana.


Walau dengan keterbatasan namun anak-anak ini tau tatacara makan yang baik dan selalu berdoa sebelum makan. Menyantap apa yang sudah dimasak tanpa mengeluh dan protes.

Walaupun di panti dan hidup dengan keterbarasan namun mereka tau bagaimana menghargai dan berempati dengan sesama, bahkan saat anda berkunjung mereka juga akan memberikan suasana yang benar-benar tenang dan seakan tanpa batas. Sungguh mulia hati Ibu Rahma, memberikan perhatian dan cinta kasihnya kepada anak-anak cacat ganda.

Bila ingin melihat Foto-foto yang lain silahkan klik disini

Bila teman-teman berkenan berbagi keceriaan silahkan datang dan memberikan senyum kepada mereka. Karena di Panti Anda akan mendapat begitu banyak pelajaran yang tak bisa dijabarkan oleh kata maupun logika. Senyum ketulusan adalah milik mereka, bersama merajut pelangi dengan asa yang tersisa. (L)


0 komentar:

Posting Komentar