28/06/13

Tak Ada yang Sama

Bila membicarakan tentang pendapatan dan gaya hidup sering aku merasa heran walaupun itu semua hanya "wang sinawang". Tanpa mau membandingkan atau iri dengan apa yang orang lain telah capai namun tak jarang saat bincang-bincang sama teman selalu timbul pertanyaan, kok bisa begitu yaaa.....???! Kita selama ini bekerja yang sudah bertahun-tahun uang gak pernah "nyantel", gajian uang bagai numpang lewat masuk rekening kemudian di bagi-bagi dalam posnya masing-masing dan setelah pertengahan bulan tinggal melakukan aksi "ngirit" biar uang yang masih tersisa bisa mencukupi buat makan. Bukan itu saja bahkan untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari pun kadang perlu pertimbangan apakah barang itu benar-benar darurat di perlukan apa masih bisa nunggu sampai akhir bulan hingga hari gajian itu datang.

Sedangkan bila melihat orang-orang lain yang berpenampilan modis mengikuti mode yang lagi in saat ini, tanpa maksud menyombongkan diri bahkan banyak juga melihat teman, tetangga, maupun orang-orang lain bisa berpenampilan glamor. Apalagi saat melihat orang-orang yang bekerja di pabrik garmen mereka saja bisa membangun rumah, memakai perhiasan komplit, pakaian juga modis padahal bila dilihat penghasilan mereka dibawah aku tapi mereka bisa beli macam-macam sedangkan aku uang jarang bisa ngumpul. Padahal aku juga bukan penggila belanja dan suka hura-hura.

Ya, iyulah hidup yang bagai roda pedati yang selalu berputar kadang berada dibawah dan kadang berada di atas. Saat berada dibawah tak boleh patah semangat ataupun hanya ongkang-ongkang namun butuh usaha dan kerja keras menjemput kesuksesan biar ada perubahan yang lebih baik sehingga suatu saat meraih sukses berada di puncak tertinggi. Ketika dipuncak tertinggipun jangan langsung terlena dan melupakan perjuangan saat merangkak dari bawah untuk besa sukses. Inilah yang sering orang-orang lupakan, ketika kesuksesan ada di depan mata mendapatkan dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkan membuat kita terlena dan berlaku sombong. Menganggap yang ada di bawah hanya sampah dan perusak tatanan, sebagai pelengkap dan pemuja mereka namun tanpa disadari sikap seperti itulah yang akan membuat mereka terjelembab kebawah kembali.

Saat berada diatas disaat senang kita lupa dengan pemberi segala yang kita punya namun saat kita berada dibawahlah kita bisa ingat dan menyadari bahwa semuanya tak ada yang abadi segala yang kita dapat adalah bentuk dari sebuah titipan yang setiap saat bisa diambil tanpa bisa ditawar dan dicegah. (L)


0 komentar:

Posting Komentar